SAMPAI WAKTU MEMISAHKAN
isa capai bersama. Mereka tahu bahwa hubungan mereka bukanlah hubungan biasa-terutama karena perbedaan latar belakang mereka yang san
lai mempertanyakan hubungan mereka. Ria, yang terbiasa dengan keharmonisan keluarga, tahu ba
h dan ibunya duduk berhadapan, wajah mereka serius. Ria merasa ada yang aneh, suasana yang tidak bias
gan suara tegas. "Kami
merasakan jantungnya berdeg
matanya. "Kami mendengar dari tetangga bahwa kamu sering menghabiskan waktu b
dengan cara seperti ini sebelumnya. Mereka pasti sudah tahu lebih banyak daripada yang Ria kira. "Iya,
a diterima. Kami tidak setuju dengan pilihanmu. Kamu tahu betul bahwa keluarga kita memiliki tradisi dan prinsip yang sangat
ia selalu tahu bahwa keluarganya sangat menjunjung tinggi tradisi, namun mendengar kata-kata itu keluar dari m
seperti ini? Kenapa Dimas tidak bisa diterima han
Kami ingin kamu menikah dengan seseorang yang bisa membawa kita lebih dekat dengan nilai-nilai yang sudah diwariskan turun-temurun dalam ke
hagia dengan Dimas, dan kami saling mendukung. Kami tidak peduli dengan perbedaan itu,"
tukmu. Kamu harus mengerti, ini bukan hanya tentang kamu, ini tentang keluarga kita, tentang apa yang sudah k
s terasa semakin jauh. Namun, di satu sisi, ada perasaan yang begitu ku
s, dan aku ingin bersamanya. Tapi aku juga nggak mau meng
antara kami atau Dimas, Ria. Tapi, kamu harus memahami bahwa ini bukan sekedar masalah
membela Dimas, namun kata-kata orang tuanya menggema di kepalanya. Mereka berbic
bahwa jika kamu tetap memilih Dimas, akan ada konsekuensi yang harus kamu hadapi.
san ini tidak akan mudah, dan apakah ia siap untuk
tenang. Dimas sudah menunggu, terlihat cemas. Sejak pagi, Ria belum bisa menghubunginya. Ia tahu
ranya sedikit tersendat. "K
ya penuh harapan. "Lalu,
. Mereka ingin aku menikah dengan seseorang yang sepadan dengan keluarga ki
n lembut. "Aku tahu ini nggak mudah. Aku nggak akan memaksa kamu, Ria. Tapi kamu harus tahu, aku siap berjuang unt
u nggak bisa menyakiti keluargaku, Dimas. Aku nggak tahu bagaimana
pada Ria yang sedang terombang-ambing. "Aku ngerti, Ria. Apapun keputusanmu, a
da satu hal yang pasti-ia sangat mencintai Dimas. Namun, pertanyaan besar yang masih menggantung a
ga. Mereka sudah memberikan segalanya untukku, dan aku nggak tahu bagaimana caranya untuk mengecewakan mereka
h antara aku dan keluargamu. Yang aku ingin kamu tahu adalah... aku nggak ingin menjadi beban buat kamu. Aku ing
ku nggak bisa mengabaikan mereka begitu saja. Mereka adalah hidupku, Dimas. Aku nggak bisa be
uga ingin yang terbaik buat kamu. Kita nggak bisa memaksakan sesuatu yang belum waktunya. Tapi satu hal yang aku yakin, Ria-jika kita bersama, kitanamun ada juga rasa takut yang mengganggu di benaknya. "Tapi Dimas, kalau aku harus memilih, ak
ia. Aku ingin kamu memutuskan dengan hati yang tenang. Kita nggak tahu apa yang akan terjadi,
gitu nyata. Namun, ada ketakutan yang terus mengganggu pikirannya. Ia tak ingin melukai kelua
aan. Hari demi hari, ketegangan itu semakin memuncak, dan keputusan harus segera diambil. Ria duduk di balkon kamar tidurnya, menatap b
bergetar, dan sebuah
. Tapi ingat, kamu nggak sendirian. Aku akan selalu ada di si
pelukan dari jauh. Ria menatap layar ponseln
h. Keluargaku sangat mengharapkan hal yang berbeda. Aku
etik, pesan balasa
duli berapa lama. Aku hanya ingin kamu tahu, kamu bukan hanya tanggung jawab keluarga kamu, kamu j
u tulus dan penuh cinta. Kenapa perasaan ini begitu rumit?
u satu hal: ia sangat mencintai Dimas. Tetapi apakah ia cukup berani untuk
di meja makan. Ayah dan ibunya masih memandanginya dengan penuh harap, n
dengan seseorang yang memiliki latar belakang yang sama. Kami nggak bisa menerima hubunganmu dengan Dim
rang yang tepat untukmu, Ria. Kami ingin kamu ber
emilih, kan? Aku nggak bisa hanya mengikuti apa yang kalian inginkan tanpa mempe
yang terbaik untukmu, Ria. Kami berharap kamu bisa mempertimbang
mpertahankan cintanya, tapi ia juga tidak bisa melawan kenyataan bahwa kelua
untuk berpikir, tapi juga untuk memilih apakah ia akan berani mempe
n sulit untuk diambil. Ria melangkah keluar, menghirup udara segar yang terasa berat.
ta apa-apa, ia hanya tersenyum pelan
etegangan di udara. "Apa pun yang kamu
meskipun pilihannya akan membawa konsekuen
ambu