Allena
ngat nyaman. Ada Mama yang langsung memelukku saat masih berada di depan gerbang, Papa yang akan langsung menggendong dan menciumku saat baru pulang kerja, dan Mike yang merupakan
ri seluruh penghuni rumah bisa dipenuhi dengan sangat baik oleh Papa yang meru
a. Keluargaku adalah donatUr utama banyak yayasan amal. Bahkan,
inya. Bahkan, orang yang tidak pernah bertemu sebelumnya juga melakukan hal yang sama. Bukankah itu suatu pertanda bahw
mbuatku tumbuh menjadi seorang Allena yang juga sempurna dalam segala hal. Te
g ke dua puluh dua. Awalnya semua berjalan normal, bahkan pesta mewah seperti biasanya
cahaya merah aneh yang memenuhi seluruh ruangan yang membuat suasana menjadi panas seperti terbakar. Perlahan semua cahaya itu bera
terduduk di lantai, wajah Mama terlihat sangat khawatir, a
abku berusaha menenangkan mama, lalu mengulurkan tan
a, hent
, tangan yang tadi hampir menyentuh w
. tidak boleh menyentuh Mama atau siapapun lagi
uh Mama? Berbahaya? Berbahaya bagaimana? Bukankah selama i
utri kita?'' tanya Mama yang lebih dulu menanyakan
''Apakah Mama tidak melihat simbolnya? Kutukan itu ben
yang sudah melahirkanku itu langsung meminta untuk mempelihatkan kedua pergelangan t
ma aku melihat ada air mata yang sampai sederas itu mengalir dari sudut mata wanita baik yang paling kusayangi ini, ingin rasanya aku meme
iku, wajah mereka terlihat sangat khawatir, itu pasti karna melihatku yang kesakitan ak
kan itu benar-b
an tangannya, simbol
nya, atau kamu
ada satupun dari orang baik ini yang menolongku sekarang? Atau mungkin menanyakan keadaanku apakah aku baik-baik saja? Kenapa mereka semua malah
nya malah berakhir begitu saja. Aku bahkan belum sempat meniup lilin dan memotong kue saat Papa meminta seluruh
kutahu penyebabnya tepat di malam bertambahnya usiaku. Semuanya sungguh terasa aneh, orang
mana ramah itu? Apa ini karna ... simbolnya? Ada apa dengan simbolnya? A
terus mengabaikan putri kita seperti ini. Kasi
seketika langsung terhenti saat mendengar ucapan Mama. Kedua orang tuaku itu memang jauh lebih sibuk sekara
kita sudah tidak punya pilihan sekarang. Simbolnya sudah mun
etiap kata yang diucapkan Papa, apalagi saat Papa me
bisa kita lakukan u
yakin air mata pasti sudah jatuh lagi d
satu kalimat pun yang bisa kudengar dari balik pintu ini. Apa yang terjadi? Kenapa Papa diam saja