icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Jangan Cintai Bosmu!

Jangan Cintai Bosmu!

icon

Bab 1 keterlambatan

Jumlah Kata:1387    |    Dirilis Pada: 03/08/2025

cetan ibu kota menjadi penghalang terbesarnya untuk sampai tepat waktu di kantor. Naura, dengan napas terengah-engah, memacu motor matic-nya menembus padatnya lalu lintas. Kemeja putih yang ia kenaka

tatapan sinis dari manajernya, Bu Sin

i di minimarket dekat kantor. Cairan dingin itu adalah satu-satunya harapan untuk menyegarkan pikirannya yang sudah kacau balau sejak pagi. Langkahnya tergesa-gesa menyusuri koridor lant

nya sendiri. "Naura, kamu harus cepat! Ka

am digital. Ia mempercepat langkahnya, bahkan nyaris berlari di tikungan koridor menuju deretan lift. Tanpa ia sadari, dari arah

R

hi jas pria itu. Aroma kopi yang manis bercampur susu langsung menyebar di udara. Naura terhuyung ke belakang,

r Naura, emosinya sudah memuncak. Rasa panik karena takut terlambat,

ya yang semula datar kini diliputi amarah. Rambutnya hitam legam tersisir rapi, hidungnya

perti dikejar setan! Lihat ini!" tunjuk pria itu pada noda kopi

onsel, kan? Sama saja cerobohnya!" Ia melirik jam di ponselnya lagi.

badan dan mempercepat langkahnya menuju lift yang kebetulan bar

u saja?!" teriak pria itu, suaranya menggema

tertutup, meninggalkan pria itu sendirian denga

k di meja mereka, sesekali melirik ke arah pintu ruang CEO. Naura, yang berhasil lolos dari cengkeraman waktu,

kerjanya yang duduk di meja sebelah. Sekar adalah satu-satunya teman

ura sambil menghela napas lega. Ia melirik Sekar yang terlihat sangat an

rbinar-binar. "Naura, kamu tahu tidak? Hari ini kita

a, tidak terlalu tertarik. Perubah

ar, dia tampan sekali, Naura! Masih single pula! Katanya, dia yang akan menggantikan Pa

ibuk membuka email. "Memang kenapa kalau tam

pan!" Sekar menyenggol lengan Naura. "Dengar-dengar juga, dia ini lulusan luar

. "Perhatian kepada seluruh karyawan, mohon untuk berkumpul di aula ut

dengan sebuah podium di tengahnya. Tak lama kemudian, Pak Wijaya, CEO perusahaan yang sudah beruban namun masih terlihat gagah, nai

salah lihat. Pria di samping Pak Wijaya adalah pria yang baru saja ia tabrak di koridor tadi pagi.

rnya pucat pasi. Sekar men

mukamu jadi pucat b

pi buruk. Ia akan dipecat, ia yakin sekali. Ia sudah menghina dan membasahi jas anak CEO! Habi

ni, saya akan memperkenalkan putra saya, Arga Narendra Wijaya, yang akan mengambil alih kepemimpinan perusahaan ini. Saya per

u terdengar samar di telinga Naura. Ia masih memejamkan

rcium lagi. Naura menahan napas. Ia membuka matanya perlahan, dan pandangannya l

yata kamu kerja di sini?" suaranya rendah, namun jelas terdengar oleh Naura

terdiam. Bisik-bisik mulai terdengar. "Tanggung jawa

sal dan marah. "Itu juga salah Bapak!" balas Naura, tanpa sadar ia menggun

atanya menyiratkan kemarahan yang membara. Ia me

rg

sudah turun dari panggung dan mendekati mereka. "

a. "Papah lihat sendiri, kan? Gara-gara wanita ini, jas

as. "Ya ampun, Arga. Kamu ini. Kan bisa minta Bibi Rina

Arga berseru,

n ribut di depan karyawan lain. Tidak enak

duga, ia membuka jasnya, melepaskan dari tubuhnya, dan melemparkannya tepa

tidak bersih!" perintah Arga, nadanya penuh dominasi. Ia kemu

kini berdiri tegak di samping Pak Wijaya. Berbagai emosi bercampur aduk di dadanya: kesal, marah, malu, dan sedikit... takut. Ini bar

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 keterlambatan2 Bab 2 memanaskan suasana di dalam gedung3 Bab 3 Jika kamu tidak mau menjadi sekretaris saya, maka silakan keluar4 Bab 4 ia permainkan sesuka hati5 Bab 5 Restoran tempat Arga6 Bab 6 Saya akan menjemput7 Bab 7 setelah pulang kerja8 Bab 8 Cepat makan9 Bab 9 rutinitas yang teratur10 Bab 10 Setelah seharian penuh pertemuan11 Bab 11 kejadian semalam12 Bab 12 Perjalanan pulang dari Surabaya13 Bab 13 terlalu memikirkan14 Bab 14 reputasi15 Bab 15 Rasa haus yang tak tertahankan16 Bab 16 Arga akan menunggu17 Bab 17 Jam makan siang telah tiba.18 Bab 18 Di dalam ruangan Arga19 Bab 19 Arga tiba di rumah20 Bab 20 semua kekacauan yang terjadi21 Bab 21 Waktu berlalu begitu cepat22 Bab 22 Keputusan sudah bulat23 Bab 23 Berita kehamilan24 Bab 24 Kehamilan Naura memasuki bulan keenam25 Bab 25 Kehidupan Naura dan Arga berubah total26 Bab 26 kebahagiaan27 Bab 27 anak laki-laki yang periang28 Bab 28 Lima tahun lagi berlalu29 Bab 29 sudah menjadi ayah30 Bab 30 Di tengah kesibukan masing-masing31 Bab 31 kecerdasan32 Bab 32 Pagi di sekolah Kinan33 Bab 33 Kinan merapikan buku-bukunya34 Bab 34 Motor besar Arion35 Bab 35 materinya cukup sulit baginya36 Bab 36 Kinan masih terbaring37 Bab 37 Dinginnya udara Puncak38 Bab 38 Malam di Puncak berlalu39 Bab 39 Di mata keluarga40 Bab 40 Ruangan itu mendadak terasa dingin41 Bab 41 Suasana di antara Arion42 Bab 42 Tangis Naura yang histeris43 Bab 43 rumah yang dulunya hangat44 Bab 44 rahasia kelam45 Bab 45 menghabiskan hampir dua jam46 Bab 46 Kata-kata Arion tentang cintanya47 Bab 47 demi keamanan keluarga48 Bab 48 Hari pertunangan Kinan dan Rivan tiba49 Bab 49 Pagi pernikahan Kinan dan Rivan tiba50 Bab 50 Teriakan Kinan