icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Benih Dari Kebencianmu

Benih Dari Kebencianmu

Penulis: Moch. Fatch
icon

Bab 1 pertemuan dengan seorang teman lama

Jumlah Kata:1677    |    Dirilis Pada: 22/07/2025

Lia, lima tahun terakhir, udara itu terasa lebih berat lagi. Setiap napas yang diambil adalah pengingat akan hari kelabu itu, hari di mana hid

menembus keramaian itu, kembali pada memori lima tahun silam. Seharusnya ia tidak berada di sini. Seharusnya ia ada di rumah, membenamkan diri dalam buku-buku kuliahnya, melarikan diri dari d

ngan hantu-hantu di benaknya. Namun, getaran di udara, perubahan kecil dalam atmosfer ruangan, membuat hatinya mencelos.

ia

rdiri seorang pria tinggi dengan rahang tegas dan mata setajam elang. Rambut hitamnya sedikit berantakan, menambah kesan karismatik yang dulu begitu memi

zk

anya membangkitkan rasa bersalah yang menggerogoti jiwanya. Lima tahun. Lima tahun ia berhasil menghindari pert

. Ia melangkah mendekat, setiap langkahnya terasa seperti palu godam yang menghantam dada Lia. Teman Lia, seorang gadis

dah, nyaris berbisik, namun setia

tenggorokannya kering ker

pa tidak? Hidup berjalan terus, bukan? Untuk sebagian orang." Tatapannya men

. "Uhm, aku ke toilet sebentar, ya. Kalian ngobrol saja dulu." Ia beranj

sing kafe yang tiba-tiba terasa jauh. Lia memilin-milin tepi se

ini lebih keras, nyaris mengejek. "Senang bis

an sisa-sisa keberaniannya. "Aku... aku tida

ampai ke matanya. "Tentu saja tidak. Mana bis

datang. Ia sudah bersiap. Namun, tetap saja, rasa sakitnya tida

ancarkan amarah yang membara. "Kalau begitu, jelaskan padaku, Lia. Jelaskan bagaimana kau bisa selamat dari mobil yang ringsek

jenak, kenangan pahit

as Lima T

a. Anya dan Lia baru saja pulang dari pesta ulang tahun teman mereka. Anya, yang baru mendapatkan SIM dan mobil baru, mengemudi dengan sem

seru Anya, memukul setir denga

Ny," balas Lia, mengu

" Anya terkikik. "Kita mampir dulu

us!" Lia

i ikatan yang luar biasa kuat. Anya yang selalu ceria dan penuh semangat, seringkali menjadi pendorong Lia y

embalas pesan di ponselnya. Tiba-tiba, sebuah cahaya terang menyorot dari arah berlawanan. Lia mendongak, merasakan firasat buruk. Sebuah truk b

as!" seru

eka terlempar ke depan saat mobil oleng. Lia menjerit, mencengkeram dasbor erat-erat. Dalam sepersekian detik yan

AKK

ntam pembatas jalan, lalu terlempar ke sisi lain. Kaca-kaca pecah berhamburan, dan bau bensin memenuhi ud

pelipisnya. Ia mencoba bergerak, namun tubuhnya terasa remuk. Yang pertama kali ia rasak

n

ulai dengan posisi yang tidak wajar. Matanya terpejam, dan wajahnya pucat pasi, tanpa

sabuk pengaman dan puing-puing mobil menahannya. Air mata memb

datangan, panik. Beberapa orang mencoba membantu, sementara yang lain menelepon polis

at, mengeluarkan Lia dari mobil yang ringsek. Lia menolak

dia!" Lia menjerit, namun suar

erubah. Ia menggelengkan kepala perlahan, sorot matan

n. "Kami sudah berusaha,

a. Anya sudah tiada. Sepupunya. Sahabatnya. Sumber kebahagiaannya. Menin

a. "Aku... aku tidak ingat banyak, Rizky," ucapnya lirih. "Yang aku ingat hany

k ingat? Mungkin karena kau terlalu sibuk dengan po

luar dari bibir Rizky, menghancurkan sisa-sisa pertahanan Lia. Ia tahu, sejak hari itu, banyak yan

Lia membela diri, suaranya bergetar. "Aku

hnya ke depan, matanya menyala-nyala. "Kau di kursi penumpang, Lia! K

emosinya memuncak. "Aku sudah bilang 'Anya, awas!' Tapi se

tidak cukup cepat untuk Anya?" Rizky me

Anya, teman-teman Anya... mereka semua menatapnya dengan pandangan yang sama, pandangan penuh tuduhan, penyesalan

ga kehilangan Anya! Kau pikir bagaimana perasaanku hidup dengan semua ini? Dengan t

Kau masih bisa tertawa. Kau masih bisa melanjutkan hidup." Matanya kembali dipenuhi kebencian yang mendalam. "Sementara

an beberapa pelanggan kafe lainnya. "Itu kecelakaan! Ke

tar, tanpa emosi. "Tapi itu tidak mengembalikan Anya. Dan bagiku, k

asa lelah, lelah dengan semua tuduhan, lelah dengan rasa bersalah yang tidak pernah hilan

" katanya, suaranya kini dingin seperti es. "Aku hanya ingin kau tahu. Aku tida

tumpah ruah, membasahi pipinya. Kata-kata Rizky menancap di hatinya, mengkonfirmasi ketakutan terbesarnya: ia akan selalu menjadi Lia, s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 pertemuan dengan seorang teman lama2 Bab 2 tuduhan yang tak henti-hentinya3 Bab 3 prestasi yang seharusnya membanggakan4 Bab 4 Pintu ruang rapat5 Bab 5 Lia memang harus mandiri6 Bab 6 Ketika mobil berhenti di basement gedung kantor7 Bab 7 selalu mengawasi8 Bab 8 Ia mencoba membaca buku9 Bab 9 Malam acara perusahaan10 Bab 10 sisa mabuk semalam11 Bab 11 menutupi kehancuran di dalam dirinya12 Bab 12 Hawa dingin di ruang kerja Rizky13 Bab 13 Malam kembali14 Bab 14 Bagaimana Daniel akan bereaksi terhadap terbongkarnya kejahatannya15 Bab 15 penyelidikan untuk menjatuhkan Daniel16 Bab 16 perlakuan Rizky padanya17 Bab 17 memikirkan dua garis samar di alat test pack18 Bab 18 Di rumah mewahnya yang terasa hampa19 Bab 19 Apa keputusan yang akan Lia ambil mengenai tawaran pernikahan Rizky20 Bab 20 Bagaimana proses persidangan Daniel akan berlangsung21 Bab 21 Bagaimana kehadiran bayi perempuan mereka22 Bab 22 Ruang perawatan pascamelahirkan23 Bab 23 hak asuh Adelia24 Bab 24 Apakah proses penyembuhan Lia akan berlanjut dengan lancar25 Bab 25 Bagaimana Lia akan menyelidiki niat sebenarnya Alexa26 Bab 26 bagaimana Lia akan menghadapi skandal27 Bab 27 menyembunyikan rahasia kelam28 Bab 28 Hati Lia terasa sedikit ganjil29 Bab 29 Lia tertidur pulas30 Bab 30 Suasana di kamar mandi31 Bab 31 Bagaimana Alexa akan menggunakan kehamilannya untuk memanipulasi32 Bab 32 Empat bulan berlalu33 Bab 33 Tangisan Alexa34 Bab 34 mencoba berdamai dengan keadaan35 Bab 35 Bagaimana rencana balas dendam Alexa36 Bab 36 Bagaimana Alexa akan merencanakan pelariannya dari rumah terpencil37 Bab 37 Keputusan Rizky untuk mengurung Alexa38 Bab 38 membuatnya tetap bernapas39 Bab 39 Bagaimana Alexa akan bereaksi terhadap rencana Davin