Sandiwara Pernikahan
s Nadine dengan cepat. Ia segera memalingkan mu
p?" goda Elvano dengan senyum manisnya. Ia semakin menunduk, mendekati Nadin
terpejam dengan napas yang tertahan. Ia bersiap untuk
m bibir Nadine. Tiba-tiba wanita itu membuka mata dan membuang napasnya dengan kasar. Waj
elepaskan tangannya dari wajah wanita itu. "Bukankah yang sakit itu
ah
iumnya seperti halnya kegilaan yang mer
e dengan es batu yang sangat dingin. Wajah merah Nadine yang disebabk
lvano sambil mengelus pipi kiri
it karena tamparan itu sangat keras. Giginya pu
no berbicara sambil mengolesi salep pereda sakit di p
berkata apa. Perhatian Elvano seperti ini membuat h
n kotak obat, lalu membawanya kem
satu kamar dengan jarak yang terpisah. Elvano di lantai, s
n melakukan olahraga malam sampai pagi menjelang, tapi
*
p sarapan pagi sebelum beraktifitas. Nadine pun sudah bangun dan sudah mandi, juga sud
u, Nadine keluar dari kama
juga Friska-anak dari Paman Fredi. Mereka sendang menyan
a Nadine, lalu du
stri Paman Fredi. Lalu berta
n ucapan menantunya tentang pria miskin yan
dah menikah, namun Dandi tidak meng
e sambil mengisi piringnya dengan mak
dia t
yantap makanannya, tiba-tiba kakeknya me
arkan saja. Nanti juga tu
ng, dirinya sudah mendapatkan akta pernikahan sebagai syarat untuk mengamb
arapan, lalu pergi bekerja. Tapi dia ... tidur di rumah orang lain pun mas
tidak sangat tidak coco
ruhnya turun!" balas Nadine. Ia sege
. "Bisakah hari ini Kakek memberikan kunci apartemen Papa
masih sangat sakit karena tamparan Dandi, namun Nadine menahannya. Jika terus mengibarkan bendera p
a mulai mengerti dengan keinginan cucunya untu
siang, datanglah ke kantor. K
da kakeknya. "Bagaimana dengan Hotel Chandra milik Papa yang ma
lagi dari tangan Dandi. Takutnya, jika tidak segera d
k boleh
bisa, bagaimana mengurus tiga Hotel Chandra yang lokasinya ada di tiga kota. Yang ada
makan bisa dilanjut lagi," potong Sofya dengan segera. Ia tidak suka
*
semalaman harus tidur di lantai tanpa kasur yang empuk. Hanya
dak mungkin meminta Nicolas untuk mengirimnya pakaian lagi karena ini di rumah Nadine. Jika sampai ada oran
mar. Elvano pun sudah bosan menunggu. Ia memu
antor. Walau awalnya Dandi meminta Nadine pergi ke kantor di siang hari, namun wanita itu memutuskan untu
adanya, saya pergi dulu!" Elvano berpesan pada pelayan di ru
k, T