Jelaga Cinta Lavanya
ke arah jalan di mana dua orang seda
ditunjuk oleh Eddy dan men
iin Lavanya milik saya seorang." Eddy mendesah pelan dan merasa ada sesuatu ya
aneh dengan kelakuan Eddy yang sudah berusia separuh baya, akan tetapi tidak bisa melihat perempuan muda,
hirnya dicerai saja ada empat, belum terhitung yang hanya untuk bersenang-senang. Dan anehnya, banyak
Tuan nikahin aja, kan beres urusann
dideketin. Kayaknya, baru dia doang yang berani nolak aku." Eddy menggeleng gemas saat teringat bagaimana Lavanya mengacuhkan dirinya dan t
"Kalo nggak bisa pake barang, ya harus pake siasat Tuan." Markum kembali memberikan pendapat untu
a Kum, nggak sia-sia kamu jadi orang kepercayaan saya. Sekarang tinggal mi
pernah sekalipun dijamah oleh seorang pria. Dia semakin tidak sabar
embuat Lavanya menjadi milik majikannya. "Sepertinya saya tau gimana cara bik
Cepet ka
kemudian membisikkan sesuatu pada E
aya nggak kepikiran ke sana ya." Eddy mencubit dagunya, memikirkan untuk memulai rencananya ya
p Tu
*
rmi
elihat siapa yang datang. "Eh ada Pak Rahmat." Lenny terkejut saat melihat
da Lenny. "Boleh saya ngo
mpersilakan Rahmat masuk ke dalam rumah dan duduk di so
sama beberapa orang wanita untuk mendapatkan upah. Dia takut jika hasil pekerjaannya di sana kurang ba
ihat kalau Lenny tampak tegang dan gelisah. "Say
Rahmat datang karena ada kabar baik. Semoga memang k
l kerja kamu di sawah bagus banget. Kamu ulet, dan j
kanlah seorang atasan yang sering memuji para pekerja. Jika sampai seorang Rahmat
kepake sama Bapak, dan makasih udah
ena hal itu makanya saya ke sini Len. Setelah saya
n itu
arap? Nah, saya mau kamu ambil dan garap sendiri. Nantinya kita bakal bagi hasil
pat membayangkan jika sawah yang digarap sendiri panen, maka jika hasilnya dijual, dia akan memiliki uang
nggarap sawah dari awal, dia membutuhkan modal yang
dan ragu untuk menerima tawaran Rahmat
gasih kamu pinjeman uang, apalagi kalo tau buat modal ngegarap sawah. Coba kamu bayangin ka
a pikirin
nggak mau, saya mau kasih buat Hesti. Kamu tau kan
a p
adalah perempuan yang bernasib kurang baik dalam hal jodoh. Sama-sama ditinggal pria yang tida
aktu tiga har
ri dari sekarang, saya bakal
o gitu saya pa
t berbalik dan berkata pada Lenny. "Saya harap kamu nggak nyia-nyiain kesempeta
a P
ngat ingin menerima tawaran dari pria itu, akan tetapi kendala terbesar yang dia miliki adalah uan
p besar. Sepertinya tidak ada orang yang mau menolongnya, apalagi mengingat keadaan d
egas ke kamar dan berganti pakaian. Dia akan mencoba meminjam pada Eddy, pria terkaya d
diri di halaman depan rumah Eddy, nyalinya ciut seketika. apalagi
hat Lenny di depan rumah. Dia bergegas menghampiri dan berdiri di samping
saat melihat Markum. "Iya Kum, tapi kok
embuktikan kalau rencananya berjalan dengan lancar. "Ada kok," sahut Markum dengan wajah ten
ak? Saya teh ada
saya ke dalam, biar na
arkum mempersilakan Lenny duduk, kemudian berujar pada wa
ahu Eddy tentang kedatangan Lenny. "Tuan,
dateng juga si Lenny." Eddy menggangguk puas sambil menatap M
n seringai lebar di wajahnya. "Soalnya muka
ua." Eddy terkekeh geli membayangkan Lenny akan segera m
jalan ke depan untuk menemui calon mertuanya. "Lenny? Tumben dat
nny menyapa Eddy sambil
duduk." Eddy duduk di salah satu kursi kayu yang terbua
yang mendadak gugup kare
kamu lagi b
at, bingung harus memulai dari
Len, kalo emang saya bisa b
h ke sini mau pinjem uang T
buat makan atau belanja kebutuhan rumah, sa
akin gugup dan tanpa sada
Kamu mau nik
sadar Lenny berseru saat
tau, dan saya bukan peramal yan
u Eddy akan menolak permintaannya. Jika benar, lalu
n, jangan bikin sa
at modal ngegarap sawahnya Pak Rahmat,
pada Lenny. Dia ingin segera menyelesaikan masalah ini da
gi Lenny. Tadinya Rahmat menolak permintaan Eddy, akan tetapi ak
gede banget,
Eddy mulai tidak sabar
uang yang diperlukan pada E
o udah segitu banyak, saya juga kan harus dapet keuntungan, karena udah pasti kan uang saya bak
ya bera
ua puluh lima persen. Apa
nggak bisa lebih kecil? Kan Tuan tau keadaan saya." Lenny mencoba menawar bunga
juga harus kasih jaminan buat saya." Eddy sengaja bersikap sedikit menekan untuk memojokkan Lenny sehingga wanita itu tidak pun
isa bayar gimana Tuan? I
Eddy tenang. "Tapi saya nggak mungkin minta jaminan rumah kam
yang mesti saya
sampe kamu nggak bisa bayar, saya bak