icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pelit Bin Medit

Bab 4 Sudah Pelit Rakus Pula

Jumlah Kata:1006    |    Dirilis Pada: 04/01/2022

pelit punya sifat nggragas, maruk alias loba

erjamaah sholat zuhur di mushola dekat rumah, kebetulan sebelah mus

menggelar acara sederhana. Tapi kali ini acaranya digelar mew

dia membawa dua bungkus plastik kre

dan es puding." ucap Mas Pram sambil

ernyata beberapa jenis makanan. "Tumben Mas Pram beli makana

seraya menaruh plastik di at

u Murni," ucapnya sambil melepas kopi

a urusan bungkus membungkus makanan di tempat hajatan, adalah monopoli

gajak semua jamaah mushola makan bareng,

k kamu makan bareng di sana, bukan

k makanan jadi ingat kamu, terus aku bungkusin, lumaya

, pantang bagiku mengambil sesuatu yang bukan hakku. Kecuali diminta yang punya hajat. Bagiku harga dir

kita bukan saudaranya, masih untung diajak makan bareng, ini kok masih m

ga pada mbungkus kok, ngapain mesti malu?" Ketiga orang yang dis

di nggak kebagian. Orang kalian maruk banget, sudah makan banyak, mbungkus pul

au nggak mau makanannya habis, ya nggak usah ngund

rkan uang untuk membeli makanan, tapi beg

akanan atau ikan, sedangkan aku? Jangankan makanan, mangga depan rumah aja dijual sama Mas Pram,

boleh minta?" ucap Bu Narti tetang

? Apa perlu saya ambilkan galah?"

, Mbak Hesti. Orang dia yan

mangga itu. Ketika hampir sampai di atas, t

pohon manggahku? Mau nyo

asih ijin, M

laku mahal!" Mas Pram berkacak pinggang, matanya me

amu!" be

sementara aku hanya bisa menatap B

Bu," ucap

pasar. Dari pada minta tetangga, bukannya dikasih

Mas Pram kok tega banget sama tetangga,

a, kamu jangan kasih!" Bukannya merasa

Angga, sebagai permintaan maafku. Meski awalnya menolak pem

s Pram, yang melegenda. Bahkan dia mendapat

ng kaya raya, tanahnya di mana-mana, hampi

i Brotowali, mungkin karean sifat pelit in

mi kesulitan beradaptasi dengan keluarga Mas Pram, meski sudah du

lu diberi makanan yang bergizi dan pakaian yang layak, prinsip dalam keluargaku

i orang kaya, tidak pernah pegang uang, penapilanku lebih pantas disebut

nya. Tertekan rasanya, hidup dengan banyak batasan. Padahal aku juga punya ke

i, gedek jadi satu. Punya suami amit-amit pelitn

masalahanku pada kedua orang tuaku. Aku takut merek

apa yang mau denganku, sudah nggak cantik, body kayak papan pen

Tapi sikap pelitnya itu lho, benar-benar sudah tidak masuk akal menurutku. Jangankan untuk orang lain, untuk

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka