Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Gairah Liar Pembantu Lugu
Jangan Main-Main Dengan Dia
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
Suamiku Ternyata Adalah Bosku
C
"Laura, Kamu ingat kan dokter muda yang menjadi narasumber Saat kuliah umum tentang kesehatan alat reproduksi di aula fakultas kedokteran kemarin?" Raisa bertanya dengan wajah serius.
"Ingat. Yang dokter Davin itu kan?" Jawabnya. Raisa mengangguk mengiyakan. "Kenapa emangnya?" Lanjutnya lagi.
Raisa tak langsung menjawab. Ia mengembangkan senyumnya sedikit pada Laura membuat Laura langsung menautkan alisnya, "Hukuman kamu akan ada hubungannya dengan dokter tampan itu."
"Ha? Maksudnya?"
Raisa memutar bola matanya malas. "Maksudnya itu, karena kamu kalah dari permainan yang kita buat kemarin, aku dan Olim udah sepakat kalau hukumannya, kamu harus tidur dan lakuin hubungan badan sama tu dokter."
Bagaikan petir di siang bolong, Laura yang belum siap menerima pernyataan tersebut masuk ke telinganya, langsung tersedak dengan minuman yang baru saja ia teguk. Ia menepuk-nepuk dadanya kuat sambil menatap Raisa dengan tatapan horor.
"Kamu gi la?" pekiknya tak percaya.
"Enggak. kita berdua waras dan sangat waras. Jadi hukuman itu memang sudah aku dan Olin pikirkan dengan matang-matang." Raisa melirik Olin yang ada di sampingnya. Gadis berkacamata itu langsung mengangguk mengiyakan.
"Iya Laura! Gak perlu rekaman video, rekaman suara desa han kalian berdua aja udah cukup sebagai bukti." kali ini Olin ikut menimpali dengan tambahan syarat. Dan Laura semakin dibuat membelalak.
Olin, sahabatnya yang paling polos di antara mereka bertiga bisa-bisanya ikut menimpali dengan ide gila yang tak masuk akal seperti ini.
Laura menggeleng kuat, "kalian gila sumpah. Aku nggak mau. Kalau ngide itu yang ngotak dikit lah." Protesnya tak terima.
"Itu udah yang paling ngotak ogeb. Tapi terserah kamu aja sih. Kalau gak mau laksanain hukuman, ya kamu tinggal serahin tu mobil di depan sama kita."
"WHAT?? Nggak! nggak! nggak!Sahabat macam apaan kalian! Itu mobil Dean, hadiah ulang tahun dari Papinya. Bisa diusir aku dari apartemen. Nggak nggak.!"
"Ya udah, lakuin aja atuh non.! Toh kamu nanti bakal ketagihan. Karena memang seni kmat itu. Nik mat banget malahan." Laura seketika bergidik ngeri menatap Raisa yang masih asik berceloteh gi la.
"Kalau kamu setuju! kita lanjutkan. Namanya Davin Alexander Hutama, seorang dokter di Alexander Hospital. Anak dari pemilik Alexander Company dan jadi penerus satu-satunya semua aset Alexander. Dia tinggal di Apartemen mewah Diamond lantai 5. Umurnya masih 27 tahun." jelasnya sembari menatap Laura dengan tatapan serius.
Laura menggigit bibir bawahnya bingung. Banyak pilihan berputar-putar di otaknya saat ini. Kalau dia terima, kepe rawanan yang ia jaga selama ini akan lenyap begitu saja. Tapi kalau dia tolak, mobil Dean akan melayang dan dia akan diusir dari apartemen. Jadi gembel mendadak dong dia.? Hiiiiii!.
Laura terdiam. Hatinya berkecamuk dan otaknya benar-benar kacau. Semua ini berawal dari permainan tebak-tebakan gi la nya satu Minggu yang lalu.
--
--
Satu Minggu Yang Lalu,
Laura, Raisa dan Olin tengah duduk santai di kantin jurusan saat netra mereka menangkap sosok Lia yang sedang bercanda bersama beberapa orang yang mereka kenal.
Tapi bukan Lia yang tengah asyik bericara yang menjadi target mereka sekarang, melainkan tentang pera wan atau tidaknya gadis yang tengah bercanda di hadapan para laki-laki itu.
"Lihat tu, dia memiliki tatapan yang begitu polos. Aku yakin Lia udah nggak tersegel lagi. Alias udah nggak pera wan!." ceteluk Raisa tiba-tiba dan tentu saja langsung menarik perhatian Laura dan Olin. Keduanya langsung menatap ke arah Lia.
Diantara mereka bertiga, Raisa lah yang bicaranya paling fro ntal. Pernah suatu hari Raisa yang kesal dengan salah satu mahasiswa cowok di jurusanya, tiba-tiba saja meneriaki lelaki itu ber 'burung' kecil dan tak akan bisa memu askan wanita. Gila bukan!? Seperti itulah Raisa. Mungkin karena perawakan Raisa yang juga sedikit tomboi.
"Jangan asal tebak kamu. Tahu dari mana?" tanya Olin namun juga penasaran.
"Iya ih Rai! asal nyeletuk aja tu mulut!" timpal Laura.
"Kalian nggak percaya?" tanyanya yang langsung mendapat gelengan dari dua sahabatnya itu. "ck! Karena faktanya memang, wajah polos kayak gitu biasanya cepat banget pera wannya diambil cowok.!" Lanjutnya yakin. Namun celetukan dari Raisa membuat Laura seketika mendengus kesal.
"Gak juga, contohnya aku."
"Itu kamunya nya aja yang sok polos. Zaman sekarang nggak nge s e ks itu nggak seru."
"Gila kamu! Istilah dari mana tu?"
"Kamu yang gila!. Kurang piknik sih tu otak. Pokoknya aku yakin si Lia udah gak pera wan.!" kekeuh Raisa. Sedangkan Laura dan Olin hanya melongo melihat keyakin Raisa dengan pendapatnya.
"Gimana kalau kita taruhan. Aku yakin Lia masih virg in." Tantang Laura Secara tiba-tiba.