Memori Seorang Santri
at Me
kecil, Musholla tanpa asbes yang apabila siang terasa ama
in tidak terlalu kentara malah rasa panas yang mendominas
sejak tadi kakak kelas yang berada di tengah-tengah
tidak denganku yang menahan kantuk dengan beberapa kali menjatuh
apan yang datang lebih awal dariku b
arin. Dia tidak tahu apa-apa.
at saat jam 10 malam waktu untuk tidur, kami keluar dari Musholla dilanj
e kamar." Perintah kakak ospim yang
, aku hanya diam di sana. Tidak beranjak pergi
. Ini bakalan lama." Ka
oh lalu menggeleng pelan, "Tidak u
lihat-lihat sepertinya dia menertawakanku yang terlalu bodoh diberi pilihan ti
ri tidak tahu apa yang dibahas, tetapi sedikit banyakny
berdiri dengan satu kaki dan kedua tangan yang menjewer kuping s
dak tahu siapa namanya itu bertanya dengan nada membentak, membuat yang lain
mengaku, sampai pagi ber
es yang diucapkan dengan nada pelan. Sebagian ada
alau kami datang kaki kalian turu
mar, benar-benar meninggalkan kami di halaman dengan satu
an amarah dari kakak ospim sebagian bahkan ada yang jongkok dan ada
nyuruh dud
ngerikan itu datang, sontak membuat k
wajah bengis yang mampu membuat jantungku berde
kak," jawab salah
kejujuran, di dalam kamar ustadzah ada benda yang apabila kalian berbohong mak
kamar ustadzah ada tegangan listrik yang mengalir seperti air t
tepat di depan Musholla. Mereka yang keluar dari kamar ustadzah langsung m
ku, aku tidak salah dan tidak akan ter
dif
bagi diriku sendiri. Ketika aku menginjakkan kaki masuk, aku tidak menemui adanya tegang
da ustadzah serta kakak ospim yang galak. A
kak yang berkulit putih dengan rambut piran
rasi sebelumnya, ini air keramat yang bisa langsung menditeksi kebohongan. Jadi
an di telan, ingat! kalau
e
guk dengan
ng bagai bule itu, di tangannya ada
a aku tidak tahu warna dari min
ditelan, nan
m mulutku, kedua mataku langsung dib
ya! buang airnya
ar, tatapi langkahku terhenti ketika m
kamar mandinya, t
g yang ternyata adalah kamar mandi. Aku membuang ai
rwarna biru maka
rwarna biru, aku menatap kearah semua kakak kel
rinya." Ujar mereka meng
adzah? hukuman apa ya
. "Ustadzah, ana beneran ngga
da di pondok ini, bagai
uri. Sekarang pergi ke Musholla dengan
an ke Musholla dengan kepala ter
ahan sekarang sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Kami
mua sudah selesai di uji dengan air keramat, kami kembali kumpul di M
ngun tetapi aku dengar ketika ada yang ingin membangunkanku, kakak ospi
n tidurku sampai semua bubar dari Musholla,
telah beberapa hari di pondok ternyata air keramat itu ha
mnya lidah akan membiru, bukan
ambu