searchIcon closeIcon
Batalkan
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dandelion

Ditakdirkan untuk Pria Terkaya di Dunia

Ditakdirkan untuk Pria Terkaya di Dunia

Denna Luna
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Modern ModernKehamilanCEO
Unduh Buku di App

New York City, Amerika Serikat

"Izumi, come on! You'll be late for the flight!"

"Okay, I'm coming!"

Pemuda yang dipanggil Izumi itu memasukkan barang terakhir ke dalam kopernya dan bergegas membawanya keluar. Begitu keluar senyuman ramah dari sepasang suami istri menyambut langkahnya.

"Are you ready, My Boy?" sambut pria itu seraya mengambil alih koper dari tangan Izumi dan membawanya ke dalam mobil. Sambil menggandeng tangan Izumi, sang istri mengikuti langkah suaminya. Dengan penuh perhatian wanita itu membukakan pintu mobil untuk Izumi yang dibalas dengan senyuman penuh terima kasih dari pemuda itu.

Dari dalam mobil yang mulai bergerak, Izumi memandang rumahnya yang kini tak lagi berpenghuni. Satu persatu kenangannya di rumah itu tiba-tiba mengalir deras layaknya air hujan, membuat perasaan pemuda delapan belas tahun itu menjadi sesak. Jangan menangis! perintah Izumi pada dirinya sendiri. Dia mengalihkan pandangan, tak lagi menatap ke arah rumahnya. Dari balik kaca kemudi Mr. Sharon menatapnya dengan seksama.

"Are you okay?"

Izumi mengangguk pelan. "I haven't even gone yet, but I'd missed him already. It looked like my heart didn't want to go anywhere," ujar Izumi. Mr. Sharon tak menjawab. Sebaliknya kini iris amber milik istrinya, Mrs. Sharon, menatap Izumi dengan lekat.

"It's okay. If you don't want to go, then you don't have to. You can stay here with us." Ucapan Mrs. Sharon tentu saja membuat iris obsidian milik Izumi membulat, tak percaya dengan ucapan wanita itu.

"Darling! What did you say? You can't forbid him to go!" tegur Mr. Sharon pada istrinya.

"I didn't, but why does he have to go while his heart wants to stay. He'll end up hurting himself. Izumi, it isn't too late. If you want to stay then I'll talk to them." Mengabaikan tatapan tajam dari suaminya, Mrs. Sharon menatap Izumi dengan penuh kesungguhan. Izumi terdiam sesaat. Kepalanya berusaha merenungkan setiap kata yang diucapkan oleh Mrs. Sharon.

"I do love too, but I've already promised to him. And I must fulfill what I've promised," ujar Izumi pelan. Meskipun begitu hatinya memberontak meneriakkan keinginan yang berlawanan. Izumi sangat mengetahui apa yang ia inginkan. Andai saja kembali ke Jepang bukan permintaan terakhir dari ayahnya, pemuda itu lebih suka menghabiskan waktunya di Amerika. Meskipun Jepang adalah tanah kelahirannya, dia tak pernah berharap untuk kembali ke sana suatu saat nanti. Kenangan masa kecil yang menyakitkan karena perpisahan kedua orang tuanya dan pengkhianatan wanita yang dia sebut "ibu" membuat Izumi membenci segala hal yang berkaitan dengan Negeri Sakura itu. Termasuk kenangannya akan cinta pertamanya telah terkubur bersama dengan rasa bencinya.

"Izumi, kemarilah!"

Suara lirih ayahnya yang semakin lemah membuat perhatian Izumi teralihkan. Pemuda itu menutup bukunya dan berjalan mendekati ayahnya. Laki-laki itu menatap putranya dengan lekat. Seulas senyum terukir di wajah pucatnya.

"Tolong, kembalilah ke Jepang. Ibumu merindukanmu."

Izumi tersentak, tak percaya dengan ucapan yang baru saja ia dengar. Hampir selama sepuluh tahun ini, ayahnya tak pernah menyinggung sedikitpun tentang Jepang ataupun tentang ibunya. Tapi mengapa sekarang—

"Bagaimana kalau aku bilang aku tidak ingin kembali?" ujar Izumi lirih.

"Izumi!"

Baca Sekarang
Dandelion, Wish, and Wind

Dandelion, Wish, and Wind

Sasakiya
"Dandelion beterbangan menghiasi langit biru musim panas. Kelopak kecil yang seputih kapas tampak menyatu dengan awan. Jauh tinggi ia terbang mengikuti hembusan angin yang bertiup semilir. Di mana pun kau berada, sejauh apapun jarak di antara kita, kuharap salah satu dandelion itu akan sampai padamu
Anak muda KeluargaCinta pertamaPerceraian
Unduh Buku di App
Dandelion Wattpad IndonesiaDandelion novel gratis tanpa aplikasiDownload Dandelion novel PDF Google DriveDandelion
Yuk, baca di Bakisah!
Buka
close button

Dandelion

Temukan buku-buku yang berkaitan dengan Dandelion di Bakisah. Baca lebih banyak buku gratis tentang Dandelion Wattpad Indonesia,Dandelion novel gratis tanpa aplikasi,Download Dandelion novel PDF Google Drive.