Dia Canduku
a yang langsung mendekatinya karena iba. Tadi, dia tidak berani karena masih ada Ma
Lalu, menengok ke belakang. Dilihatnya Murni tetangga
r?" tanya Amira
kamu. Jujur kami sangat takut sekali dengan tuh orang. Dulu katanya pernah ada orang kampung sebelah yang kena imb
." Amira tetap tersenyum
an saja padaku!" Murni
umpung masih pagi," sambung Mur
menumpang tidur di rumah kamu?" tanya Amira cemas. Dia ta
banyak, ya." Murni tersenyum menggoda Amira. Dia sengaja be
empolnya semangat. Dia sege
anya berunding mengenai apa yang sebaiknya dia lakukan agar bisa meng
au kamu tetap di sini ... aku yakin banget kalau kamu nggak a
, kamu itu merantau saja. Kalau kamu hanya mengandalkan hasil jualan ... pastilah itu
ga setuju."
Ke sana saja belum pernah?" tanya Amira terse
. Jadi, nanti dia yang akan jemput kamu di sini dan mengantarkan kamu bekerja t
h, aku setuju!" Am
sok langsung kemari jemput kamu," ucap Murn
ra terseny
*
etar-ketir tinggal di penampungan karena takut tidak segera mendapatkan peker
h asik memandangi indahnya gedung-gedung menjulang tinggi di pinggiran
g indah ya, Pak?" tanya A
mpung," jawab Pak Sopir terkekeh geli. Dia tidak menya
rapa lama kerja di kota? Apa Bapak mema
ir membelokkan mobilnya dan berhenti tepat di depa
puji Amira terkesima berat. Mu
n kepala sambil tersenyum geli
dak
asuki area pekarangan. Jantung Amira berdebar-debar meras
enunggu kita," ajak Pak Sopir yang
birnya tak henti-henti tersungging ke atas. Matanya terus mengita
dalam," ajak Pak S
dag-dig-dug. Rasanya dia tidak sa
mah. Tak lupa Pak Sopir mengetuk pintu terlebih dahul
Tok!
ya sudah tiba, Bu!" ucap
uk saja, P
duduk di ruang tamu langsung memeri
menatap ke arah Amira yang masih sibuk melihat-lihat. Dia
amu yang bakalan membersihkan semua area
ampai lupa akan hal itu,"
k sabar mau lihat tampang pembantu barunya. Bapak ingatkan sa
Amira meng
ring-sering menutup telinga kamu agar betah kerja di sini," bisik Pak
enarnya majikannya itu super cerewet. Makanya, banyak pembantu yang tidak betah ke
gan hutang besar di kampung. Jadi, mau tidak mau harus betah mengadu nasib di kota," jelas Am
Bu Anita. Walaupun dia agak cerewet, tapi dia tak pelit kalau soal meminjami uang ke pemba
as. Bibirnya langsung tersenyum kembali karena
erja serta cekatan. Pasti Bu Anita bakalan kasih ka
asan dari Pak Sopir. Namun, seketika hatinya ketar-
tegurn