PIERRE: Cinta Terlarang
, kedudukannya di dunia di tingkat dunia tidak jauh berbeda dengan Bilimdi dan New York --me
k bisa berbagi kabar lagi dengan kedua orangtuaku, setidaknya aku masih bisa berbagi dengannya, orang yang kucintai. Tidak terasa air mataku
sejak aku masih balita. Saat sudah tujuh tahun, ingatanku pada orang-orang penting mulai terbentuk. Aku mengenal beberapa rekan bisnis kedua orangtuaku termasuk pengacara. Pengacara itu bahkan sempat mengobrol denga
i nuraniku belum mandiri. Seperginya kedua orangtuaku aku beralih pada Algha untuk mendapatk
berdering,
June,"
i. Oh Tuhan! Aku mendapat undangan tes
nyaku dengan ikut berbinar. Mungkin June
datang," ujarnya. Aku bisa me
juga mendapatkannya," ak
ngarmu membuat naskah motivasi diri,"
amerkan apa saja yan
menanyakan hal apa yang membuatnya histeris pagi-pagi buta
Kami bertiga sama-sama mengambil pre-college di Sidorfa meski berbeda kelas. Aku tidak tahu apakah Sh
asuk kuliah, meski aku dikenal periang tetapi sebenarnya aku merasa
asan denganku. Ia murid senior paling nakal di sekolah, selain suka melakukan pemerasan kepada adik kelas, Ia juga suka membully anak-anak lain yang Ia anggap tidak selevel dengannya. Ia memang lima
ng masih menggulung tubuhku. Kelas pre-college masih dua jam dari sekarang dan aku masih
yang berisik membangunkan anak-anaknya. Berteriak karena terlalu lama berendam di bak mandi atau sengaja meninggalk
a surat penerimaan mahasiswa di Sidorfa University jurusan Adat dan Budaya. Aku bisa tidur dengan tenang, bahkan bisa menikmat
rkuliahan. Tak jarang aku juga membicarakan kekasih Algha yang sekarang. June te
sudah menginjak sembilan belas tahun. Ya, aku sudah mengenal Algha sejak balita. Baru kini aku lepas darinya. Aku memang tidak b
dalam fiksi remaja, aku biasa saja. Bahkan terkadang aku menertawakannya karena menurutku konyol. Bagiku itu hanya dongeng yang dimanfaatkan orang untuk mendulang uang. Sang produse
ereka semua ada di depanku, posisiku hanya beberapa meter dari meja mereka. Aku melihat salah satu dari mereka mengambil gelas dan meminum s
encium sesuatu yang
kita!" terde
, Ia mengetahuinya!" su
aling memburu, aku melewati apapun yang ada di depanku termasuk hutan gelap dan riuhnya pasar. Pandanganku kini tertuju pada sekelompok orang yang seda
n senyuman mereka memperlihatkan bahwa gigi-gigi mereka bertaring. Aku pikir aku salah tempat
dari sini. Aku yakin ini hanya anomali pikir
oaa
mi
i sisi kamarku, sayapnya hitam pekat. Degupan jantungku masih saling memburu karena mimpi t
ini ada burung gagak yang hinggap di jendela kamarku. Aku masih maklum jika yang bertengger adalah burung-burung kecil, seper
*