searchIcon closeIcon
Batalkan
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pandu Kesatria Genda Yaksa

Gairah Citra dan Kenikmatan

Gairah Citra dan Kenikmatan

Juliana
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Romantis R18+KeluargaFantasiPengkhianatanCinta yang dipaksakanBudak seksualJeniusUrban
Unduh Buku di App

"Mas! Ini serius boleh di tanamin bunga sama aku?" teriak Zita sambil memegang skop kecil dan bibit bunga di tangannya.

"Hm," jawab Pandu sembari bermain game di ruang tengah rumah mereka di kota Dumai.

"Bibit bunganya hidup nggak di tanam di sini?! Nanti mati belum keluar pucuknya?" Masih berdiri di pintu ruang tamu, Zita menatap suaminya yang mengangguk.

"Mas!" Panggil Zita lebih kencang. Pandu menoleh.

"Tanam aja, kalau mati, tanam lagi yang baru." Sahutnya santai dengan nada suara beratnya.

"Aku tanam bunga bangke sekalian aja kalau gitu." Ambek Zita.

"Ide bagus, Zit! Kamu bisa masuk TV karena rumah kita viral, ada bunga bangkenya." Sahut Pandu lagi. Zita kesal, baru pindah setelah satu minggu menetap di hotel, mendadak ia emosi karena Pandu terlalu cuek, santai dan masa bodoh dengan apa saja yang istrinya lakukan itu dengan semua yang ada di rumah.

Zita senang menanam bunga, beruntung halaman rumah itu masih bisa ditumbuhi rerumputan walau cuacanya panas terik. Ia belum sempat berkenalan dengan tetangga, karena lagi-lagi, Pandu mager kalau udah di rumah.

Tak lama kemudian....

"Zit! Zita!" Panggil Pandu dari dalam rumah. Wanita yang sadar namanya di panggil, sontak mematikan keran yang tersambung dengan selang, karena ia sedang menyiram bibit tanamannya.

"Ya," jawab Zita sudah berdiri di dekat suaminya itu.

"Makan, Zit, laper." Tatap Pandu sembari tersenyum. Pandu tak lagi brewokan, sesuai janji, suaminya itu mencukur hal yang membuat Zita sebal.

"Makan mie instan mau? Kamu tau kan aku--"

"Nggak bisa masak. Tau, yaudah bikinin, pake telor, cabe rawitnya tiga."

"Ya." Zita lalu berjalan melewati Pandu yang melirik seraya mengulum senyum. Kegiatan Zita di dapur masih bisa dilihat Pandu, rumah itu tak besar. Ruang tamu kecil, ruang tengah yang jadi satu dengan ruang makan, lalu dapur, ruang jemur baju di dekat dapur, dan dua kamar, rumah type 36 itu cukup bagi mereka.

"Zit, aku udah ngurus surat numpang nikah, tapi nggak bisa bulan depan ke Yogyanya, gimana?" Pandu bertanya dengan mata menatap layar televisi 52 inch dengan stik PS di tangannya.

"Gimana apanya?" Zita balik bertanya. Pandu menekan tanda henti sementara dibenda yang sedang ia pegang.

Saatnya isengin Zita. Ucap Pandu dalam hati.

Grep.

Tangan Pandu memeluk pinggang istrinya dari belakang. Zita berdiri mematung.

"Lepas. Mas! jangan sampai nih air kuah mienya tumpah ke mana-mana." Kesal. Zita jelas kesal, karena perjanjiannya kan, harus nikah sah di negara baru ada kegiatan enak-enak. Lagi pula, surat keterangan nikah agama dan sementara itu, juga tak bisa dilaporkan ke kantor untuk catatan fasilitas kesehatan dari kantor Pandu untuk Zita.

"Terus kapan, Zita sayang," ledek Pandu. Ujung hidung bangir Pandu menggesek wajah Zita yang memilih menjauhkan wajahnya dari hadapan Pandu.

"Mas! Ih! Jangan ngarep sebelum aku pegang buku nikah." Ia melepaskan pelukan tangan Pandu.

"Oke. Gini aja kalau gitu." Pandu menangkup wajah Zita. Dengan cepat pria itu mengecup berkali-kali bibir Zita. Dasar modus. Awalnya iseng, ujung-ujungnya nyosor. Zita protes, ia menghapus jejak bibir suaminya dengan punggung tangan. Kedua matanya menatap tajam. Ia menginjak kaki Pandu sekuat tenaga lalu membawa mangku berisi mie rebus telor extra rawit tiga ke meja makan. Pandu cekikikan, tapi seketika ia syok. Zita menikmati mie rebus requesannya dengan santai. Mengabaikan dirinya yang lapar.

"Heh anak kecil! Aku yang minta. Sini!" tegur Pandu. Zita melirik sinis, ia memunggungi suaminya. Menikmati mie rebus yang buru-buru ia tiup lalu menikmatinya. Pandu menelan ludahnya, ia lapar, auto ngiler.

Baca Sekarang
Dinikahi Mas Pandu

Dinikahi Mas Pandu

Rianievy
Setelah dilamar dan menikah dalam kurun waktu 4 jam, kini Pandu dan Zita memulai hidup baru di kota tempat Pandu bekerja di perusahaan minyak negara. Zita selalu dibuat kesal oleh suaminya sendiri, sampai ia bersumpah tidak akan mudah luluh dengan godaan suaminya yang masih belum bisa mendapatkan
Modern
Unduh Buku di App
Pandu Kesatria Genda Yaksa Wattpad IndonesiaPandu Kesatria Genda Yaksa novel gratis tanpa aplikasiPandu Kesatria Genda Yaksa gratis tanpa beli koin dan offlinePandu Kesatria Genda Yaksa
Yuk, baca di Bakisah!
Buka
close button

Pandu Kesatria Genda Yaksa

Temukan buku-buku yang berkaitan dengan Pandu Kesatria Genda Yaksa di Bakisah. Baca lebih banyak buku gratis tentang Pandu Kesatria Genda Yaksa Wattpad Indonesia,Pandu Kesatria Genda Yaksa novel gratis tanpa aplikasi,Pandu Kesatria Genda Yaksa gratis tanpa beli koin dan offline.