icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Canda Cinta Kirana

Bab 2 Bayang Malam Perpisahan

Jumlah Kata:1725    |    Dirilis Pada: 26/03/2025

olah, diwarnai kelap-kelip bintang yang berserakan

sore tadi. Lampu-lampu jalan menerangi trotoar menuju gedung aula, tempat d

-temannya, gaun sederhana berwarna dus

wajahnya yang teduh, namun dalam benakn

i rutinitas pagi di kelas yang sama, tawa yang saling bersahu

ak tangga menuju aula, sesuatu

, seorang pria berdiri bersama seorang gadis. Kedua

Alexa

i sosok itu. Si

ik di sekolah, tetapi juga sosok yang tampaknya

san sosial sudah melekat dalam dirinya sejak lahir. Meski Kirana tida

ni, ada sesuat

unan sahabatnya yang selalu memen

s yang tampak menatapnya dengan mata yang meny

menyiratkan batas, namun cukup dekat unt

a ter

seorang yang memahami bahwa segala s

, Kirana me

o kena

rsentak. Natalia menarik pergelangan tangannya d

lahan menghilang dari pikirannya. Ia mengangguk cepat da

itu mengambil langkah masing-masing. Satu ke k

• • • • • • • • • •

rkan nostalgia. Lampu-lampu gantung redup berpendar lembut di

soda, dan hiasan-hiasan foto kenangan dari tiga tahun terakhir-potret

berapa siswa berkumpul dalam lingkaran kecil, berbagi cerita-cerita konyol tentang hari-hari

di depan kamera ponsel, mengabadikan mom

na-warni, acara telah dimulai. Malam ini bukan hanya sekad

Sekelompok siswa tampil dengan tarian kontempo

ri awal memasuki SMA hingga akhirnya harus melangkah pergi. Ketika tari

ngan humor sarkastiknya naik ke panggung, membawa lelucon-le

ertawa, meski ada yang hany

ikit, menciptakan atmosfer yang lebih intim. Sebuah band naik ke atas panggung, dan buk

epuk tangan menggema, beberapa siswa bahkan berseru

wa mulai berdiri, ikut bernyanyi dan mengangkat tangan mengikuti ritme. Bass yang menggetarkan da

diundang ke acara kita," bisik sa

vel nasional, bro

t momen terbaik bu

saat mereka menutup penampilan de

putih redup yang jatuh ke atas para personel band. Suara gitar

yang terasa seperti diciptakan khusus untuk malam ini. Bebe

ir, suara seluruh aula bergema,

embahana begitu lama, menandakan bahwa malam ini

• • • • • • • • • •

, Kirana hanya diam

sungguh terasa

eva. Beberapa siswa bertepuk tangan dengan penuh semangat, sementara

uncak yang tak kalah penting-penyerahan penghargaan untuk siswa-sis

ali yang berkilauan di bawah cahaya lampu. Ia tersenyum, menunggu k

yang luar biasa ini," uc

an dedikasi luar biasa dalam akademik maupun non-akademik selama tiga tahun terakhir. Seperti yang kita tahu, perjalanan di Roya

nebak-nebak siapa yang akan dipanggil. Nam

ghargaan diberikan kep

ima medali dengan senyum bangga. Sorakan dan tepuk tangan terdengar dari sudut

12 A2, Sie

g melangkah ke atas panggung. Ia membungkuk sedikit se

sudah Kirana perkiraka

nghargaan diberikan k

a. Kirana menarik napas dalam

ini, menerima penghargaan atas semua kerja kerasnya selama tiga ta

a, ia melirik ke arah teman-temann

" bisik salah satu dari mereka be

nya terse

umkan, guru yang membacakan pen

lian semua mengingat satu hal-prestasi bukan hanya soal angka atau penghargaan, tapi juga tentang bagaimana kalian tumbuh sebagai

disambut tepuk

cara perpisahan p

• • • • • • • • • •

iaan, tawa, kesedihan, nostalgia. Semua orang tahu bahwa esok

ngnya. Masih banyak Siswa-siswi yang bertahan di aula itu selama mungkin seolah mereka tidak

lia, menghela napas panjang. "Kayak baru kemarin kita kenal-kenala

ya ?." Kirana tersenyum tipis, tapi ad

bakal kangen semuanya sih, b

ebay." Kirana

mata Kirana sekali lagi tertarik pa

awa lepas seperti biasa. Ada sesuatu tentang cara dia berdiri, b

esan riang yang menular. Seakan dunia ini hanya butuh

hu itu tidak s

yang lain. Senyum yang tidak diper

liatin

ihkan pandangan. Natalia mengangka

ukan siap

ertawa kecil, melirik ke arah

cuma... ngerasa kayak ada sesuat

h, gimana ya... selalu kayak punya cerita sendiri. K

tidak m

a sen

ing-masing. Tapi apa jadinya kalau cerita seseorang

anggung dengan ekspresi santai. Cahaya lampu menggambarkan garis w

sekali lagi sebelum

ini memang bu

ini hanyalah te

merasa bahwa ada sesuatu tentang pria itu yang ak

mbiarkan pikirannya mem

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Prolog : Pernikahan Dua Wanita2 Bab 2 Bayang Malam Perpisahan3 Bab 3 Panggung Yang Kosong4 Bab 4 Detak Hati Yang Tertawa5 Bab 5 Pertukaran di Bawah Rembulan6 Bab 6 Diantara Dua Dunia7 Bab 7 Rencana Tanpa Tujuan8 Bab 8 Ciuman di Lautan Bintang9 Bab 9 Siluet Janji dan Keraguan10 Bab 10 Sorak Kerinduan11 Bab 11 Melayang dan Terhempas12 Bab 12 Bukan Zayn, Tapi Rayhan13 Bab 13 Bintang Jatuh14 Bab 14 Bersinar Lebih Terang15 Bab 15 Jalan Yang Kita Lewati16 Bab 16 KALIWA17 Bab 17 Challenge18 Bab 18 Persimpangan19 Bab 19 Yang Kita Lepaskan20 Bab 20 Lapangan Kosong21 Bab 21 Diatas Langit Masih Ada Langit22 Bab 22 From Zero To Hero23 Bab 23 Drag You From Hell24 Bab 24 Cinta Versus Harga Diri25 Bab 25 Transaksi26 Bab 26 Lawan dan Kawan27 Bab 27 Isi Adalah Kosong28 Bab 28 Menjaga Api Tetap Menyala29 Bab 29 Buzzer Beater30 Bab 30 Cahaya Redup31 Bab 31 Lawan, Kawan, Dan Bayaran32 Bab 32 Kamu Egois!33 Bab 33 Sakit Tapi Tak Berdarah34 Bab 34 Spaghetti dan Segelas Perhatian35 Bab 35 Bisikan Tanpa Nama36 Bab 36 Tantangan Tanpa Kata37 Bab 37 Gadis Dari Puncak38 Bab 38 Data dan Dominasi39 Bab 39 Satu Langkah ke Lain Hati40 Bab 40 Perhatian Yang Mengancam41 Bab 41 Satu Nama Membawa Seribu Kecemasan42 Bab 42 Menebak Hati, Membaca Rasa43 Bab 43 Bayangan Yang Menyiksa44 Bab 44 Pertempuran Tanpa Senjata45 Bab 45 Pedas Di Hati, Manis Di Pelukan46 Bab 46 Celah Yang Terbuka47 Bab 47 Ciuman Tanpa Rasa48 Bab 48 Logika dan Luka49 Bab 49 Dekap Yang Terlalu Erat50 Bab 50 Sebuah Saran, Sebuah Ancaman51 Bab 51 Skor Diluar Lapangan52 Bab 52 Ketika Hati Bertanya53 Bab 53 Saat Kau Melihatku54 Bab 54 Sehangat Dekapan55 Bab 55 Ceritamu Tanpa Aku56 Bab 56 Notifikasi Tanpa Balasan57 Bab 57 Belajar! Belajar! Belajar!58 Bab 58 Salah Tempat Salah Waktu59 Bab 59 Jadwal Tetap60 Bab 60 Gadis Siluman61 Bab 61 Saat Kata Tak Bisa Bicara62 Bab 62 Secercah Harapan63 Bab 63 Game On!64 Bab 64 Ketika Dunia Berpihak Padanya65 Bab 65 Undangan66 Bab 66 Panggung Permainan67 Bab 67 Eksekusi68 Bab 68 Dua Gadis, Dua Masa Lalu69 Bab 69 Yang Bahagia, Yang Terluka70 Bab 70 Perayaan dan Perpisahan71 Bab 71 Tekanan dan Ambisi72 Bab 72 Melewati Batas73 Bab 73 Dunia Yang Terpisah74 Bab 74 Bisikan75 Bab 75 Beban Tak Terucap76 Bab 76 Batas Yang Kabur77 Bab 77 Jaminan atau Jebakan78 Bab 78 Senjata Terakhir79 Bab 79 Prioritas80 Bab 80 Pelukan Penuh Makna81 Bab 81 Pesta82 Bab 82 Tawaran Menggiurkan83 Bab 83 Mentor84 Bab 84 Perhatian yang Janggal85 Bab 85 Hadiah istimewa86 Bab 86 Pujian87 Bab 87 Tempat Berlabuh88 Bab 88 Akhir Sebuah Karya89 Bab 89 Lamaran90 Bab 90 Tunggu Aku91 Bab 91 Kenangan Yang Akan Selalu Tersimpan92 Bab 92 The Ring93 Bab 93 Masa Lalu Yanag Belum Sepenuhnya Berlalu94 Bab 94 Apa Yang Kita Simpan, Apa Yang Kita Lepaskan95 Bab 95 Nama Dari Masa Lalu96 Bab 96 Perubahan97 Bab 97 Konfrontasi98 Bab 98 Hati Yang Gundah99 Bab 99 Sebuah Pesan100 Bab 100 Alya