Bersinar Setelah Menjanda
gar kuat menghadapi kenyataan bukan ban
gan celana kain panjang dan sepatu pantofel itu menata
a. Aku malulah, Dek, punya istri sepertimu, di kantor setiap hari selalu di suguhi wanita cantik, sexy dan wangi. Tapi di rumah selalu di sambut istri yang kucel dan bau bawang!!" omel Irfan. Ia menuju meja makan lantas menarik kursi
eperti itu selalu keluar dari mulut suaminya setiap hari. Amira mematikan kompor setela
bantah Mira. Ia memendam emosi sembari meletakkan secangkir kopi susu di hadapan sang suami, m
mikirkan sang istri dan putrinya akan sarapan dengan apa. Setela
dikit untuk sekedar membeli skincare, Dek. Banyak tuh di toko biru, ataupun toko orange skincare yang enggak nyampe ratus
stri. Ia berpikir uang yang diberinya bisa cukup untuk berbelanja dan
mengatur uang dan malas merawat tubuh. Harusnya kamu tuh bisa menyenangkan suami biar suami betah di rumah, itu jerawat kamu makin hari makin pe
rasanya ngos-ngosan. Abang pikir uang seratus ribu bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama satu minggu, apa
ik tetapi memberi uang saja sangat pelit, Irfan hanya memberi nafkah seratus r
elinya cuma sekali juga percuma enggak akan ada hasilnya. Sama saja p
k-enak tinggal ngabisin duitku saja. Mulai hari ini aku jatah kamu lima belas ribu, Dek, cukup enggak cukup kamu harus cukup-cukupin. Ngeluh mu
eh punya tetangga depan rumah, makanya punya otak tuh di manfaatin jangan cuma dianggu
" tanya Mira. Bahkan ia menga
i rumah menunya tempe, telur mulu. Jangan lupa nanti s
im. Selalu seperti itu saat Irfan bosan makan di rumah ia akan memilih jajan di luar tanpa meng
l nasi untuk sarapan Azzura Celina Nora, putr
untuk putri kecilnya, Celin sedang asy
i kapal pecah dibiarkan saja!" Terdengar teriakan dari arah ruang
engomel, karena ocehan wanita paruh baya itu
kata kasar itu ia hanya menghela nafas panjan
dulu. Sekarang mau nyuapin Celin sarapan," balas Mira.
pekerjaan rumah jam tujuh semua sudah selesai, Ibu sudah mandi dan dandan yang wangi. Jadi suami tuh betah di rumah. Makanya mumpung anak
milih fokus bermain bersama sang putri. Setelah
engerin dan dikerjakan bukan malah diam aja! Dasar wanita pemalas!" protes
, kenapa diam aja? Apa kamu tiba-tiba bis
kut dengan suara tinggi Neneknya. Mira memil
udah denger ko
jorok lagi!" ucap Bu Fatma dengan ketus. Ia akhirnya keluar dari rumah i
kan kelelahan yang mendalam. Pandangannya menerawang keluar jendela, memikir
layar dan mendapati sebuah pesan SMS dari nomor tak dikenal. Meski ragu,
ke mana Irfan p
berusaha mencerna maksudnya. Siapa y
as yang tiba-tiba datang. Mungkin hanya orang iseng. Tet
emakin kamu diam, semakin
kan sesuatu yang selama ini tak ia sadari. Ia menggenggam ponsel itu erat, mencoba
idur lelap di sampingnya, dan firas
ya terjadi di bel