Kutukan Cinta Pertama
encint
akan m
us tetap
an punya anak, kenapa
itu datang lagi, dan setiap kali aku bermimpi paati seperti ini. Separuh hati
as disampingku, aku usap pipinya pe
mpi buruk lagi?"
gan ini aku sering kali bermimpi orang yang sama, mimpi yang selalu sama. Apa yang sebenarnya terjadi, akupun tidak tahu. Tepatnya sejak usia pernika
u di masa kuliah. Dalam mimpiku dia selalu mengatakan hal yang sama, cinta, pernikahan dan anak. Ini benar-benar gila! Kami tidak pernah menikah,
sebab apa, akupun tidak tahu. Saat itu menjelang sidang skripsi, tiba-tiba dia mengajakk
kan pada dirinya. Semua berjalan normal sampai wisu
emua tampak biasa pada saat kami bertemu. Akupun sudah melupakan jika kami pe
tan, aku mengikutinya bekerja keluar dari kota, tepat dua bulan setelah perni
kembali ke kota kami mimpi itu kian sering hadir, jadi sudah sekitar dua tahun aku dihantui mimpi ini. Mimpi itu tidak setia
kirkan untuk sekedar mengirim pesan pada mantanku itu, menanyakan kabar, berbasi-basi kemudian menceritakan apa yang aku alami. Tapi kemudian akalk
k disatukan dalam sebuah group alumni, oleh sebab itulah aku bi
bahagia. Hanya aku disini yang dihantui dirinya dalam mimpi. Ini tidak adil! Setelah itu aku tidak berniat
*
ama yang dilakukan disebuah tempat wisata, kami memilih pantai sebagai tempat
ksaku untuk ikut. Dia bilang aku tidak pernah ikut reunian dan k
embawa mobil sendiri dan bersama suaminya, jadi aku memutuskan untuk numpang saja. Mas Arkan ada pekerja
ai di tempat tujuan, aku dan Laila segera mengisi
ngat. Mereka bertanya ini dan itu, tapi semua begitu hangat dan seru. Setelah sekian la tidak berjumpa, mereka m
menyenggol lenganku dan menunjuk seseorang
u berdetak kencang saat melihatnya, Haidar Muhammad nama laki-laki itu. Dia yang
a aku bisa berdebar-debar begini, dulu setelah perpisahan kami, aku tidak pernah merasakan apapun sa
impi-mimpinya itu. Jarak dia dan kami makin deka
dingin?" ucap mas Haid
a angin pantai, mungkin karena i
s. Tiba-tiba mas Haidar melepaskan jaketnya dan mema
alah menyoraki kami jadi mau tidak mau aku
li menyapa tubuhku. Aku bergegas ke toilet, toilet disini cukup terawat dan bersih. Bilik-bilik
k seseorang masuk lagi kedalam kamar mandi, aku henda
kukan itu padaku, "mas Haidar, untuk apa di
a pelan tanpa menyingkirka
endengar ucapannya, otakku men
ambu
*