searchIcon closeIcon
Batalkan
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TULPA

Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+

Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+

Callista Ivan
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Romantis R18+Cinta pertamaPerkosaanBudak seksualMenarikBeruntungUrbanMiliarderTempat kerja
Unduh Buku di App

TULPA

1. Lilin 

Aku tersenyum tipis, terharu akan kejutan dari sang mama yang kini berdiri di depanku seraya membawa sebuah roti ulang tahun. Ya, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-lima belas tahun. 

"Ayo tiup lilinnya, sebelum itu mintalah permohonan," ujar mamaku. 

Kupejamkan kedua mataku. Menyatukan kedua tangan, terkepal kuat di depan dada. Hanya satu yang kuinginkan. Aku hanya ingin sosok pangeran untuk hadir di kehidupanku. Setelahnya, membuka mata dan meniup lilin berbentuk angka itu. Aku tersenyum, melihat mama yang bertepuk tangan senang. Bukan seperti ulang tahun pada anak-anak lainnya yang ramai akan kehadiran sosok teman, kado, lalu perhiasan di mana-mana. Ulang tahunku sederhana, hanya satu buah roti ulang tahun dan lilin. Selebihnya tidak ada. Teman? Ya, aku memang tidak memiliki seorang teman. Ditambah lagi dengan sifatku yang tidak peduli sekaligus pendiam, membuatku susah mendapatkan seorang teman. Dan malam ini, aku meminta seseorang datang dalam kehidupanku. Seperti pada ulang tahun yang sebelum-sebelumnya. 

***

"Kejora, sepertinya nanti malam mama akan pulang terlambat. Kamu di rumah, jaga diri baik-baik." 

Aku menghela napas. Lagi-lagi, mamaku harus bekerja lembur untuk menafkahi hidup kami. Setelah lima tahun ditinggal pergi almarhum ayah, mama begitu sibuk mengurusi perusahaan mendiang sang ayah. Pagi hari sudah berangkat, pulang malam hari. Jujur saja, aku mencemaskan kesehatan mama. 

"Jangan lupa istirahat, Ma," ucapku. Mama hanya tersenyum. Lalu, kembali sibuk mengolesi roti lapis dengan selai kacang untukku. 

Setelahnya keheningan melanda. Kami sama-sama sibuk menikmati menu sarapan kami. Beberapa menit kemudian, mama bangkit dari tempat duduknya disusul olehku. 

"Ayo, mama antar ke sekolah." Aku hanya mengangguk dan mulai memakai tas sekolahku. 

Sembari menunggu mama yang tengah memanggil Bi Sum–pembantu rumah kami, aku memilih masuk terlebih dahulu ke dalam mobil seraya mendengarkan musik menggunakan earphones. Suara pintu mobil yang ditutup, menyadarkanku dari larutan melodi indah yang tengah kudengarkan. Menoleh, mendapati mama yang mulai menyalakan mesin mobil. Tidak ada obrolan yang kami lakukan. Aku sendiiri, tidak tahu harus memulai obrolan dari mana. Sehingga akhirnya, aku memilih menatap keluar jendela, masih dengan mendengarkan musik dari earphones. Mobil kami mulai memelan, hingga akhirnya berhenti tepat di depan gerbang sekolahku. Menghela napas pelan, sebelum akhirnya melepaskan tali pengaman. Mencium punggung tangan mama. 

"Hati-hati di jalan, Ma." 

Setelahnya, mobil mama melenggang pergi. Menyisakan diriku yang masih berdiri di depan gerbang sekolah dengan wajah kusut. Bukan tanpa alasan, jika diberi pilihan antara sekolah dan rumah, lebih baik aku berada di rumah. Membaca novel atau bahkan menonton film. Daripada harus meladeni beribu tatapan yang selalu dia dapatkan. Dan yah, semua itu kini mulai terjadi. Saat langkahku baru saja menginjak di halaman sekolah, semua mata menatapku takut, mengejek, kasihan, dan masih banyak lagi. Menghela napas kasar. Ini belum apa-apa, karena .... 

"Hei lihat! Gadis gila itu masih saja berani menginjakkan kaki di sini. Kenapa pihak sekolah tidak membawanya ke rumah sakit jiwa saja sih?" 

Hah, baru saja akan dibicarakan, gunjingan itu meluncur bebas dari mulut Diana yang notabenenya adalah teman sekelasku. Aku hanya memasang wajah datar, mencengkeram erat tali tasku, mencoba untuk bersabar. 

Baca Sekarang
TULPA (Permainan Cinta)

TULPA (Permainan Cinta)

Kynara
"Gadis gila!" Itulah panggilanku di sekolah, hanya karena aku sering berimajinasi, mereka menganggapku demikian. Tetapi, aku tidak peduli. Imajinasi adalah hidupku! Hingga suatu hari, salah satu rangkaian imajinasi yang kubuat menjadi nyata! Sang pangeran telah datang untuk menemani sang putri ya
Anak muda MisteriFantasiCinta segitigaCinta pada pandangan pertamaMenarikTampan
Unduh Buku di App
TULPA Wattpad IndonesiaTULPA novel gratis tanpa aplikasiTULPA gratis tanpa beli koin dan offlineTULPA
Yuk, baca di Bakisah!
Buka
close button

TULPA

Temukan buku-buku yang berkaitan dengan TULPA di Bakisah. Baca lebih banyak buku gratis tentang TULPA Wattpad Indonesia,TULPA novel gratis tanpa aplikasi,TULPA gratis tanpa beli koin dan offline.