Meringkus Gairah
n? Dasar orang jahat," l
jaan rumah. Kalau aku menang, lakukan bagianmu,
tanya Ryu sebab tak
yamu sudah 'naik', bangunkan aku," lirih Momo
tuhmu, tapi itu tidak akan terjadi lagi. Jangan main-main denganku, a
irinya bertumpu pada punggung sofa di mana Momo bersandar. Telunjuk kana
i Ryu. Kali ini ia mampu bertahan dari jahatnya kaos tipis yang me
an taruhan yang berdampi
an maju selangkah demi selangkah," b
sakan jelas betapa lembutnya makhluk kecil itu. Semakin Ryu menekannya, telunjuk
eluar dan menekannya lagi. Namun, belum ada tanda-tanda Momo akan mendesah, raut wajahnya t
kannya pada gadis yang sedang tidur. Apalagi dia bukan pacarku. Batal
puting itu. 'Dasar bodoh! Ini kan taruhan, berhentilah bertin
ting Momo yang terbebas dari tekanan. 'B
uhan terakhir. Akan kumenangkan ini lalu
terus bergerak memainkan itil dada Momo berulang kali. Perhatiannya te
enuju wajah Momo. Betapa terkejut lelaki itu menda
aku tidak bersalah. Ya ... kau ... karena kau yan
p dirinya. Membulatkan tekad dan memainkan ujung dada Momo dengan cara yang berbeda. Ryu sed
as tatapan Momo, tak mengali
ngkat seperti akan bertemu, bibirnya terbuka seakan tak bisa rapat, seperti ada rasa ingin menggigitnya. Mata Momo perlahan menyempit seolah akan
perti sedang marah. Lalu tampangnya normal kembali tanpa ekspresi, sebelum mata indah
arus, mengalihkan pandangannya dari wajah Ryu. Napasnya m
in Ryu menduga. "Kau jadi terangsang, k
ng telunjuk Ryu yang menekan pu
keluar lewat mulutnya secara spontan.
Ryu bertanya-tanya, apa hal
berarti pertarungan masih berlanjut. Hanya beberapa deti
an seperti itu!" pekik Momo seraya berdiri, me
m Ryu memikirkan ucapan Momo, bar
dari taruhan kali ini, en
i tumpukan piring dan peralatan masak kotor, semuanya sudah dicuci dan disimpan pada tempat seharu
an karena Momo kabur ditengah-tengah pertarungan yang berarti ke
ksa, kebetulan ia menemukan Momo di dalam
yang tergantung, m
ngintip atau apa, aku kira tidak ada orang di dalam. Ta-tapi
itu, Momo melangkah keluar melewati Ryu
tu minggu. Hari-hari yang menyenangkan dan merasa damai tanp
hangat sambil menonton acara televisi. Sudah satu mingg
ulai," seru memanggil, t
m tidur. Ketika akan keluar dari kamar mandi,
ana komikmu?" tanya Ryu menyapa
h aku rekam, kok. Aku pikir kau mau menontonnya. Lalu ... hanya karena kau kalah taruhan, bukan berarti kau tidak bisa memakai ru
ntuhmu di tempat yang aneh. Itu saja
annya, meraih bahu lel
Momo penuh penekanan, rautnya marah