Gairah Tanpa Akhir
enata menjaga agar Eka tidak menemuinya saat ujian, dia ingin Eka fokus dengan ujia
memeluknya, dan bercerita banyak tentang ujiannya, serta keyakinannya bahw
ujar Renata sembil mengacak acak rambutnya kekasihnya, se
uga Ayang yang tuntun….
reka habiskan bercumbu bersama, dan semenjak pertama kali mereka melakukannya, kini nyaris sudah tidak terhitung mereka melakukannya
pengumuman k
a sendiri sedang ke Semarang untuk keperluan mengambil formulir pen
t lalu membuang semua muntahannya di toilet tersebut. Memang beberapa h
i dia mulai muntah-muntah, termasuk pagi ini, dia sudah dua kali muntah, di
lihatnya, melihat wajah pucat dan lesunya Renata, karena baru kali ini mereka melihat s
eneknya juga menolak
ah parah lalu diba
rsama Warsini mengantar Renata ke RSUD terdekat, maklum dia
ari bolong, saat dokter di rumah sakit umum daerah
ikannya dia. Baik neneknya maupun Sri, sudah bisa menebak siapa ayah d
ngung dan kalut, dia tidak pernah menyangka kenekatan dia berdua akan berujung ke
ng dan bisa ngomong…. Dia tetap memaksa meminta ket
sudah tahu masala
disela tangisa
sentrasinya dia…” balas R
rasa sudah tidak pe
eminta maaf, sambil menangis, menyesali diri karean bagaimanapun statusnya dia sebagai pelayan, dan juga kebaikan hati Sri dan
bagaimana menghad
. Dia kalut dan bingung, sebagai nenek dia merasa gagal menjaga cucunya, dia terlal
ternyata jauh dari keadaan yang sebenarnya. Sri sungguh tidak habis pikir, mereka bersama s
atau karena ada kesempatan yang sering terbiarkan untuk mereka berdua?? Sri sungguh menyes
acam-macam, dan selalu ada bersama Eka, makanya dia percaya penuh. Dia lupa bahwa mereka sudah mulai dewasa dan
eskan air
itu sungguh jauh dari moral dia sebagai pendidik, sebagi ibu dan nenek, lalu membiarkan masalah
u masalah ini?? Impian dia yang tinggal sejengkal untuk bisa menjadikan anaknya s
up memikirkan i
us tahu di lingkaran keluarganya, karena jika tidak, aib ini akan seg
a, membuka kontak di ponsel
t malam
harin
jian akhir diumumkan, dia akan segera mengisi dan mengembalikannya, dan melihat gedung besar Akpol di Semarang, semanga
di depan rumah ada mobil papanya, sepertinya
a, Nenek, dan Mamanya, sedang berbicara serius…. Dan sebelum dia menya
mparan beruntun me
ti ini….belum sempat dia bertanya, tendan
nya Eka dan mamahnya Ek
kamu…… setan…..
dilayangkan ke tubuh anaknya yang k
ya diambil dan disambit ke badannya Eka berkali kali, hingga akhirnya nenek Eka masuk di tengah
iam duduk di meja makan dan menangis meliha
an kamu…??” b
bibirnya yang berdarah, neneknya
saja masih minta sama orang tua,
ngan kople ringnya, tapi Sri dengan cepat mel
ili anak orang….bajingan
bi oleh pukulan papahnya, seketika tidak dirasakannya lagi, tapi ra
….bangsat kamu…” kembali Abimanyu
ar tidak dipukul lagi, dan Ningrum kini memeluk s
kamu sana…” pe
bibirnya yang berdarah dan
mu….” Be
Suara Sri ki
a masuk k
ering memanjakannya…”
darai salahnya, dan dia menge
pat dan mengomel dengan p
bantu jagain malah ikut mengajaknya tidur
ari jalan kelua
an keluar apa?” sua
keluar me
gi anak sendiri, hanya akan membuat semau berantakan dan makin tidak terarah, namun dia tahu model anak sulungnya ini, emo
bisa Eka ma
a makan, semua
akan
?” Ningrum yang diam da
etahuan apa ngga l
asibku juga bakal sama, dipanggil provost ka
hamili anak orang mal
iam, Sri
n apa yang aku atur, pas
masih
h Abi “ biar jadi gelandangan
tert
isa…” t
ya, aku berhak usir dia” meni
larang kamu usir dia” Sri menata
lukan kita….dan ibu
ah mempermalukan di
k jadi manja, selal
tega melihat cucunya
eteskan airma
kasar dalam mendidik ana
ini t
n samakan dengan cara ibu mend
menggugat cara ibu mendidik kal
makan beras jatah pemerintah, kalian kecil-kecil rebutan susu, hingga sekarang du
anak kamu pun tidak dekat dengan kamu
hanya
i dan hend
u ijinkan cucuku menggelandang
cara kamu mendidik Eka…. Bahkan sampai dia menutup matapun yang dia ti
kit dan
n rumah kamu, tidak ada yang bisa
ar dari dirinya, meninggalkan Abimanyu dan Ningrum yang masih duduk
yang duduk termenung
minya, yang tidak boleh siapaun menyenggol cucunya, yang selalu ditenteng kemana
leh anaknya sendiri, memb
bisa kebablasan gitu…” S
terdiam, dia pu
Renata juga?? Kasihan anak sebai
di
pan kamu? Hanya cinta dan per
a sangka akan terjadi…. Dan ini kini harus dia hadapi, bahwa masa depannya, angan-angan untuk jadi taruna di kepolisian bisa beran