Istri Penggantiii
an dari mana." Umi menggelengkan kepala sembari menutup
h kita sendiri." Kyai merangkul lembut bahu istrinya dengan sesekali
a. Walaupun ada perasaan yang sangat bersalah karena di
k mengubah semua perasaan putrinya sekarang. Mungkin ... dengan keadaan seperti ini,
! Tetapi ... ntah mengapa lagi-lagi rasa kekecewaan itu selalu datang menghampiri. Apa lagi jika ingat dirinyalah yang memaksa Hanum un
gakan, putri yang selama ini dia jaga kebahagiaannya dan putri yang selama ini mati-matian dia menghidupi dari seluruh
am lalu dengan cepat menyeka air m
sana ruang pemulihan, akhirnya melangkah gontai mendekat pada ranjang Hanum
tak nampak juga tanda-tanda kesadaran itu. Sampai disaat Ustadz Riza mencium
tadz Riza bersemangat menanti Hanum membuka mata. Meski kecemas
kedingan, padahal suhu tubuh dan ruangan tidak lagi memakai Ac atau pun kipas angi
ng, dia merasa kedinginan padahal suhu ruang tidaklah dingin! Mana lagi
"A-aku ada dimana?" tanyanya lagi, kali ini Hanum
bibirnya lalu menoleh
baru saja menjalani tindakan operasi
r berhenti menatap pada suaminya. Wajahnya bingung sekaligus panik, ketika ia m
" Hanum memicit keningnya. "Memang aku baru saja m
gh
, bibirnya kelu seakan kaku dibuat oleh keadaan. Jemariny
." Ustadz Riza melangkah gontai hampir terjatuh meninggalkan ruangan itu
engapa hatinya terlalu sakit melihat sang istri terbaring lem
gh!
eri tahunya. Sontak Ustadz Riza langsung beranjak dari kursi yang barusan i
ngah duduk di atas ranjang air mata bercucuran menata
gkram perutnya dan tak lama kemudian darah s
semuanya terdiam tidak ada yang berani membuka suarah sepatah kata pun. "Sia
i mencoba menenangkan, tetapi juga iku
ut selang infus yang tertanam di pergelanga
meski nyeri di perutnya sangatlah dahsyat, namun ia tetap mem
ku!" racaunya sembari tetap terus
emberhentikan langkahnya, teta
num dengan tatapan kosong, dia benar-benar rapuh. Harapannya j
ambil rahimku kembali, Mas." Hanum berkata keras menatap lurus ke arah Ustadz Riza menjerit sejadi-jadin
sudah berdoa setiap hari ya Allah, tapi nyatanya
Kyai keras tidak sen
aku telah berdoa, namun tidak dikabulkan, Kan?" sahut Hanum beruraian air mata. "Itu kan yang Abi selalu katakan pada Hanum? Apa selama ini Hanum tergesa-gesa, Bi? Apa selama in
jawab kan?" tanya H
ganku atau Nadin yang kamu anggap terbaik untukmu dibanding aku, yang cintanya melebihi aku, yang kesetiaannya melebih