icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kutukan Cinta Pertama

Kutukan Cinta Pertama

Penulis: Isna Arini
icon

Bab 1 Mimpi Yang Terus Berulang

Jumlah Kata:1009    |    Dirilis Pada: 12/01/2022

encint

akan m

us tetap

an punya anak, kenapa

itu datang lagi, dan setiap kali aku bermimpi paati seperti ini. Separuh hati

as disampingku, aku usap pipinya pe

mpi buruk lagi?"

gan ini aku sering kali bermimpi orang yang sama, mimpi yang selalu sama. Apa yang sebenarnya terjadi, akupun tidak tahu. Tepatnya sejak usia pernika

u di masa kuliah. Dalam mimpiku dia selalu mengatakan hal yang sama, cinta, pernikahan dan anak. Ini benar-benar gila! Kami tidak pernah menikah,

sebab apa, akupun tidak tahu. Saat itu menjelang sidang skripsi, tiba-tiba dia mengajakk

kan pada dirinya. Semua berjalan normal sampai wisu

emua tampak biasa pada saat kami bertemu. Akupun sudah melupakan jika kami pe

tan, aku mengikutinya bekerja keluar dari kota, tepat dua bulan setelah perni

kembali ke kota kami mimpi itu kian sering hadir, jadi sudah sekitar dua tahun aku dihantui mimpi ini. Mimpi itu tidak setia

kirkan untuk sekedar mengirim pesan pada mantanku itu, menanyakan kabar, berbasi-basi kemudian menceritakan apa yang aku alami. Tapi kemudian akalk

k disatukan dalam sebuah group alumni, oleh sebab itulah aku bi

bahagia. Hanya aku disini yang dihantui dirinya dalam mimpi. Ini tidak adil! Setelah itu aku tidak berniat

*

ama yang dilakukan disebuah tempat wisata, kami memilih pantai sebagai tempat

ksaku untuk ikut. Dia bilang aku tidak pernah ikut reunian dan k

embawa mobil sendiri dan bersama suaminya, jadi aku memutuskan untuk numpang saja. Mas Arkan ada pekerja

ai di tempat tujuan, aku dan Laila segera mengisi

ngat. Mereka bertanya ini dan itu, tapi semua begitu hangat dan seru. Setelah sekian la tidak berjumpa, mereka m

menyenggol lenganku dan menunjuk seseorang

u berdetak kencang saat melihatnya, Haidar Muhammad nama laki-laki itu. Dia yang

a aku bisa berdebar-debar begini, dulu setelah perpisahan kami, aku tidak pernah merasakan apapun sa

impi-mimpinya itu. Jarak dia dan kami makin deka

dingin?" ucap mas Haid

a angin pantai, mungkin karena i

s. Tiba-tiba mas Haidar melepaskan jaketnya dan mema

alah menyoraki kami jadi mau tidak mau aku

li menyapa tubuhku. Aku bergegas ke toilet, toilet disini cukup terawat dan bersih. Bilik-bilik

k seseorang masuk lagi kedalam kamar mandi, aku henda

kukan itu padaku, "mas Haidar, untuk apa di

a pelan tanpa menyingkirka

endengar ucapannya, otakku men

ambu

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka