Pawang Hati
pun saja sudah tak boleh, apalagi
o mobil Naufal. Sepanjang jalan pulang, Shaina hanya diam dan menyandarkan seluruh badannya ke jok mobil d
ian, nanti pasti aku langsung kabar
sih yang jadi ge
usah khawatir aku gak bakalan nabrak kok, ngapain ju
pat kedua telinga dari pada mendengar suara Naufal yang terkadang ngeres. Sembari ke
an-kapan nik
paro. Jijay capca
saling dada-dada muah-muah, Naufal masih cengar-cengir sendiri sambil menyetir. Sesek
Kebelet pipi
i roro kidul! Mampus-mampus dah lu." kesal Shaina, seketika sebuah jit
dikutuk jadi bonc
tnya. "Abisan telfonan pake sayang-sayangan gitu banget gak liat apa dis
semakin membuat Shaina greget ingin menjambak rambutnya tapi takut durhaka juga. Ketika mobil Naufal tiba di lampu mer
ra ducati merah dengan helm KYT full face merah bergaris yang berhenti tepat sekali di samping mobil. Cowok dengan jaket d
Seketika pandangan mereka bertemu pada satu titik pandang, sudut bibir Shaina kian
depan, meski Shaina terus memanggil. Sampai detik demi detik lampu mer
a sebelum akhirnya menghempaskan punggung ke jok mobil. Lama-lama kesal sendiri. Pada
ari menjalankan mobilnya lurus, arah yang sama dengan Shaka namun d
sementara dia cuek-cuek aja. Jangan-jangan lo suka ya
aja." balas
n sibuk bermain lords mobile di ponsel, semacam permainan perang-perangan pasukan. Membaca sikapnya, tak sulit u
iss, lo harus tau cinta gak se-bocah itu dek." ujar N
set
ntah, Shaka juga tidak mengerti. Saat berhadapan dengan Shaina ada seperti peperangan batin dalam diri Shaka yang teramat sul
selain doyan adu panco dan mengalahkan banyak cowok, Shaina juga doyan mendekati Shaka. Bahkan, tidak segan-segan hari ini Shaina mengat
pintu kamar Shaka, ketika Shaka hany
etakkan ponsel dan memutar kursin
aju mama di tempatnya tante Jihan ya, dari kemarin u
i kepala tiga Velia masih nampak awet muda. Kalau saja bukan ibunya, mungkin Velia sudah Shaka pacarin se
menyambar kunci motor di atas tumpukan buku-bukunya,
nya dibalas seulas senyum tipis ole
. Pasalnya Velia hanya mengatakan rumah tante Jihan bercat abu-abu dan pagarnya berwarna cokelat. Tapi s
s helm. Beberapa kali Shaka mencoba menelfon Velia tapi tidak diangkat-angkat dan hanya terdengar nada sambung. Shaka men
ika Shaka menoleh ke sumber suara, ada gadis dengan terusan celana denim
au-tau Shaina sudah tiba di hadapan
agi." ujar gadis itu sembari menyel
di daerah sini?
deket sini. Lo lupa atau pura-pura lupa, atau amnesia
uto mengusap tengkuk dan mengulum bibir rapat-rapat, mendadak wajahnya memerah seperti tomat dan salah t
yokap ambil jahitan di daerah sini,
. Yaudah gue anterin yuk, yang sebela
seperti ada gelenyar seperti sengatan-sengatan kecil yang merambat di lengan Shaka akibat pegangan lembut tangan Shaina,
getuk pintu yang kebetulan terbuka setengahnya itu, h
gantung di depan teras itu, Shaina asik menjentikkan jari ke udara sambi
, Ka?" gum
ng terlalu sarkastik dalam sekejap menginterupsi aktivitas Shaina men
barusan."
kan?" Shain
kalo gak
aina lalu bersalaman dengan beliau disusul oleh Shaka. Tante Jihan adalah penjahit langganan Kanaya karena
teng kesini nganter temen Shaina,
elia, tante." ti
-nya jeng Ve, ada
ahitnya, pakaian itu dibentangkan dan ternyata model rok selutut merah maroon dengan motif
lu pergi dari rumah itu. Keduanya berjalan bersama dal
ah Shaka berpikir sekian menit dan memerangi rasa egony
g-jarang sekali Shaka berbicara panja
em sebentar.
deh lo, masa g
gimana m
anget, dimakan sama roti tawar gitu. Tapi .. yang biasa mangkal di daerah sini kayanya masih pulang kam
e k