CUKUP SETAHUN AKU DI SISIMU, MAS
P SE
ucapku parau. Air mata sudah tak terbendung. Aku mengham
a. Bantal kenangan indah, namun pahit di rasa sekarang. Bantal romantis, y
para sak
... s
sahutan. Membuat hatiku semakin
t. Lebih sakit saat berada di ruang oprasi. Berjuang sendiri melawan kesak
aduku. Tapi, entahlah. Hatiku tetap sakit. Maafkanlah aku.
makhluk, yang kau letakkan surga dalam ridhonya," tutupku berdoa dalam sujud. Mengaduk
**
itu
Aku sangat mencintaimu. Melebihi a
ngiba pada
u. Pandangannya ke luar jendela kamar kita. Matanya
nyak bayi yang bisa kita r
an? tak jelas asal-usulnya.
anak dari darah dagingku. Buk
han. Mengatur tangisan,
in kau membagi cintaku," isakku. S
program bayi tabung dan sewa rah
unya anak, Mas. Aku trauma dengan p
ku tak punya pilihan lain. P
," sembur ibu mertua di ambang pintu kamar kami.
, Nak. Kalau kamu sewa rahimnya, ber
au, Bu," pot
Tatapan tak sukanya pada
m, tapi nggak tahu hukum a
jungnya, selalu islam KTP
menatapku. Tanpa mau
u tunduk pada wanita, yang selama
ung dan menempatkan pada rahim orang lain. Karna memang istrimu tak p
itu lahir dari rahim wanita yang tanpa status pernikahan yang sah, deng
, Bu. Safa ingin cinta s
sayat tajamnya sembilu. Sakit sekali mendengar penuturan w
nya anak. Selamanya?"
ggeleng
ng kamu milih. Anakku nikah lagi, punya anak dari istri
Mas Ardi tanpa pedulikan diri
. Tapi, yang pemahaman agamanya bagus. Nggak
ya menggeleng. Memberi isyarat j
e,
ku nggak mau kehilangan kamu," mohonk
ardik Mas ardi mem
suami. Kalau kamu buatku marah terus-t
ukendalikan. Aku beringsut berdiri.
o suami, padahal selalu di KDRT. Walau sampai punya anakpun dia tetap bertahan. Cari r
han. Melihatnya dipukul secara membabi buta di depan mata kepalaku. Oleh, suaminya,
rtemu Wulan. Singkatnya, dia sah
k henti-hentinya,
pernikahan ini, dan kamu bisa milih,
ibu mertua. Na
kontrak. Haram," nasehat Ib
gak ada guna. Kenapa, sih kamu dulu nikahin wani
am menunduk. Meratapi nasib. Beginikah nasib w
asa, semua wanita tak mau. Aku juga tak bisa mem
n mertuaku padaku. Wanita islam KTP ta
irihku akhirnya m
Spontan, Kututupi wajahku. Ketakutan. Bergidik nger
, an
ada rasa. T
p-ngerjap. Memb
ngan yang mengha