Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta CEO untuk Renata

Cinta CEO untuk Renata

Dinda sukmadewi

5.0
Komentar
719
Penayangan
34
Bab

Renata seorang wanita cantik blasteran Jerman dan Bali, terlahir sebagai putri konglomerat. Namun dua kali gagal menikah. Cinta pertamanya pada Rangga berakhir dengan penghianatan hanya dua Minggu menjelang pernikahan. Rangga berselingkuh dengan Maharatih istri seorang bankir Korea bernama Kim see Jun. Pernikahan pun batal begitupun Maharatih memilih bercerai dengan suaminya. Setelah bercerai dengan Maharatih, Tidak disangka Kim bertemu dengan Renata dan jatuh cinta. Renata jatuh sayang kada baby angel putri dari pernikahan Kim dan Maharatih. Dan menjelang pernikahan Renata dengan Kim, Maharatih menyewa orang untuk mencelakai Renata, namun justru KiM yang terluka sampai meninggal. Untuk menyembuhkan luka hatinya Renata memutuskan tinggal bersama Kakeknya di Jerman. Di Jerman lah Renata bertemu dengan Alexander Maxwell Lawendatu, pengusaha kaya. Seorang CEO muda yang tampan. Di Jerman pula Renata bertemu kembali dengan Rangga dan Maharatih. Bahkan karena ulah Maharatih lah, Renata kehilangan kesuciannya sampai hamil. Alexander yang mabuk karena minumannya dicampur obat perangsang oleh Maharatih, percaya pada ucapan wanita itu kalau ia sudah merenggut kesuciannya. Dan saat akan melangsungkan pernikahannya, rangga yang merasa bersalah pada Renata membongkar semua kebusukan Maharatih. Dengan kesungguhan cintanya akhirnya Alexander bisa meluluhkan Renata. Namun apakah mereka berjodoh...?

Bab 1 Membongkar kebusukan Rangga

Bab 1. Cinta Renata

Bali siang itu sangat panas, sepanas hati Renata .

Ini bukan pertama kalinya ia mengetahui Rangga mempunyai hubungan dengan wanita lain,namun hal ini sudah jelas dan parahnya lagi dua minggu lagi mereka akan menikah.

Renata melirik handphone rangga saat terdengar handphone itu berbunyi dan bergetar.

Nampak jelas di layar handphone.

"Cinta, rinduku sudah bertubi - tubi. Cepat datang ya!" Bunyi pesan masuk di layar handphone Rangga.

Tampak jelas pesan itu dilayar handphone milik rangga jantungku berdebar membacanya.

Cling

Pesan masuk lagi.

" Aku sudah di Teuku Umar, aku pesankan sekalian ya?"

" Udah aku share location ya Beib.."

Pesan masuk yang terbaca di notice layar handphone Rangga tunangan ku.

"Mbak Renata"

Panggilan mbak Shinta betul - betul mengagetkan aku,

" Ini sudah dikecilkan" ujar mbak Shinta,aku yang sedang fitting baju pengantin bersama rangga, dua bulan lagi pernikahan kami ditanggal cantik 12.12. Pernikahan yang akan aku gagalkan.

" Mbak Shinta aku ga usah coba lagi ya, pasti sudah pas." Jawabku, rasanya enggan melihat kebaya brokat putih yang tadinya begitu aku impikan.

Rangga keluar dengan baju adat Bali.

" Gimana, udah ya?" Ujarnya sambil berputar depan cermin.

" Iya sudah" jawabku malas mengomentari penampilan nya.

Cling

Pesan kembali masuk di handphone Rangga yang tergeletak begitu saja di meja depan sofa yang aku duduki.

Rangga sigap mengambil handphonenya, terlihat wajah nya berubah sesaat dan menatapku, aku berdiri meraih kebaya terpajang di manekin. Aku meredam tanya dalam hati.

"Ren, aku harus balik kantor. Ada klien menunggu." Ujar Rangga sambil bergegas ke ruang ganti sambil mengetik dilayar handphone nya.

Aku hanya mengangguk, Rangga menghampiriku dan mencium kening ku sekilas.

Aku segera hubungi Kartika dan Hudi , dan mengirimkan voice record.

" Ikuti Rangga , sebentar lagi dia keluar boutique"pesanku.

" Ok, kami sudah standby." Jawab mereka.

"Aku pergi dulu ya sayang," Rangga mengecup keningku dan berlalu menuruni tangga.

Aku akan kumpulkan bukti dulu baru aku kumpulkan keluarga.

"Renata..."

Panggilan Hudi membuyarkan lamunanku.

"

Hudi memang bisa diandalkan, Hudi sahabatku dari kecil, ayahnya bekerja dengan papahku sudah sangat lama.

Hudi juga selalu menemani ku, sampai saat aku kuliah di Australia karena kemampuan akademis nya yang bagus, papah tidak segan memberikan biaya untuk Hudi kuliah bareng denganku di Daikin university Australia.

Hudi kecil selalu jadi pahlawan untukku, sampai aku berpacaran dengan Rangga pun Hudi orang pertama yang aku minta pendapat nya.

" Renata, hallo" Hudi menyentil hidungku membuyarkan lamunanku.

"Jadiny kita mau ke kostnya atau ke rumah Ratih? Tanya Hudi.

" Aku akan temui Rangga dulu, aku tanya dulu Sama dia.Bagaimana.?" Ucapku.

" Mau nanya apalagi sama dia hah? Sewot Hudi.

" Ga bakalan dia ngaku, lebih baik kita gerebek mereka bawa suaminya Ratih sekalian." Berapi-api Hudi berkata sambil melempar gelas air mineral.

" Kenapa harus membawa suaminya,ini kan urusanku dengan Rangga. Ga ada urusannya sama suami perempuan itu." Ujar ku.

" Sekarang aku tanya sami kamu ren,, apa kamu masih berharap Rangga menikahi kamu?" Tanya Hudi menohok.

Aku diam, aku bingung dengan keputusan ku sendiri.

" Apa kamu nunggu Rangga menghabisi kamu? Belum cukup sekarang kekasih mu itu memanfaatkan kamu?" Hidup duduk dihadapan ku sambil menatap ku tajam.

" Aku ingin bukti kuat ." Jawabku.

"Baik,,, akan aku usahakan.Setelah itu terserah kamu Ren, kamu yang punya hati,kamu yang merasakan." Hudi beranjak dan menepuk pundaknya lalu pergi dari ruangan kerja ku begitu saja

Sementara itu di kamar kost mewah di jalan gunung lumut sepasang manusia memadu hasrat tanpa menyadari kamera yang mengintai semua kegiatan birahi mereka.

" Miss you more Beib," Rangga memeluk Ratih penuh nafsu, mencium dengan brutal bibir leher dan memainkan area dibawah perut Ratih.

Mereka bergumul tak lagi memperdulikan balkon yang terbuka menggangga.

Rossa dari Bali tirai di seberang balkon merekam semua kelakuan tak terpuji itu.

Terlihat Ratih yang hanya memakai kemeja putih transparan dalam pangkuan Rangga yang masih memacu gairahnya.

Dalam puncaknya mereka saling mencium panjang dan terkulai.

' love you Beib" Rangga mengecup hidung Bangir Ratih.

Tok tok tok.. suara ketukan di pintu kamar mengejutkan mereka.

Rangga beranjak turun dari mezzanine hanya memakai celana boxer.

"Renata'"

Renata langsung masuk,

Plak

Plak

dua tamparan di pipi Rangga berbekas merah.

Rangga mundur beberapa langkah.

" Siapa Beib" Ratih turun tangga hanya dengan kemeja nya.

Setelah melihat siapa yang datang Ratih berlari kembali ke atas.

" Aku cukup mempunyai semua bukti mas" setelah ini kita sudah selesai ujar ku, membuka gelang dan cincin pertunangan kami melempar kan nya.

Rangga hanya diam, sampai Renata meninggalkan ruangannya pun Rangga diam mematung.

Dan sampai juga akhirnya aku mengumpulkan seluruh keluarga Keputusan ksudah bulat, aku memanggil Rangga.

Lalu aku suruh Hudi menyalakan TV dan memutar video yang sangat menjijikkan.

Namanya Ratih,dia sudah menikah, suaminya orang Korea yang bekerja di salah satu bank disini. Mereka tinggal di Ubud, bayi mereka baru berusia sembilan bulan." Urai Hudi sambil memperlihatkan beberapa foto dan video.

" Ratih itu designer tapi entah designer apa, hanya saja dia memiliki toko perhiasan silver didaerah Kuta."

Aku langsung memegang gelang silver pemberian Rangga yang katanya didesign khusus oleh sahabat nya.

Gelang yang memang bagus designnya sudah setahun gelang couple ini kami pakai bertuliskan nama kami dengan tanggal pertunangan kami.

Mereka menyewa kamar kost di daerah gunung lumut, kost an yang cukup mewah, hanya dua gang dari villa yang disewa Rangga."

Hudi kembali menunjukkan foto Rangga keluar dari mobil bersama perempuan itu di depan kost - kost-an.

" Mereka menempati kamar nomor 18 di lantai dua, dan sangat kebetulan teman adikku Rossa kost disitu jadi aku bisa minta tolong Rossa untuk mengambil beberapa foto ini " ujar Hudi lagi. Rangga bertambah menunduk kan kepalanya.

"

Rangga yang datang dengan wajah terus menunduk.

"Saya minta maaf pah!" Rangga bertutur sambil menundukkan kepala,

" Saya salah, saya khilaf saya ingin memperbaiki hubungan saya dengan Renata," ujarnya memohon.

" Dari awal saya sudah tidak merestui hubungan kalian, kamu tau itu kan?" Papah terlihat sangat marah.

" Untung nya belang kamu terbongkar sebelum kamu menikahi putri saya. Apa jadinya kalau kalian sudah menikah, hah?" Mata papah melotot dengan wajah merah padam.

" Saya tidak mau lagi melihat muka kamu, pernikahan batal." Papah melempar undangan pernikahan tepat ke wajah Rangga, lalu papah beranjak pergi.

" Pak Rudi, usir bajingan itu dari rumah saya!' papah menyuruh pak Rudi security rumah untuk mengusir Rangga yang masih terduduk di ruang tamu.

Rangga berdiri dan berjalan ke arahku lalu duduk bersimpuh dihadapan ku. Berusaha memegang tanganku. Namun aku tepis.

" Ren, tolong beri aku kesempatan menjelaskan." Aku dijebak ren" Rangga menggapai jemariku.

" Silahkan keluar" pak Rudi menarik lengan Rangga yang masih berusaha menggapai Renata yang masih duduk mematung memandangi jijik.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Dinda sukmadewi

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku