Pacarku Seorang Buronan
boy berseragam hijau daun. Berpindah lagi ke satu tangan lainnya. Hingga akhirnya berada dalam genggaman seorang le
ulit putih dan tidak kalah glowing da
acuh. Namun, wajahnya tidak menuruti kata hatinya. Terpancar aura terharu melihat ap
cuma kamu seorang," ucap lelaki itu. Berusaha keras agar tatapannya menunjukkan ketulusan, sampai-samp
gue lagi polos-polosnya, mungkin gue bakal klepek-klepek ngg
ama sekali nggak menyangka kalau kamu, tuh bisa romantis se
ah!' teriak benak Oliv ingin menyud
Cu
an tubuhnya beranjak berdiri. Lantas, tanpa bicara sepatah katapun pergi meninggalkan
tnya terdengar me
ambut pendek bergeg
eriak lelaki itu sambil membuka jaket yang
enyaksikan perbuatan lelaki itu. 'Sombong banget. Sekedar basa-basi sama gue aja nggak,' keluh benak Oliv. Kalau bukan karena pesan Anita-S
Tampak sebagian rambut memutih kala pria ini mengangkat topinya. Kaos keabuan kian lus
erulang kali," sahut Olivia ser
Mau nyiapin lokasi dulu." Sutradara itu sang
an dalam hal bekerja sudah mereka lakoni sejak film pertama. Mereka sudah saling memahami
Lagi, teriakan berat l
Dia dan sang sutradara serentak meno
eributan. Kali ini menghempas sebuah styrofoam. Say
il membersihkan gado-gado yang berjatuhan dan mengumpulkannya lagi ke tempat makan styrofoam itu. Oliv meng
ayer ini cuma pantas buat dia. Apalagi, sekarang dia lagi populer banget. Follower-n
egitu, 'kan," komentar Oliv kurang setuju. Tapi, itu hanya b
mereka sudah kabur duluan. Sayangnya, agensi Posan cukup
Anita, "elu ke sana buat akting, terus pulang. Jangan melakukan hal yan
mobilnya. Ia rindu tempat duduk empuk dalam mobil itu. Tidur a
iv pada asisten cekingnya itu tatkala memasu
e kursi kemudi, membuka jendela sedikit, kemudian sibuk main gadg
n Oliv malah kembali ke masa lalu. Saat seragam putih abu-abu
kelas malah pas kelas dua SMA. Bahkan kemanapun di
san begitu baik padanya. Setiap kesulitan yang di
ih itu di waktu istirahat begini. Biasanya selalu ada di sisinya. Tertawa bareng dan makan
sia siapa nama sahabatnya, yang menjawab seadanya pertanyaan itu.
ponsel dan menghubungi Posan kalau kelamaan
ak terganggu dengan Oliv terlalu sibuk mer
diam sesaat, berusaha mengulang apa saja
intas diingatan. Ah, teringat jelas kalau berada di sudut l
at seolah sudah paham betul s
ilih bergegas berlari kecil menuju kelasnya yang rutenya cukup
sama Ol
mayan jauh jaraknya dari toilet. Tubuhnya berbalik,
itu suar
ya-tanya, perlahan langkah kak
nya, sama sekalu tidak menyadari keberadaannya. Kedua
i sebelahnya dikenali Oliv sebagai Posan. Dan, tubuh tin
kakak kelas mengakui perasaannya, y
tnya tidak terdengar. 'Kakak kelas berwajah teduh it
alau lu nggak tulus. Nggak pernah sama sekali. Jadi, gue mau lu jauhin Oliv, secepatnya. Gu
empurna. Ia menutup mulut
itu tentu nggak beralasan, kan? Nggak mungkin, lah, Posan .
u, hatinya nggak bakal tersakiti. Selesai, 'kan masalah?
ebar sampai akhirnya berlari ke belokan koridor, terus saja menyusuri. Nafasnya memburu. Tersengal-sengal. Na
�
kan Aming. Tanpa menjawab seruan asistennya itu, ia keluar mobil
idak ada di tempat itu,
a Po
ngkat wajah murun
da di sini?" t
gak terbata. Antara kaget dan speechless karena
an pria itu, lantas merampasnya
erkacamata tebal itu menggantung karena
ebuah hotel ini. Apalagi di lantai dasar cukup
, Olivia mendobrak begitu saja to
a mereka, walaupun urusan mereka sebenarnya belum selesai. B
Sakit?! Kok ke t
capan Posan. Dia mengarahk
sa menebak dari beberapa tauge yang mencuat
h Oliv tanpa menu
makan makanan begituan." Posan pakai bergidik jijik se
emuncak. Tangannya juga su
kanan yang bohong banget elu nggak suka. W
pada beberapa pria yang menontoniny
Membukanya telapak tangannya dan meletakkan styrofoam itu di s
ahan menerima gado-gado ya
lakukan. Berpura-pura tulus pun nggak apa. Bukan
tanya Posan
lit, kan kalau sekarang elu pun berakting tulu
oleh Oliv. Ia pun sama sekali tidak mengira kalau temannya ini m
a ada kelegaan tersendiri. Sungguh menyenangkan akhirnya
iv
sebelum akhirnya menoleh. Ada
san kemudian duduk di kursinya s
ya sambil tersenyum simpul. Kemudi
ju ke tempat parkiran,
Jangan coba-coba ngelakuin apa yang ada dalam imajinasi
tu yang dapat merusak image-nya seba
ambu