icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Arimbi

Bab 5 Siapa Arimbi

Jumlah Kata:1009    |    Dirilis Pada: 16/06/2022

ikut menyunggingkan senyum bahagia. Keduanya tampak begitu bersahabat dalam waktu yang singkat. Meski tahu

ngsih bersandar, lalu menempelkan

makan, Nak

dahulukan Bunda dulu. Nanti Hanna pasti makan

a? Su

s perannya, dan lupa bertanya pada Sultan yang biasa dipanggil dengan sebutan apa? Di saat Hanna tengah kes

amanya Hanna." Dengan santai Sultan mensiasatinya, tanpa

siapa." Sang Bunda pun t

, tadi mandi sambil berpikir mau makan apa." Dia mendekati

unda dengan baik, menyisir rambut Bunda, menyuapi Bunda makan, sampai r

ya sampai habis sepiring. Marlina yang bertugas merawat sang Nyonya sampai takjub, pasa

, sepertinya sejak kejadian kemarin Hanna sudah jatuh hati padanya. Entah Hanna yang berperasaan atau Sultan yang pandai mengambil

a Sultan pada Hanna. Wan

u." Malah Ningsih yang menyahut, meski Hanna tidak berkata apapun wan

m, dan istirahat yang nyenyak." Sultan mendekati sang bunda,

dan berkata. "Ayo, Sayang, Marlina pasti sudah

h. Semampunya Hanna menahan untuk tidak bersikap bodoh hingga melukai d

ini sangat lezat." Sultan meraih makanan kesukaan Arim

dikit sop iga yang tampak istimewa. Rasanya memang cukup enak, tapi Hann

it?" tanya Sultan saat melihat

aku tidak me

belajar me

Suara Han

maka kamu juga harus menyukainya," k

ara pada Sultan. Tentu Hanna tidak bisa seperti ini terus, berperan menjadi seseorang tanpa mengetahui si

kan terulang lagi. Hanna hampir saj

orang yang berbeda, aku bukan Arimbi, dan tidak bisa menjadi orang yang seperti k

Sultan menatap Hanna geram, dengan emosi sud

, bahkan dengan senang hati menjadi Arimbi saat di depannya. Tapi,

tan menatap Hanna, seler

anku dengan baik, jika kamu saja enggan menceritakannya. Aku butuh mengenal Arimbi y

hal Sultan kerap memperingati. Dia memang wanita yang pembangkang. Menceritakan soal Arimbi pasti akan dilakuk

a memberitahu soal Arimbi. Namun, sepertinya Sultan harus ber

pertamaku, dan tidak ak

an bagaikan peringa

embawanya berobat ke luar negri, tapi tidak ada saran yang cukup memadai selain memintanya tinggal di rumah sakit jiwa. Tentu saja aku lebih memilih merawat dan menjaganya d

aimana dengan keadaan

ya yang bisa menumbuhkan semangat Bunda untuk sembuh. Selama dua tahun ini aku sungguh tersiksa, meski semua orang melihatku sehat. Mereka t

ku merahasiakan semua pada Bunda, aku mengatakan padanya jika Arimbi

lupa, bahwa sekaran

h-olah memboikot, dan menutup jati dirinya. Bagaimana

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka