icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pacarku Seorang Buronan

Bab 6 Flashback

Jumlah Kata:1808    |    Dirilis Pada: 28/01/2022

boy berseragam hijau daun. Berpindah lagi ke satu tangan lainnya. Hingga akhirnya berada dalam genggaman seorang le

ulit putih dan tidak kalah glowing da

acuh. Namun, wajahnya tidak menuruti kata hatinya. Terpancar aura terharu melihat ap

cuma kamu seorang," ucap lelaki itu. Berusaha keras agar tatapannya menunjukkan ketulusan, sampai-samp

gue lagi polos-polosnya, mungkin gue bakal klepek-klepek ngg

ama sekali nggak menyangka kalau kamu, tuh bisa romantis se

ah!' teriak benak Oliv ingin menyud

Cu

an tubuhnya beranjak berdiri. Lantas, tanpa bicara sepatah katapun pergi meninggalkan

tnya terdengar me

ambut pendek bergeg

eriak lelaki itu sambil membuka jaket yang

enyaksikan perbuatan lelaki itu. 'Sombong banget. Sekedar basa-basi sama gue aja nggak,' keluh benak Oliv. Kalau bukan karena pesan Anita-S

Tampak sebagian rambut memutih kala pria ini mengangkat topinya. Kaos keabuan kian lus

erulang kali," sahut Olivia ser

Mau nyiapin lokasi dulu." Sutradara itu sang

an dalam hal bekerja sudah mereka lakoni sejak film pertama. Mereka sudah saling memahami

Lagi, teriakan berat l

Dia dan sang sutradara serentak meno

eributan. Kali ini menghempas sebuah styrofoam. Say

il membersihkan gado-gado yang berjatuhan dan mengumpulkannya lagi ke tempat makan styrofoam itu. Oliv meng

ayer ini cuma pantas buat dia. Apalagi, sekarang dia lagi populer banget. Follower-n

egitu, 'kan," komentar Oliv kurang setuju. Tapi, itu hanya b

mereka sudah kabur duluan. Sayangnya, agensi Posan cukup

Anita, "elu ke sana buat akting, terus pulang. Jangan melakukan hal yan

mobilnya. Ia rindu tempat duduk empuk dalam mobil itu. Tidur a

iv pada asisten cekingnya itu tatkala memasu

e kursi kemudi, membuka jendela sedikit, kemudian sibuk main gadg

n Oliv malah kembali ke masa lalu. Saat seragam putih abu-abu

kelas malah pas kelas dua SMA. Bahkan kemanapun di

san begitu baik padanya. Setiap kesulitan yang di

ih itu di waktu istirahat begini. Biasanya selalu ada di sisinya. Tertawa bareng dan makan

sia siapa nama sahabatnya, yang menjawab seadanya pertanyaan itu.

ponsel dan menghubungi Posan kalau kelamaan

ak terganggu dengan Oliv terlalu sibuk mer

diam sesaat, berusaha mengulang apa saja

intas diingatan. Ah, teringat jelas kalau berada di sudut l

at seolah sudah paham betul s

ilih bergegas berlari kecil menuju kelasnya yang rutenya cukup

sama Ol

mayan jauh jaraknya dari toilet. Tubuhnya berbalik,

itu suar

ya-tanya, perlahan langkah kak

nya, sama sekalu tidak menyadari keberadaannya. Kedua

i sebelahnya dikenali Oliv sebagai Posan. Dan, tubuh tin

kakak kelas mengakui perasaannya, y

tnya tidak terdengar. 'Kakak kelas berwajah teduh it

alau lu nggak tulus. Nggak pernah sama sekali. Jadi, gue mau lu jauhin Oliv, secepatnya. Gu

empurna. Ia menutup mulut

itu tentu nggak beralasan, kan? Nggak mungkin, lah, Posan .

u, hatinya nggak bakal tersakiti. Selesai, 'kan masalah?

ebar sampai akhirnya berlari ke belokan koridor, terus saja menyusuri. Nafasnya memburu. Tersengal-sengal. Na

kan Aming. Tanpa menjawab seruan asistennya itu, ia keluar mobil

idak ada di tempat itu,

a Po

ngkat wajah murun

da di sini?" t

gak terbata. Antara kaget dan speechless karena

an pria itu, lantas merampasnya

erkacamata tebal itu menggantung karena

ebuah hotel ini. Apalagi di lantai dasar cukup

, Olivia mendobrak begitu saja to

a mereka, walaupun urusan mereka sebenarnya belum selesai. B

Sakit?! Kok ke t

capan Posan. Dia mengarahk

sa menebak dari beberapa tauge yang mencuat

h Oliv tanpa menu

makan makanan begituan." Posan pakai bergidik jijik se

emuncak. Tangannya juga su

kanan yang bohong banget elu nggak suka. W

pada beberapa pria yang menontoniny

Membukanya telapak tangannya dan meletakkan styrofoam itu di s

ahan menerima gado-gado ya

lakukan. Berpura-pura tulus pun nggak apa. Bukan

tanya Posan

lit, kan kalau sekarang elu pun berakting tulu

oleh Oliv. Ia pun sama sekali tidak mengira kalau temannya ini m

a ada kelegaan tersendiri. Sungguh menyenangkan akhirnya

iv

sebelum akhirnya menoleh. Ada

san kemudian duduk di kursinya s

ya sambil tersenyum simpul. Kemudi

ju ke tempat parkiran,

Jangan coba-coba ngelakuin apa yang ada dalam imajinasi

tu yang dapat merusak image-nya seba

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka