Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Nafsu Liar MERTUA

Nafsu Liar MERTUA

WAZA PENA

5.0
Komentar
3.5K
Penayangan
2
Bab

BERISI ADEGAN HOT21+ Aldi yang ditinggal istrinya bekerja di luar negri, membuat dirinya sulit untuk bisa menyalurkan syahwatnya. Godaan datang dari ibu mertuanya yang memiliki paras cantik dan tubuh yang menggoda. Apa yang akan terjadi dengan mereka? Apakah Aldi mampu menahan godaan itu?

Bab 1 Kangen Istri (POV Aldi)

Satu minggu setelah kepergian istriku yang bekerja di luar negeri. Membuat aku mulai merasakan kesepian, apalagi aku yang harus merawat dan mengurusi putri kecilku. Anak ku ini bernama Rara, sekarang usianya menginjak dua tahun. Sebenarnya aku tidak rela dengan keputusan yang diambil oleh istriku yang meminta untuk ingin kerja di timur tengah, tepatnya di negara Arab Saudi.

Bahkan aku dan istriku sempat bertengkar karena ha itu. Dia bilang begitu karena posisinya saat itu ekonomi keluarga memang tidak baik, dan menurutnya gaji ku yang hanya seorang guru, buat dia tidak cukup karena keinginan yang besar. Sehingga dia memutuskan untuk kerja di luar negri. Yang akhirnya walaupun dengan berat hati, aku pun mengizinkannya, sehingga aku harus sabar menunggu kedatangannya selama dua tahun kontrak kerja dia di sana.

Namun, baru semingguan saja aku sudah merasakan kehilangan. Yang biasanya tidur ada yang menemani, kini aku hanya ditemani putri kecil ku. Tak hanya itu. Yang namanya lelaki normal, kadang timbul hasrat untuk ingin bercinta, hal itu juga yang membuat aku kerepotan. Sempat terpikir dalam benakku, kenapa aku tidak memanfaatkan ibu mertua.

Karena secara ibu mertuaku itu seorang janda, dan menurut istriku, ibunya itu sudah sepuluh tahun lebih bercerai dengan suaminya. Jadi kadang fikiran kotor itu muncul dalam otakku. Meskipun memang, aku juga mengakui ibu tiriku masih kelihatan cantik, meskipun usianya sekitar 35 tahunan, tapi dia kelihatan masih segar, ditambah lagi bentuk tubuhnya yang molek dan bisa diakui lebih menggairahkan dibandingkan istriku. Tapi bagaimana mungkin aku melakukan itu dengan mertuaku.

Malam ini aku tidak Isa tidur pulas. Anakku Rara dia sudah pules. Aku perhatikan jam dinding sudah menunjukkan pukul 23:30 hampir tengah malam aku belum juga bisa tidur. Entah kenapa malam ini aku merasa sangat-sangat ingin melakukan hubungan badan. Tapi aku kerepotan karena istriku memang tidak ada. Yang akhirnya aku sebisa mungkin menahannya.

Aku melangkahkan kakiku keluar kamar bermaksud untuk menonton acara televisi guna mengalihkan rasa birahi yang bergejolak dalam jiwa ini. Saat itu keadaan rumah sudah sepi. Ibu mertua ku juga pastinya sudah tidur. Di situ aku duduk lalu mengalami TV. Tapi walaupun aku sudah berusaha mengalihkan hasrat birahiku, namun tetap saja aku tidak bisa.

Di rumah ini hanya ada aku, anakku dan ibu mertua. Aku yang merasa tidak kuat lagi dengan yang aku rasakan saat ini, yang akhirnya aku menyalakan DVD untuk menonton film blue. Karena memang keadaan rumah yang sepi, disitu aku merasa aman. Melihat adegan-adegan panas sontak birahiku semakin meningkat.

Batang kejantanan ku juga sudah mengeras. Tanpa banyak basa-basi lagi akhirnya aku keluarkan batang kejantanan ku dari balik celana kolor yang aku kenakan. Disitu juga aku langsung memainkannya dengan menggunakan tangan ku sendiri.

"Ahhh"

Walaupun tidak bisa melakukan dengan nyata, tapi bagiku ini cara terbaik untuk bisa menuntaskan hasrat birahiku yang sejak tadi menyelimuti ku. Sambil mengocok batang kejantanan ku, mata ku juga tetap fokus melihat ke arah layar kaca yang sedang menampilkan adegan-adegan panas. Tapi tiba-tiba saja aku dikagetkan dengan suara pintu terbuka.

Sontak aku kaget dan buru-buru memasukan kembali batang kejantanan ku. Saat itu jantung ku berdegup kencang, bagaimana tidak. Ternyata ibu mertuaku keluar dari kamar, aku sudah menebak pasti ibu mertuaku mau buang air kecil. Dan yang bikin aku kaget lagi aku tidak sempat mematikan TV yang masih menampilkan film blue.

"Aldi. Kamu belum tidur?" tanya ibu mertua ku mentap heran.

"Iya, Mah. Belum ngantuk," jawab ku gugup seraya dengan cepat mengambil remote lalu mematikan TV.

Ibu mertuaku hanya diam saja, mungkin dia juga sudah mengerti dengan keadaan aku yang ditinggal istri. Sehingga ibu mertua ku tidak banyak bicara lagi, dia terlihat buru-buru melanjutkan langkahnya menuju kamer mandi.

Aku cukup merasa tenang, tapi mata ini terus memandanginya. Entah kenapa aku bernafsu melihat tubuh molek ibu mertua ku . Apalagi dia yang hanya mengenakan daster warna pink dengan rok pendek sehingga menampakkan pahanya yang mulus. Disitu pikirkan ku sudah tidak karuan lagi. Ingin rasanya aku menikmati tubuhnya.

Tapi di satu sisi aku takut, dan mana mungkin aku melakukan itu dengan seorang ibu dari istriku. Tapi aku juga tidak bisa berbohong, hasratku benar-benar sudah memuncak. Setelah mertuaku masuk ke dalam kamar mandi. Tangan ku mulai bergetar lagi walaupun tidak sambil melihat adegan panas, tapi aku berusaha untuk bisa menuntaskannya.

Tidak lama kemudian kau menghentikannya lagi, karena mertua ku keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah ruang tengah. Mertua ku tidak banyak bicara lagi, entah dia sudah mengerti dengan keadaan aku tau tidak. Tapi yang jelas, dia hanya bilang aku untuk istirahat.

"Iya, Bu. Nanti aku istirahat kok, belum ngantuk," ucap ku berusaha untuk tetap tenang.

"Gak biasanya kamu jam segini masih melek, Al. Kamu kangen yah sama Fatma?"

Mendengar perkataan mertuaku, aku hanya tersenyum. Sepertinya mertuaku itu sudah paham. Tapi dia bilang sama aku untuk sabar menunggu istriku pulang. Aku mengiyakan saja ucapan ibu mertuaku, walaupun sebenarnya aku bisa saja sabar menunggu, tapi jujur aja aku kesulitan dengan urusan biologis ku ini.

"Ya sudah, mamah tidur yah. Kamu juga tidur, besok kan kamu harus ngajar," ucap mertuaku.

"Iya, Mah," balas ku singkat.

Akhirnya mertuaku mask kedalam kamarnya. Selang beberapa saat, karena aku belum menuntaskan hasrat birahiku, yang akhirnya aku nyalakan lagi TV itu dan melanjutkan aktivitas ku untuk cepat-cepat bisa mengeluarkan cairan birahi. Semakin lama rasanya semakin nikmat, sehingga akhirnya aku merasakan aliran darahku memuncak dan sudah tak bisa ku tahan lagi, sehingga batang kejantanan ku menyemburkan lahar hangat yang aku tumpahkan di lantai.

Mungkin karena sudah lumayan lama aku tidak melakukannya. Sehingga cairan yang aku keluarkan terlihat begitu banyak berceceran di lantai. Aku tersengal-sengal, nafasku terasa berat setelah dengan sekuat tenaga aku mengocok batang kejantanan ku ini. Tapi aku merasa cukup terobati, dengan cara itu setidaknya aku bisa menuntaskan birahi ku.

Aku sadar besok harus berangkat mengajar di salah satu seolah SMA. Apalagi hari senin, yang akhirnya aku buru-buru mematikan TV lalu beranjak dari ruang keluarga dan melangkahkan masuk. Aku baringkan tubuhku di atas tempat tidur di sebelah anakku yang sedang tertidur pulas.

***

Pagi itu jam 06:30 aku sarapan bareng anakku dan ibu mertua. Selama istri ku tidak ada di rumah, sehingga mertuaku itu lah yang merawat Rara. Sebenarnya aku tidak enak juga merepotkan mertua, tapi mau bagaimana lagi. Istri ku sedang tidak ada di rumah.

Untungnya mertuaku ini orangnya baik, dia sangat ngerti dengan keadaan. Tapi yang bikin aku kaget, ketika aku sedang menikmati sarapan pagi. Mertua ku mengatakan sesuatu yang membuat ku kaget bercampur malu.

"Aldi. Kamu semalem main sendiri?"

"Maksudnya gimana, Mah?" Aku agak bingung juga.

"Tadi pagi, mamah nyapu lantai, terus mamah lihat cairan itu. Apa kamu yang semalam melakukannya?" Mertuaku terlihat sedikit meledek.

Aku hanya senyum malu. Mertuaku kembali bilang, yang bikin mata ku terbelalak.

"Jangan main sendiri, gak baik loh seperti itu,"

******

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh WAZA PENA

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku