Pernikahan Terhimpit Rahasia
ti kemuraman yang menyelimuti hati Rowena. Dia berdiri di depan pintu besar rumah
yang bisa disebut rumah. Cassian, suaminya, pergi hanya sehari setelah pernikah
i, dia
emberi tahu Ro
a dan ucapan selamat datang menggema-semua untuk Cassian. Tapi tidak ada satu pun langkah yang menuju ke arahnya, tidak
pakah dia harus ter
ya, membaca ulang kata-kata yan
ian Aldric. Hadir wajib
ik kertas putih dengan tulisan dingin dan kak
idak keluarganya yang telah menjualnya ke dalam pernikahan ini. Tidak suaminya yang bahkan tid
ta itu, mengenakan senyum palsu, dan
i
ang bercengkerama sambil mengangkat gelas anggur. Rowena berdiri di s
adalah pusat dunia. Dia tampak sama seperti enam bulan lalu-tinggi, tegap, dengan sorot mata
mendekat? Atau tetap di sini, menun
g lebih cepat da
h sekilas ke a
satu
k ada kehangatan, tidak ada ke
a sedang melihat seorang kenala
ng lain, melanjutkan tawa, melanjutk
rdesir, mat
ak, tapi... tetap saja, ses
kecil di wajahnya. "Oh, kasihan sekali. Sudah enam bulan,
ingin membalas, ingin mengatakan sesuatu yang
engan nada penuh kepuasan. "Kau tahu? Mung
a mem
dadanya meledak-amarah, sakit hatdak bisa teru
inya meledak di depan semua orang, Rowe
butuhka
bebasan, meski han
iran kota. Tempat itu sepi malam ini, hanya diterangi lampu jalan y
epi tebing, tempat pandang
alah dia m
rang, tangannya gemetar, matanya koso
Rowena m
dia berlari. "
lam cahaya remang, Rowena melihat s
a i
pan
engen
uara gemetar yang keluar dari bibi
bagian dari ini