Antara Aku, Kau dan Ibu Tiriku
melihat Rania. Di perjalanan tak sengaja bagas melihat Rania sedang duduk s
tornya. Sama seperti kemarin, ekspresinya yang tenang, mem
jantungnya ber
asuk ker
gas, dan melanjutkan menelan bak
Gas. Kamu mau ma
uku, mencari buku
ba, jika sudah datang a
I
ya, Rania melanjutkan makannya dengan tenang, ekpresinya be
Rania, Bagas yang mulai menyuka
kamu rekomendasi
a bagus menurutku, hanya saja, kamu suka genre sep
aku akan mencoba bebe
kit, Rania pamit dan kembali beke
jumpa
jumpa,
n membeli buku hari ini, besok dia akan menc
*
n, lagi-lagi terdengar ketukan dipintu kamar. Pastilah ibu menyuruhku mak
eperti lahir dari rahimnya, dia tidak pernah melarangku dalam hal yang aku suka, seperti membeli banyak buku d
, M
Gas, ada yang M
tiriku--Ayu, dia terlihat sudah berpakaian rapi s
apa
isan mak-mak, nanti kamu jemput mama y
legan dan Sopan. Ya, sebenarnya Ibu tiriku wanita baik-baik, ka
ik,
lan keluar, aku masuk lagi ked
rkata, menyuruhku segera ke ruang makan menyatap makanan,
siapkan oleh Ibu tiriku, masakannya enak, dia bisa menyesua
i dinding, aku melihat jam sudah lebih dari 11 malam. tetapi
pakah Ibu Ayu menelpon saat aku sedang makan,
wanita dewasa, apalagi dia memiliki suami, dan seharusnya dia
pi itulah resiko, dia tetap memilih bertahan,
u Ayu meminta aku menjemputnya di Kafe ya
ih terlihat ramai, ini malam minggu.
mani dua orang temannya, usia mereka sebaya dengan Ibu
lakangku, "Ma, tad
terbiasa di bali minum seperti ini, m
ya
enempel di dadanya, apa yang dia rasakan, seenaknya memeluk anak tirin
kamarku, Kulihat pertandingan liga Spanyol akan dimula
udah bertanya, karena dia tahu setiap mal
buatkan Ko
Ma, mak
n Laliga, kebetulan tim Favor
ncia, dan di real madrid banyak sekali bintang bertaburan, David
ire, perlawanan seimbang, sangat men
nanti berakhir kaki di pahaku, dan terlihat Miss V nya.
waktu istirahat, Ibu Ayu masih kuat menemaniku, te
n aku suka juga pemain yang ada di Real Madrid, tetapi jagoanku Aimar. Ya, tim kesukaanku s
ampingku. Kali ini aku galfok, benar-benar gagal fokus, karena baju terusan Ibu tirik
nya dengan dalam, tanganku nakal, tak bisa kutahan untuk menyentuh kaki mulus Ibu Ayu, d
us pahanya yang mulus, tetapi Ibu Ayu belum sad
kendalikan, tetapi aku menyadari ini wanita milik Ayahku, walaupun
Ibu Ayu, kaki nya semakin di lebarkan seperti katak, aku merasa Ibu
Ibu tiriku masih begini, itu bukan kesal