icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Amarah Dan Cinta

Bab 8 Menghindari

Jumlah Kata:1157    |    Dirilis Pada: 08/04/2024

i adalah pria yang pernah membuatnya trauma di masa lalu. Rasanya menyakitkan melihat pria itu, ditambah lagi dengan Devan yang memilih men

ta bisa

belanjaannya, Andi sudah menghadang langkahnya. Berusaha sekuat tenaga Yasnina memutar tubuhny

rhak sebagai ka

nina. “Saya tahu kamu pasti marah saat Devan menikahi adik saya, tapi sebagai wanita kamu harus sadar kalau sekarang Devan sudah beristri. J

a Andi sangat menjijikan didengar telinganya, hanya saja untuk saat ini menjadi lemah adalah bukan p

karena berhadapan denga

usah s

ang enggak akan berubah dengan cepa

n memegang sebotol air mineral. Arlan datang menghampiri Yasnina, dia melihat apa yang terjadi di dalam lewa

katanya yang berdi

kan Arlan menatap Andi penuh curiga. “Kayaknya saya pernah lihat Anda, em… ah

imana mungkin pemuda itu mengetahui dirinya ad

lakukan pada Yasnina. Berbisik di sisi wajahnya dengan sangat dekat. “Andi Januar Fuadi pelanggan VVIP Vodsma Club.” lalu Arlan

an Andi yang mematung di tempatnya. Sialan! Bocah dengan seragam SMA itu tahu rahasianya

mong apa

nggak usah takut lagi,

ditinggal ibu kandungnya karena terluka oleh ayah mereka. Arlan tak pernah m

*

baikan makan siang yang dibuat istrinya. Saat di restoran belum sempat pula dia makan siang, sebab sudah hancur selera makannya. Waktu suda

at keningnya yan

a. Perusahaan kita ini perlu banyak-banyak menerima project dari perusahaan besar la

gue geber, lo

i, lalu melihat pada

m yang kerjain. Biar lo tenang perginya,” Yudi menepuk-nepuk pun

ah lima.” Devan tak senang rupanya

besok lembur ngerjain project baru k

dah waktunya pulang. Devan membiarkan Yudi, dan Sinta pulang. Sedangkan dia masih duduk di kursinya, layar komputernya masih me

aran kerja baru di layar komputernya berencana untuk lembur hari ini. Devan bahkan mengabai

erjaannya. Namun Devan masih kembali bekerja. Lampu ruangan masih terang menyala. Suara-suara keyboard computer menjadi terdengar nyaring seolah beradu deng

ia

ina yang lebih sering mengganggu pikirannya. Sekali lagi Devan menghela nafas, lebih berat dari sebelumnya. Sadar bahwa pekerjaan

an sudah tidak ada karyawan di ruangan ters

mau pula

udah saya

ngkan Devan berjalan dengan lelah menuju tempat mobilnya terparkir. Bergegas masuk dan menjalankan mobilnya segera. Rasa tubuhnya sudah l

van melihat Yasnina sedang berdiri di depan gerobak sate, sedang memesan. Mata Devan mengikuti pergerakan Yasnina yang kemudian d

uat apa?” tanyanya pada diri sendir

asnina. “Mas sate ayamnya dua puluh tusuk. Ja

en. Dit

ta itu terkekeh geli. Dia bangkit dan mendek

kia.” bal

. Apa jangan-jangan emang dasarny

memberikan pesanan Yasnina lebih dahulu, kemudian pesanan Devan. Sebelum pergi Devan berkata pada

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka