Desahan Sang Pejantan
ngat masam dan tidak bergairah sama sakali. Langkahnya yan
ar mau untuk berbuat romantis. Namun, untuk membangkitkan nafsunya san
emvonis padanya, kalau dia tidak akan bisa memiliki anak lagi setelah p
ia hampir dua puluh tahun. Karena hal demikianlah akhirnya menjebak aku dalam sebuah
rangsangan darinya. Sembari mendudukkan badan, Miko-suamiku menimp
in maem," ucap
Kan, bisa, Ma
a pacaran dulu. Padahal, Mawar udah besar. Harusnya, k
di sini, dong. Ada anaknya yan
, kan, sama anaknya,
npa mendapat suapan darinya. Padahal, aku sangat berharap kalau dia m
k lagi, tetapi tidak pasrah juga dalam menghadapi hidup ini. B
anak lagi, Miko seperti kehilangan kesadaran. Bahkan, dia sempat kehilangan kendali dan se
tidur berdua. Sementara Mawar masih sibuk main ponsel di atas
ng selama satu bulan penuh. Hari-hariku terasa sangat hampa tanpa kehadiran seo
takan oleh sang suami ketika pulang kerja. Posisi kami saat ini
iku lengan sang suami dengan sa
...," g
sesuatu, boleh?"
Ma. Udah malam ...
a perkasanya sama sekali jadi laki-laki. Hmmm ... pad
ya menatap foto-foto masa lalu. Terlihat jelas kalau di dalam album
emberikan keindahan bersama cakrawala yang mulai merah. Embusan angin
an tangan di sebuah pantai memerlihatkan kemesraan. Akan tetapi ha
i. Dengan cepat, aku menyibak air mata dan mengeluarkan isak tangis
menoleh. "Eh, Ayah. Kenapa belum tidur? Kan
depan sini, aku mau
hirnya kami saling tukar tatap, akan tetapi aku tak m
mong apa?" ta
skan sangat lambat. Menggunakan tangan kan
, Yah?" ta
uk melayani maumu malam ini. Sayang, a
ghentikan itu. Secara saksama, kedua bola mataku mulai be
karang aku paham, kalau tidak akan m
r sejurus dari netra. Sang suami menyentuh pipiku, dia m
a kamu. Aku sangat sa
ya mengangguk. "Iya, aku
melihat suamiku menangis. Seumur hidup, dialah sesosok laki-laki yang tak pernah m
dan mengelus penuh kasih sayang. Meskipun pikiran menerima, hati
u itu, bukan hanya sekadar pelukan
uami yang ternyata sangat sedih. Seperti berat hati, dia
ke mana, Yah?" ta
ini, kita pisah ranjang saja. Biarlah aku tidur di kasur sebe
mau tidur sama kamu, j
jang kami berdua. Aku pun menatap sang suami yang menenteng bantal
ngit kamar tidur. 'Tuhan ... kenapa rumah tangga hamba menjadi s
sang suami, dia lebih memilih tidur sendiri karena tak bisa mela
arus bertanya kepada siapa perihal jeritan hati ini. Harapan indah untuk be
ambu