Jatah Malam Untuk Mertua
hi oleh kehangatan pagi yang diberikan oleh Dinda, namun dia segera fokus pada pekerjaannya. Tak
Pak Bram sambil duduk di ku
a,"Selamat pagi, Pah. Kabar baik, seperti biasa.
ersenyum l
da. Tinggal menghitung hari saja, kan? Papah hanya ingin mem
rsiapan sudah hampir selesai. Tingg
enang mendengarnya. Tapi, ada satu hal lagi yang
a dengan perhatian
rsinya, ekspresinya seri
bangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dinda bekerja di rumah sakit y
i paham ke mana arah
apah bisa memberinya posisi yang sesuai dengan keahliannya. Selain itu, dia juga bisa lebih dekat dengan r
di rumah sakit yang lebih dekat tentu akan menjadi pilihan yang lebih baik bagi mereka berdua. Selain itu, dia juga mem
yang bagus, Pah,"
u jauh, dan aku juga merasa lebih tenang jika d
setuju. Papah akan berbicara dengan Dinda tentang hal i
akan bicara dengannya n
menepuk bahu Leo deng
bil keputusan yang bijaksana. Segera setelah pernikahan, kita aka
kantornya, Leo segera meraih ponselnya dan mengirim pesan kepada Dinda. Dia merasa sependapat dengan saran ayahn
mpat Bapak bertugas? Bapak ingin bicara sesuatu yang penting denganmu. Aku ju
onsel Leo berbunyi, menun
jam makan siang. Aku juga penasaran apa
tahu bahwa Dinda selalu terbuka untuk diskusi, dan di
*
menuju rumah sakit tempat Pak Bram bertugas. Begitu dia sampai di sana, dia di
ya dengan senyum ramah ketik
ih sudah meluangkan waktu untuk da
-apa, saya senang bisa ke sini,
an Leo tadi pagi tentang pekerjaanmu di rumah sakit. Kamu tahu, Leo sama bapak sangat menghargai dedikasimu sebagai dokter. Namun
mendengarkan denga
cok di sini, dan bapak bisa memastikan kamu mendapatkan lingkungan kerja yang mendukung. Selain itu, jaraknya jauh lebih
ni, namun senyum Pak Bram yang
mbangkannya dengan serius. Memang, selama ini saya merasa perjalanan cukup melelah
n besar, Dinda, jadi tidak perlu terburu-buru. Pikirkan baik-baik, dan bicarakan
aya akan membicarakannya dengan Leo, Pak. Saya juga setuju bahwa bekerja lebih
a kamu setuju, kita bisa mengatur transisi secepat mun
g begitu perhatian. Dengan keyakinan yang baru, Dinda merasa
ngan, seketika pak Bram membawa aura wi
Pak Bram deng
tidak menentang pernikahan kalian. Namun, ada satu syarat yang harus kau penuhi jika benar
yembunyikan kegugupannya,"Apa pun sy
a dingin di mata Dinda,"Syaratnya sederhana. Setela
nak, otaknya berputar untuk mencerna
tanyanya, suaranya h
k Bram dengan tegas, pandangan matany
ikku juga. Kalau kamu menolak, bapak akan memastikan pern
takutan melihat calon mertuanya
yang berwarna putih, dia ters
*