icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Love is Love (Love)

Bab 3 Chapter 2

Jumlah Kata:1193    |    Dirilis Pada: 08/09/2022

ggil-manggilku untuk pulang. Sumpah! aku merasa jadi anak durhaka karena sudah lama tidak

-teman sudah jijik kepadaku karena mau diajak berdua oleh si Samuel berengsek itu. Andai aku

dak hanya dikenal sebagai pemakai

. desahku sambil

gi. Rasa rindu kepada Papa menjadi energi gaib yang membuat tubuhku kuat. Terbayang wajah bahag

umahku yang berada di pelosok. Banyak penjual buah berjajar di sepanjang jalan. Aku memutuskan untuk

kesedihan di depan semua orang, terutama Papa. Jika sedang sedih, aku memilih diam menyendiri untuk menghisap

tuskan untuk menepikan mobil dulu sekadar menenangkan hati. Tak berhasil. Hatiku makin gelisah. Mungkin di sana,

man, akan kujalani hidup ini sendiri. Akan

bil. Habis jalan yang berkelok-kelok, jalanan yang aku tempuh menurun seolah menuju lembah. Aku semakin berhati-hati dan akhirnya bisa menarik napas d

*

diri sendiri. Perasaanku semakin tidak enak. Sepert

linap di antara tetangga yang hanya menatapku iba. Sampai di depan pintu, k

melesat ke arah jenazah Papa

man di sana. Senyuman yang membuatku bahagia. Tak ada.

, Pa!" Air ma

nya dengan harapan Papa membuka mata. Ni

gkau memanggil Papa

*

mbantu tanpa diminta. Ada yang bertugas menggali kubur, memandikan, dan m

angat perih. Langit mendung, angin berembus pelan menurunkan gerimis. Beberapa kali aku mendapatkan ucapan dukacita

ama?" tanyaku ke

sok yang aku cari memang tak ada. Ak

sisinya. Tak heran, jika kematian Papa sangat disesali oleh para tetangga, karena semasa hidup, apalagi dulu ketika Papa masih sukses, banya

di samping pusara Papa. Angin yang berembus kencang dan sisa-sisa gerimis yang dibawanya tak berarti apa-apa jika dibanding dengan gerimis di hatiku. Baru kali ini aku merasakan keped

janji akan sering datang kemari

i memutar tubuh. Di sana, dari arah pintu masuk permakaman sebelah utara, aku melihat seorang wanita berbaju hitam s

rgap. Seolah tak ada lagi kehidupan di rumah ini. Para tetangga pun sudah pulang ke rumah masing-masing. Entah sengaja memberi kesempat

berdiri lalu melangkah menuju bufet itu. Beberapa pigura berisi foto keluarga, kerabat, dan teman-teman masa kuliahku terpajang di sana.

lupakan sesuatu. Sebelum insiden malam itu terjadi, hubunganku dengan

engan Papaku. Tuh anak sebenarnya sangat baik dan mudah akrab dengan siapapun. Foto i

at kali pertama meng

, Ri? Keren banget pemandang

unung, Samuel begitu takjub melihat pemandangan perkebuna

uk, membawaku pada masa lalu. Suas

." Aku menunjuk sebuah perkampungan di kaki gunung. Bangunan-bangunan yang tertata rap

u tidak pernah mengajakku kemari

a datang ke tempat ini. Aku selalu mencari alas

. Tapi sekarang...." Aku memotong kata-kataku sendiri karena rasanya terlalu men

ya," hib

ndangan, kami kembali melan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka