Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
134
Penayangan
10
Bab

Kisah ini menceritakan seorang penulis horor yang mempunyai indra ke-6 untuk menelusuri teka-teki dari setiap keganjilan yang ia rasakan, pemecah misteri dari banyaknya ke-anehan yang terjadi di setiap tempat yang la singgahi. Gadis yang bernama Adira ini sering kali membantu mahluk tak kasat mata untuk menyelesaikan urusan yang belum Ia selesaikan di dunia. Desa ciputat di juluki sebagai desa sihir, karena banyaknya manusia-manusia yang menginginkan sesuatu secara instan dengan cara menduakan. Allah, percaya selain Allah lalu kemudian mereka rela melakukan sejenis pesugihan, pasang susuk, dan bahkan santet sekalipun. Desa tersebut menjadi teka-teki tentang keberadaan dukun yang menurut mereka hebat itu. konon katanya, ada gadis yang dulunya di bakar hidup-hidup hanya karena ia bisa melihat mahluk halus dan warga setempat menganggapnya tak waras.

Bab 1 Desa Ciputat

Adira Sasmita, gadis pemecah teka-teki mistis yang sering kali membuat seseorang tak mengerti dengan sikapnya yang menurut mereka aneh, karena sering kali berbicara sendiri. Belum lagi setiap harinya ia slalu membawa boneka kesayangannya kemanapun ia pergi.

Gadis ini memiliki kemampuan melihat apa yang belum tentu orang lain lihat. dari mulai masa lalu seseorang, dan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tetapi bukan berarti seseorang yang memiliki indra ke-6 atau sering di sebut indigo bisa melihat kematian. Karena tidak ada yang tahu kapan kematian seseorang berlangsung kecuali Allah SWT.

Adira baru saja lulus kuliah beberapa bulan lalu dan menempatkan diri sebagai penulis cerita horor yang beberapa sudah di terbitkan dalam bentuk novel.

"Desa ciputat?" Adira melihat beberapa artikel tentang desa ciputat yang menurutnya menarik untuk memecahkan misteri di dalamnya.

Konon katanya desa ciputat terkenal sebagai desa yang percaya dengan dukun sakti sekitaran daerah tersebut. Mereka mempercayai ilmu hitam dapat membuat seseorang panjang umur. Juga sihir-sihir semacam santet, dan lain sebagainya dapat memuaskan keinginan mereka secara instan. Belum lagi banyaknya orang yang melakukan pesugihan di desa setempat.

"Ini lucu sih, masa mereka gak percaya takdir hidup dan mati seseorang? Dan mereka mempercayai kalau mereka itu bakalan kekal selama punya ilmu hitam?" Adira tertawa lirih. Ini adalah desa ke 13 yang akan Adira singgahi.

"Dira aku takut kesana, disana pasti banyak tuyul, kuntilanak dan lain-lain. Mereka pasti gak suka keberadaan kita deh. Apalagi kalau mereka tau bahwa aku ini hantu juga yang lindungin kamu" Dia Lilly, boneka berhantu yang sejak usia Adira enam tahun sudah menemaninya.

Lilly adalah boneka hantu yang selalu membantu Adira. Melindungi, bahkan mencegah mahluk-mahluk gaib yang ingin berbuat jahat pada Adira.

Lilly tidak akan tumbuh menjadi hantu yang dewasa, ia tetap hantu anak kecil berusia tujuh tahun yang bersemayam di dalam benda mati berupa boneka. Tetapi ia bisa menjadi hantu yang menyeramkan saat sedang marah.

"Ly, kita harus selesaiin misteri ini. Semakin banyak tumbal yang di korbankan, maka desa itu akan hancur," kata Adira penuh keyakinan.

"Emangnya kamu gak takut Dir? Kamu juga kalau liat mereka ngumpet di belakangku," jawabnya.

"Kenapa harus takut? kan ada tuhan. Aku yakin kita bakalan pulang selamat Lilly," ujarnya.

Lilly menciutkan bibirnya kesal. memang susah rasanya membuat Adira mengerti karena gadis itu keras kepala luar biasa.

Adira menutup laptopnya rapat lalu kemudian menyimpannya dengan rapi. setelah itu ia akan segera tertidur pulas.

"JANGAN IKUT CAMPUR!!" teriaknya.

Suara itu menggema di telinga Adira. Seperti suara nenek tua yang menyeramkan. Bahkan Adira merasa bulu kuduknya berdiri merinding ngeri.

"Kamu kenapa Dir?" tanyanya.

"Apa kamu gak denger sesuatu?" tanyanya.

"Aku gak denger. Memangnya kamu denger apa Dir," ucapnya.

"Enggak. Ya udah lanjut tidur lagi, oiya kita besok harus berangkat sekitar pagi buta. Aku udah kabarin Satya buat jemput aku nanti sebelum jam empat pagi."

"Siap bos! Ngomong-ngomong kapan nih kamu jadian sama abang tampan Hehehehe." Adira memutar bola matanya malas.

Masalahnya Adira ini sudah menganggap Satya teman terbaiknya sepanjang perjalanannya sampai saat ini, ya meskipun Adira mencintai Satya tetapi baginya jika bersama Satya lebih dari sahabat itu tidak mungkin.

Adira merantau dari kota ke kota demi meyakini jati dirinya sendiri. Tadinya Adira tidak menerima suatu hal yang menurutnya menakutkan, mengerikan, terutama saat pertama kali melihat sosok-sosok menyeramkar, ia merasa risih di ikuti dan di gentayangi. Tetapi semakin hari Adira semakin mengerti, bahwa Tuhan memberikan kemampuan itu untuknya bukan tanpa alasan.

Kemampuan yang Tuhan beri untuk Adira berhasil menjadikan Adira seperti saat ini. Bahkan Adira mendapatkan banyak mendali berharga karna novel horor yang ia buat paling laris dan banyak di minati. Dari hasilnya menjadi penulis, Adira dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. karna gadis ini hidup tanpa keluarga dan kedua orangtuanya yang memang sudah tiada sejak lama.

Satya adalah pria yang notabenya sahabat sejak Adira memasuki SMA yang sama dengannya, hanya Satya teman satu-satunya yang percaya bahwa Adira gadis yang bisa melihat hal tak kasat mata.

Dulu Adira sering kali di bully, di maki-maki oleh banyak murid di sekolah karna mereka menganggap Adira aneh, anak dukun dan tak terima dengan keadaan Adira yang menurut mereka pembawa kesialan.

Sering kali Satya memperlihatkan prilaku yang menurut Adira itu adalah gambaran rasa sayangnya terhadap Adira. Hanya saja Adira ingin agar Satya mendapatkan gadis yang hidup normal tanpa gangguan mahluk halus seperti Adira.

Jadi mereka selama bertahun-tahun hanyalah sebatas sahabat. tidak lebih meskipun ingin lebih. Dan tidak di lebih-lebihkan meskipun prilaku keduanya menggambarkan lebih dari seorang sahabat.

***

Akhirnya setelah menempuh perjalanan berjam-jam siang ini Adira dan juga Satya sampai di desa ciputat. Perjalanan menuju desa tersebut tidaklah mudah, karna banyaknya jalanan yang masih bebatuan ketika mau memasuki pedesaan tersebut.

Belum lagi Adira harus menyewa tempat untuk ia tinggal di sekitaran. karna tidak akan ada yang namanya hotel ataupun apartemen disana.

"Lu yakin dir? ini tempat bener-bener aneh loh isinya. Masa itu ada orang kaya lagi gendong beban tapi gak ada apa-apa di belakangnya...." Satya menunjuk pada bapak-bapak yang membungkuk dengan kedua tangannya yang berada di belakang seolah sedang menggendong sesuatu

"Suttt, lo jangan berisik! Kalau dia denger, dia bakalan marah. Yang di gendong itu tuyul, tapi lo gak bisa liat," kata Adira berbisik laun agar tidak ada yang mendengar percakapannya dengan Satya.

Satya mengangguk-ngangguk percaya, karna Adira tidak mungkin berbohong urusan mistis.

Satya memakirkan mobilnya di tempat yang tidak begitu ramai.

Keduanya keluar dari mobil, dan Adira tetap sambil memeluk boneka hantunya itu.

"Permisi nek, saya mau tanya, apa disini ada tempat buat di sewakan? Untuk kami?" tanya Satya pada wanita tua yang kebetulan sedang berjalan membawa kayu untuk di bakar.

"Apa kalian berdua sudah menikah?" tanyanya sinis.

"Belum sih nek, tapi kami gak akan ngapa-ngapain, nanti kalau ada mungkin Adira sahabat saya akan tidur di kamar dan saya di ruang tamu," ucapnya.

"Ikut saya," ajaknya,

Adira tak mau melihat wajah nenek itu, ia menunduk takut.

Masalahnya wajah yang Adira lihat hancur seperti bekas luka terbakar, tetapi Adira tidak bisa menerobos dengan penglihatannya untuk melihat siapa sebenarnya nenek itu, karena seolah ada yang menghalangi.

Jika Satya bisa melihatnya, maka nenek itu bukanlah arwah. Tetapi apakah Satya melihat wajah nenek itu yang rusak?

"Nek itu mobil saya biarin di taro disitu?" tanya Satya.

"Tidak apa-apa, disini tidak akan ada yang mau mencuri. Karena mereka sudah punya banyak uang dari hasil selain mencuri," katanya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku