icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

JANJI YANG TERPECAHKAN

Bab 3 Awal dari Dosa Tersembunyi

Jumlah Kata:1836    |    Dirilis Pada: 14/11/2024

diabaikan begitu saja. Setiap kali ia mencoba untuk fokus pada keluarga, pada Laras, kenangan tentang Maya terus mengganggu pikirannya. Sua

lnya, mengakses nomor Maya, dan menulis pesan singkat. Hanya untuk memastikan ba

rima kasih sudah membuat reuni kemarin b

nsel Arya bergetar. Maya membalas dengan

u merasa ada yang tertinggal. Kalau kamu mau ngobrol leb

tan yang tiba-tiba menyelimuti hatinya. Rasanya seperti ada ruang kosong dalam d

capaian-pencapaiannya setelah bertahun-tahun tinggal di luar negeri. Arya, di sisi lain, mulai berbicara lebih terbuka tentang kehidupannya yang tampak sempurna-tapi dalam setiap percak

esan dari Maya. "Aku merindukan kamu, Arya," pesan itu berbunyi. Hanya lima ka

ia isi. Meskipun ia tahu bahwa perasaannya kepada Maya hanyalah pelarian sementara, ia tidak bisa mengabaikan betapa menyenangkannya

ntuk bertemu lagi. Tanpa Laras, tanpa tekanan apapun. Hanya mereka berdua, untuk sekeda

ya, yang selalu tahu bagaimana cara mem

esuatu dalam dirinya berkata bahwa ia harus melakukannya. Sekali lagi, i

lihat tenang. Pikirannya berputar cepat, membayangkan apa yang akan terjadi saat Maya tiba. Apa yang akan m

l, dan senyumannya langsung menenangkan Arya yang mulai gelisah. Mereka bertukar sapa, n

kira," kata Maya sambil duduk di sebe

. "Aku... aku tidak bis

sejenak, meresapi momen kebersamaan yang terasa berbeda. Tidak ada yang terburu-buru.

Maya lembut, menatapnya tajam. "Apa kamu

u... Aku merasa ada yang salah. Ini semua... seperti pelarian. Tapi di sisi lain,

an, "Aku mengerti, Arya. Terkadang, kita merasa seperti hidup kita terjebak dalam rutinitas yang membosankan. Aku ju

s, semakin tidak terhubung dengan apa yang mereka miliki. Ia hanya menjalani hidup, tanpa ada gairah, tanpa ada kebahagia

meyakinkan dirinya sendiri. "Laras tidak tahu apa-a

u, Arya. Ini hanya antara kamu dan aku. Dan aku rasa kita bisa lebih dari sekadar kenangan

an yang seharusnya tidak pernah terjadi, telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar, lebih berbahaya. Setiap mo

semakin sempit. Suasana sepi di sekitar mereka hanya membuat bisikan pikiran Arya semakin keras. Setiap kata yang keluar dari mulut Maya

rya. Tapi kamu juga tahu, kita berdua punya kesempatan untuk merubah semuanya. Kita tidak har

wa ia tidak akan mengorbankan semuanya demi sesuatu yang seharusnya sudah lama ia lupakan. Namun, kata-kata itu t

dak dimiliki banyak orang. Kita tahu, sejak dulu, bahwa ada sesuatu yang l

yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, ada Laras, istri yang telah bersamanya selama bertahun-tahun, yang selalu mendukung

buatnya merasa dihargai, merasa hidup. Dengan Maya, Arya merasa seperti kembali menjadi dirinya yang dulu, be

erat. "Aku tidak bisa begitu saja menghancurkan keluargaku, Maya. Dia... di

dalam. "Aku mengerti, Arya. Tapi kamu harus sadar, kamu sudah memberikan begitu banyak untuk semua orang di sekitarmu. Kadang, kamu ju

ia jelaskan, dorongan untuk merasa bebas dari semua kewajiban yang selama ini ia pikul. Selama ini, hidupnya sudah

Arya akhirnya bertanya, suaranya agak te

bani, Arya. Kita bisa mulai perlahan-lahan. Kita bisa saling mendekat lagi, berbicara lebih banyak, bertem

a terperangkap. Semua alasan rasional di kepalanya seolah menguap begitu saja. Apa yang Maya katakan tidaklah salah-setiap k

aha untuk tidak terjebak dalam lingkaran ini. Namun, sebagian besar dari dirinya ingin melangkah lebih jauh, mengik

yang lembut namun penuh arti, ia berkata, "Arya, jangan takut untuk merasakan keba

mua alasan yang selama ini ia pegang teguh untuk menjaga kesetiaannya mulai retak sedikit demi sedikit.

lan, suaranya hampir hilang. "Aku tida

un penuh makna. "Tidak perlu keluar, Arya. Ini adalah pilih

kan jalannya ke depan, sebuah langkah yang bisa merusak semuanya. Tapi untuk saat itu, dia hanya bis

-

yang hangat, dan anak-anak mereka yang sedang bermain di ruang tamu. Semua terasa begitu normal, begitu biasa. Namun di dalam dirinya, segala sesuatu sudah berubah.

akan, menatap Arya dengan penuh perhatian. "Kamu

i kegelisahannya. "Aku baik-baik saja, Lar

angkah mendekat. "Kalau kamu b

yang penuh perhatian-adalah sesuatu yang tidak bisa ia hargai sepenuhnya. Karena hatinya sudah dib

tu bisa menghapus semua perasaan ini. Tapi Arya tahu, semakin ia mendiamkan s

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka