Pedihnya Luka Yang Kau Berikan
ngah perjalanan, ia menyadari bahwa tidak ada obrolan manis seperti biasanya yang mengisi perjalanan mereka. Ray menunggu Nikita
napa kamu diam saja? Tidak suka aku bertemu dengan Dinda lagi
a gemuruh di atas atap mobil dan pepohonan. Meskipun itu satu-satunya suara dalam radius
hanya urusan bisnis, kan?" Dia melepas kacamata dan mengusap matanya. Nikita mengenakan kacamata
r, ia hanya menjawab pertanyaan yang ingin diketahui oleh Nikita. Sedangkan jutaan pertanyaan lain bergemuruh di dalam pikirannya. Da
a baru saja berpisah dengan Dinda, di sebuah undangan pernikahan teman Ray. Dari situ, Nikita meng
sambil melihat ke depan. Kaca depan terlihat bercak-bercak dan ra
epuluh menit keheningan, dia berkata, "Ini adalah berkah. Saat
elas. Sebuah senyuman muncul di wajah Nikita, d
tanya Nikita ta
g baik untuk istriku kelak,"
ta sambil memandang
n mengubah suaranya menjadi lebih lembut. "Doamu?" tanya Ray d
ah dan bisa berbakti pada suamiku kelak,"
uk dengan tu
in, ya?" kata Nikita sam
digitalnya menunjukkan bahwa tangki hampir koson
tahunmu, Tuan," kata Nikita sam
upa isi bensin," kata Ray sambil mengan
rtawa den
ra dua mobil lainnya, Nikita memperhatikan sebuah BMW hitam dua pintu yang juga sedang meng
ikir Nikita dalam hati. Dia diam-dia
un terlihat menarik. Ia mengenakan celana jeans dan kaos hitam, lalu masuk ke dalam supermarket. Tidak lebih dari
mengikuti mobil itu, tapi
ngkan kepala atas apa yang baru saja dilihatnya
tam tadi?" tanya Ray dengan satu alis terangkat. Dia memp
engan pemilik mobil itu. Tapi sudahlah," kata Nikita sambil tersenyum dengan g
embut rambut Nikita. Mata Nikita terpejam sejenak. Lalu pandangannya me
bil memelintir ujung rambutnya.
itkan hasrat di dalam diri Ray. Bahasa tubuh N
lagi? Ayo,
ahannya. Nikita merasakan rasa manis bibir Ray dan kekuatan tubuh Ray di tubuhnya sendiri. Semenit kemudian Ray memasukan lidahnya ke dalam mulutnya, berger
tegas dengan mata sehijau emeralda yan
ngannya. Dia menangkap tangan Nikita. Si wanita bisa mera
odaku dengan wajah nakalmu," bisiknya. Sementara Nikita menel
waspada?" ujarnya sembari menatap mata Nikita lekat-lekat. Desahan berat keluar da
an apa yang dikatakan Ray. "Kenapa kau memberitahuku tentang hal itu? Apa aku harus waspada terhadapmu,
Nikita merasa tidak nyaman. "Hmph. Baiklah," jawabnya dengan nada santai.
bingung, mencoba memahami apa yang baru saja diucapkan. Ray ter
ambu