icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dilamar Tuan Duda

Bab 7 Prediksi Kasus Pembunuhan

Jumlah Kata:1134    |    Dirilis Pada: 21/03/2022

pa disadari sambungan telepon

ake ma—" ucap

kejut dengan seseorang ya

tanya Rain pada gadis ya

n uru

u!" paksa Rain samb

na!" protesnya sambil berusa

!" pekik Rain tanpa m

Aku gak bisa

atap gadis yang lengannya masih dalam genggamannya itu. Ia mengangkat satu jari tel

, Bodoh,"

! Aku mau mengunjungi temanku di situ," ucapny

h. Aku tunggu di sini," sahut Rai

wab teleponnya. Tapi, gara-ga

ang ditujukan untuk Angkasa.

menyeruak keluar dari kamar pasien kelas VIP ber

menyenggol-nye

, dong!” bisik Rosi. Sementara, Emil sud

lan. Dia cuma kuli. Na

ku lihat wajahnya aja ud

an dari Sea. "Saya Rain," ujarnya dengan

l dengan mata berbinar-binar sambil mengepa

sedangkan Sea mengernyitkan dahinya dengan keanehan

takut mengganggu pasien," tegas

sambil mencuri pa

tangan Sea mendorong tem

ocah ABG!" deca

aya pegal karena lama ber

tu banyak bangku kosong!" tunjuk S

waktu lagi," paksanya kemba

ya saat ini yang jauh berbeda dari sebelumnya. “Dia tampak m

engan Rain ke mobil yang berbeda dari sebelumnya. Dirinya semakin terp

ya, masih ada orang yang pinjamkan mobilnya ke orang se

an berisik!"

sekali melirik pada pria di sampingnya tersebut. Pen

Dengan balutan jaket dan celana jeans, tubu

kamu naksir!" celetuk Rain ya

kan. Itu ada selai strawberry di a

lantas menyeka kotoran sisa sarapan t

tanya Sea yang samar

anyak tanya

rcakapan antara mereka lagi. Sampa

a. Ia dan gadis yang tadi bersamanya menghampiri bersamaan de

k." Rain melontark

n dengan Rain. "Kamu lagi apa di sini?" tanyan

u t

at tak bisa menghubungi Anda. Jadi, saya menga

adi saya ada sidang lanjutan. Ngomong-ngo

aya beritahukan.

e lokasi bersama tim, ada yang mau

begitu kita ber

*

ujar Rain sembari menyerahkan secar

sa. Bisa jadi sudah direncanakan dan ada tand

tak mengerti,

mengusut siapa pelaku sebenarnya," ucap Angkasa

angan lain selain

at mengontrol CCTV sementara, yang nantinya akan digunakan s

ruangan itu, yang di

ncinya?" ta

a!" sentak Rain yang mengejutkan Angkasa dan adiknya.

anah!" ketusnya pada orang-orang yang

nya untuk mendobrak p

aa

ghantam dinding. Tim Angkasa m

njadi alat untuk mengikat Hanna, lakban hi

ang diduga digunakan oleh si pelaku. Sorot matanya menyiratkan kerinduan

ia merasakan ada telapak tangan yang menepuk-nepuknya dari belakang, membuatnya

ngan satunya mencengkeram rambut. Isak tangisnya menyeruak tanpa s

barang bukti ke dalam plasti

ini dan menyelidiki

kasih, Pak Angkasa," jawabnya dengan suar

" terangnya sembari men

menyelimuti Rain bersama sendu dan pilu yang masih menggebu. Ia terduduk di kursi

ya menyentuhnya lagi. Menepuknya perlahan b

engalihkan pandangan pada si pemilik telapak tangan. Ia b

utuh—tempat—bersandar," uc

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka