searchIcon closeIcon
Batalkan
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

GANTENG GANTENG PELIT

Hasrat Liar Istri Hyper

Hasrat Liar Istri Hyper

kodav
Zara adalah wanita dengan pesona luar biasa yang menyimpan hasrat membara di balik kecantikannya. Sebagai istri yang terperangkap dalam gelora gairah yang tak tertahankan, Zara terseret ke dalam pusaran hubungan terlarang yang menggoda dan penuh rahasia. Dimulai dengan Pak Haris, bos suaminya yang memikat, kemudian berlanjut ke Dr. Zein yang berkarisma. Setiap perselingkuhan menambah bara dalam kehidupan Zara yang sudah menyala dengan keinginan. Pertemuan-pertemuan memabukkan ini membawa Zara ke dalam dunia di mana batas moral menjadi kabur dan kesetiaan hanya sekadar kata tanpa makna. Ketegangan antara kehidupannya yang tersembunyi dan perasaan bersalah yang menghantuinya membuat Zara merenung tentang harga yang harus dibayar untuk memenuhi hasratnya yang tak terbendung. Akankah Zara mampu menguasai dorongan naluriahnya, atau akankah dia terus terjerat dalam jaring keinginan yang bisa menghancurkan segalanya?
Romantis R18+MenegangkanPengkhianatanHubungan rahasiaBudak seksualCabul LicikMenarikUrban
Unduh Buku di App

"Mana uangnya Dek?" tanya Mas Pram suamiku, seraya menadahkan tanganya kepadaku.

Aku yang baru pulang langsung disambut Mas Pram, dengan menanyakan gajiku. Ini sudah menjadi rutinitas dia setiap bulan, meminta gajiku, kemudian menyimpannya. Meski berat hati kukeluarkan juga amplop coklat yang berisi gaji dari tasku.

"Ini Mas," ucapku, menyodorkan amplop pada Pria empat puluh empat tahun itu.

Suamiku mengambil amplop dari tanganku, mbukanya, kemudian menghitung kembali uangnya.

"Yang dua ratus kemana?" tanya suamiku dengan tatapan penuh selidik.

"Hhh ...." Aku menghela nafas, membuang sesak yang tiba-tiba menyergap.

Sudah kuduga, dia akan menanyakan uang yang sudah aku gunakan itu. Padahal aku ingin sedikit menikmati gajiku, sekedar beli gamis murah, yang penting bisa buat gonta ganti, tapi Mas Pram seolah tak rela. Padahal itu hasil keringatku sendiri.

"Tadi ada temen bawa gamis Mas, Murah-murah, bagus-bagus. Temanku banyak yang beli, jadi aku ikutan beli satu. Kan gamisku sudah banyak yang lusuh, sekalian nglarisin dagangan temen. Dia itu masih honorer, dia jualan baju buat tambah-tambah. Dengan membeli dagangannya, aku sudah membantu meringankan sedikit bebannya, itung-itung menolong lah, Mas" jelasku kemudian

"Ini yang aku nggak suka dari kamu, boros. Suka belanja barang yang tidak perlu," sergahnya.

"Nggak perlu gimana? Orang gamisku sudah lusuh semua! Aku cuma beli satu, itu pun yang paling murah. Aku malu, tiap pergi kondangan pakai gamis yang itu-itu saja," gusarku.

"Kan bisa di akal. kamu pergi sehabis ngajar, pas masih pakai seragam," ucap suamiku datar.

"Kalau acaranya malam, masa iya pakai seragam sih, Mas!" ketusku.

"Kamu itu ya, dibilangin suami ngeyel terus! Kamu tahu dosa nggak!" Suara Mas Pram mulai naik satu oktaf.

"Habisnya aku sebel sama kamu, Mas. Beli gamis murah aja dipermasalahkan, bagaimana kalau aku kayak orang-orang? Tiap habis gajian, ke mall borong macam-macam, Kamu bisa marah tujuh hari tujuh malam!" ucapku sengit.

"Hhh ...., sudah lah Dek. Kamu jangan ikutan-ikutan orang! Mereka penampilannya saja yang wah, tapi nggak punya apa-apa. Lebih baik terlihat sederhana, tapi aslinya kaya," ucap Mas Pram dengan suara pelan.

Meskipun pelit, Mas Pram bukan tipe laki-laki yang suka kasar sama istri. Kalau aku mulai emosi, dia melunak. Hingga pertengkaran bisa dihindari.

"Kaya tapi kayak gembel, buat apa?" gerutuku pelan. Entah Mas Pram dengar atau tidak, aku tidak peduli

Begitulah aku, bekerja tapi tak punya kuasa atas gajiku sendiri, semua dikuasai suamiku. Sebenarnya suamiku termasuk orang kaya di kampung ini, tapi entah mengapa dia sangat perhitungan dengan pengeluarannya termasuk untuk dirinya sendiri.

Jangan cari skin care di meja riasku, tidak akan ketemu. Yang ada hanya bedak viv* kemasan plastik dan lipstik dengan merk yang sama, kalau membersihkan muka, aku cukup pakai sabun mandi.

Aku terlahir dengan wajah yang tidak bisa dibilang cantik, tubuhku kurus dan tulang punggungku sedikit bungkuk. Efek waktu kecil aku sering sakit-sakitan, aku terlihat lebih tua dari umurku.

Sejak remaja, hingga menginjak kepala tiga. Aku belum pernah dekat dengan laki-laki mana pun. Bukannya aku tidak suka laki-laki, aku juga pengen merasakan jatuh cinta dan dicintai. Tapi sayang aku kurang beruntung, wajahku tak menarik, hingga tak ada lawan jenis yang melirik.

Hingga akhirnya, orang tuaku menjodohkanku dengan seorang pengusaha tambak. Namanya Pramono, empat puluh tiga tahun, perjaka, sudah punya rumah sendiri, sudah pernah naik haji, orangnya baik tidak neko-neko, begitulah penuturan ibuku menggambarkan sosok Pramono.

Baca Sekarang
Pelit Bin Medit

Pelit Bin Medit

Muzdalifah Muthohar
Hesti punya suami yang pelitnya na'uzubillah, jangan memberi uang nafkah untuk istri, urusan belanja saja dia beli sendiri. Jangankan uang untuk beli skincare, uang pegangan sama dia tak ada. Bahkan gajinya dikuasi suaminya. Bagaimana akhir kisah si Pelit Pramono? Baca sampai tamat ya?
Lainnya KeluargaMata duitanGuru
Unduh Buku di App
GANTENG GANTENG PELIT Wattpad IndonesiaGANTENG GANTENG PELIT novel gratis tanpa aplikasiGANTENG GANTENG PELIT gratis tanpa beli koin dan offlineGANTENG GANTENG PELIT
Yuk, baca di Bakisah!
Buka
close button

GANTENG GANTENG PELIT

Temukan buku-buku yang berkaitan dengan GANTENG GANTENG PELIT di Bakisah. Baca lebih banyak buku gratis tentang GANTENG GANTENG PELIT Wattpad Indonesia,GANTENG GANTENG PELIT novel gratis tanpa aplikasi,GANTENG GANTENG PELIT gratis tanpa beli koin dan offline.