icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Catatan Luka Istri Rahasia

Bab 3 Terjebak Antara Satya dan Satria

Jumlah Kata:1819    |    Dirilis Pada: 12/11/2021

12 m

sakan untuk tetap terjaga. Ini semua terjadi karena aku malas pulang, maka aku

tu cangkir kopi. Kenapa efe

at sudah diaktifkan sejak dua jam yang lalu, saat M

ak kan ndak terbiasa jaga malam. Nanti malah pingsa

, Mil. Aku

terlalu banyak yang beli. Paling ha

a? Susun bunga. Mbak kalau ngantuk, is

mun, keinginan untuk mencapai alam mimpi gagal karena sebuah cahaya menyorot dari sepasang lamp

mpu mobil yang begitu silau. Saat pemilik mobil sudah turun, b

ghampiriku, menarik, dan membenturkan diriku ke dinding. Aku meringis kesaki

pulang?" tanya

atap matanya saat ia berbic

ku dapat j

yang

sa

ohong, Dina! A

terd

t piket malam. Kamu ini benar-benar ...." Mas Satya me

k bisa pulang, jadi

tau telpon aku. Mana HP kamu? Mau aku banting?

m semua sakit di dalam dada. Kepala juga aku tundukkan dalam-dalam

Memaksa wajahku untuk mendongak. Bibir kami dipertemukan. Matanya yang terpej

ahi kami, sembari saling mengatur napas. Mas Satya memberikan senyu

marah," kata Mas Satya yang sangat jauh dari topik tadi

ak kemarin malam, Mas udah khawatir sama kamu. Kamu pingsan pas kita bercinta. Makanya, Mas larang kamu buat kerja. Apalagi tadi siang ... kamu hampir diinjak orang-orang. Mas ng

lengan di lehernya. "Aku masih waras, Mas. Aku nggak bakalan n

na merah muda. Di sela-sela kegiatan kami, aku bisa merasakan b

menghentikan ade

h?" tanya Mas Satya denga

perhatikan ubin berwarna putih. Kemudian

unga, dan di sini .

pat Milka tadi berada. Benar saja, tubuh kaku gadis itu sudah ada di ambang pint

enyadari aksi tadi dilihat oleh seseorang

. Ia menutupi kedua matany

." Gadis itu menunjukkan jari telunjuk d

.. s

>

dudukinya. Mataku melirik takut-takut pada s

panggilku

ang?" Mas Satya mena

e rumah Bunda. Bunda ajakin kita makan bareng. Satu keluarga. Ada Mbak Amira sama ...

ang dulunya biasa saja, kini memasang ekspres

aih tanganku yang ada di atas meja aga

. Emang Mas enggak merasa nggak ena

ang. Ini sudah jadi pe

ndiri? Nggak tega k

agi. Terasa jelas saat dia menggenggam er

" Mas Satya melepaskan genggamanny

nya tersenyum. Aku pindah duduk di sampi

uru t

gga

tert

maskan melihat ekspresinya saat ini. Aku memeluk lehernya da

mendekat. Bibir kami bertemu. Dia mungkin terburu-buru. Memasukkan lidahnya bersama dengan makanan

Mau Mas suapi

Aku bisa ma

gan lelaki satu ini membuatku sulit menahan pesonanya. Untun

>

ti saat terakhir kali aku datang ke sini. Entah kapan, aku sudah lupa

rbuka dan menampilkan sosok Bunda yang me

dang ke arah jalan yang baru saja ditinggalkan Mas Satya. Beliau tidak menga

uang keluarga yang sudah ada Mas Satria d

agi, si Satya?"

atria menempati nomor 2 setelah Lisa. Apalagi ucapan-ucap

tunggal yang jauh dari Satria. Bahkan

ngapain, Bun?"

ia sibuk banget di negara orang. Bunda jadi susah mau kete

Amira menjawab

dengan suara nyaris berteriak

waktu. Kalau kecapean, bahaya sama anak kami," lanjutnya, dengan ta

beli susu. Susu di rumah ti

tar, ya? Aku

yum miris

mi

tersayang untuk Satria. Sampai kami harus terpisah karena dia lebi

mua?" Bunda bertanya untuk memas

>

alah surga

i mall. Namun, kali ini sangat menjengkelkan dengan Satr

.. Satya suruh rahasiain lagi? Emang nggak pengen punya anak? Kami saja, yang baru menikah

u ikut campur urusan o

enegur lelaki kurang ajar ini, maka aku akan m

toilet dul

endorong kursi menjauh, lalu

ka dia tidak bisa datang untuk menemaniku, setidaknya

tercengang melihat Satria yang mun

a tulisan ini toilet wanita! Kakau mau ke sini, ganti kelamin d

a bicaranya sama seperti saat kami pac

nyinyir? Aku bisa s

an detik. Untuk sesaat aku kebingungan. Keti

kamu, Din ..

ong keras

gan kurang ajar! Aku bisa la

t sama adik aku sen

p-harap cemas semoga Mas Satya m

ala ponsel itu sudah

Dina. Aku cuman mau

amu!" Aku berusaha keluar dari toilet. "Kalau mau ambil it

dak kaku saat Satria memeluk dari belakang. Tang

sama kamu, Din.

lebih segala-galanya dari kamu! Yang pasti, Mas Satya j

Dina. Kamu tadi cemburu l

apa pun. Kebodohan terbesar aku itu pernah jatuh cinta sama perhat

balik kayak du

memutar badan menghadap Satria, lalu melayangkan

pas s

>

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka