Sekretaris Cupu Vs Boss Arrogant
lin-plan. Padahal, ide ini adalah miliknya. Tapi sekarang, ketika Carla sudah
mencemaska
dan kita pulang sek
eh Carla yang kini duduk di samping Gerald. Tak ada perca
uarga Barrack. Keduanya langsung disambut
idak jelas!" semprot Barrack ketika Gerald dan Carla baru
ra, "Yah, Gerald sudah memutuskan. Carla tida
, Nita yang sedang menyapu halaman menarik napas lega karena anaknya
i seorang CEO! Sebagai penerus keluarga BARRACK!" raung Barrack. Kali ini ia benar-benar
an Tuan Muda. Saya sudah bersedia menjalanka
besar-besaran. Kau bisa langsung mengirim CV-mu ke sana. Tak usah hiraukan dia, dia
uarnya. Apalagi jika misi ini tidak berhasil, nyawa Carla dalam bahaya. Carla melangkahkan kakinya menuju
ermisi,
laman. Ibunya merespon Carla dengan kemarahan ka
i kuburanmu
aik kepada kita, maka dari itu Carla ha
Nak. Tapi dimata ibu, kau selalu menjadi bayi mungil yang membutuhkan dekapan seorang ibu." N
Tolong doakan kebaikanku s
jalan terbaiknya." Nita tersenyum,
Carla harus pergi ke perusahaan itu.
u mendoaka
cermin. Carla tampak lebih cantik dari biasanya. Dalaman putih yang dipadukan dengan blazer krem, rok span sel
at Carla terlihat anggun. Walaupun pada awalnya ia kesulita
seorang manajer. Didalam mobil, Gerald masih mendesak Carla untuk membatalkan misi ini. Namun Carla adalah Carla, ketika
Ucap Gerald denga
kmu. Jangan khawatirkan aku, aku bisa menjaga diriku sendiri.
rsenyum padaku, Carl. Aku tak
a menemukannya di sana agar tidak mengundang kecurigaan. Carl
mau menerimaku menjadi
pak ramai dari biasanya. Mungkin karena perekrutan yang dilakukan Royal G
hat ujungnya. Jika diibaratkan, Carla layaknya orang kampung yang pertama kali ke kota. Ia berjalan memasuki lobi utama
di ruang tunggu. Beruntungnya ia karena tak perlu menunggu
dimana ya, Mbak?" tanya Carla tanpa mengu
sepsionis itu menunjuk seorang perempu
an yang berarti diantara keduanya. Hingga lift menunjukkan angka 3
tengah menunggu di luar ruangan. Mereka pastilah
a tertutup dan hanya satu orang saja yang memasuki ruan
nya, Kak." Carla mengang
ar dengan wajah masam dan penampilan yang berantakan. Entah apa yang terjadi d
pakaiannya yang sebelumnya terbuka, ada pula yang sibuk membenarkan roknya. Carla yang
suki ruang wawancara. Ia gugup. Baru kali ini ia melamar pekerjaan formal, di perusahaan te