Jangan Benci Cintaku, Ustadz
baginya, mulai dari bangunan-bangunan yang berjejer rapi, hingga suasana tenang yang membuatnya merasa terasa yang Ber
g mengenakan gamis berwarna lembut dan jilbab yang menutupi seluruh tubuhnya dengan anggun. Wanita
tu dengan suara lembut, mengar
a," jawab Tuan Hadi sambil menatap
an dari dirinya merasa ingin menolak semua ini, tapi ada sesuatu dalam tatapan ma
. Kami semua di sini adalah keluarga, dan kami akan berusaha m
erbiasa dengan suasana yang seperti ini-terlalu tenang, terlalu p
s dan mungkin tidak ingin berada di sini, tapi percayalah, seiring waktu kamu akan
iliputi oleh kebingungan dan penolakan. Ia tidak menjawab, hanya membiarkan Umi Sa
n rumah, tak ada lagi kebebasan yang ia dambakan. Saat ia berjalan-jalan sendirian di halaman pesantren, mencoba me
ata yang tampak seperti menilai segala sesuatu di sekitarnya. Alina tahu bahwa pria itu adalah ustadz di sini, mungkin salah sa
ada di sekitar jalan setapak. Tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan ia jatuh dengan
nya tetap datar, dingin, dan seolah tidak peduli dengan apa yang baru saja terjadi. Dia hanya memandang Al
nahan rasa sakit. Dia merasa dipermalukan, bukan hanya karena jatuh di depan umum, tetapi juga karena pria itu, yang
ati ustadz itu, meskipun dia tahu dia seharusnya tidak bersikap kuran
a memandangnya dengan tatapan dingin dan datar. "Kamu bisa b
kah itu cara ustadz di sini memperlakukan or
"Kamu baru di sini, Alina. Di pesantren ini, kami diajarkan untuk mandiri da
tanggapan tersebut. "Mandiri? Itu yang kalian ajark
jangan salah paham. Menolong orang lain adalah bagian dari ajaran kami. Namun, ada saat-saat di mana kita perl
untuk segala hal. Tapi sekarang, di tempat ini, dia merasa seperti harus menghadapi semua
nnya. "Mungkin kamu benar. Tapi waktu akan menunjukkan siapa dirimu sebenarnya, Al
ebih ragu. Dia tidak ingin berada di tempat ini, tidak ingin menerima ajaran dari orang yang dingin sep
nya dengan langkah berat, merasa semakin terasing dan kesal dengan dirinya sendiri. Setiap langkah yang dia ambil t
ia dan bebas kini tampak muram dan penuh keraguan. Dia tahu bahwa hidupnya telah berubah drastis, d
membuka pintu dan mendapati Umi Sarah berdi
arimu?" tanya Umi S
idak tahu bagaimana menj
baru dan sulit bagimu. Tapi ingat, kami semua di sini untuk membantum
dari kata-kata Umi Sarah. "Umi, kenapa... kenap
dan serius, tapi dia juga sangat peduli pada santri-santrinya. Dia hanya memili
uatnya merasa sedikit lebih tenang. Mungkin, pikirnya, dia bisa mencoba untuk memahami tempat ini lebih baik