Pedihnya Luka Yang Kau Berikan
ucap perempuan itu sera
begitu mengenali wajah w
ah, Mas lagi. Maaf, Mas. Saya buru-buru.
tra terkekeh meli
ih memegang ponsel Damar tanpa sadar
n tiga kali empat. Bikin tiga lembar, sama ukuran dua kali
k amat.
bikin. Ini juga lagi jam kerja.
at lo bayarnya? Soal d
gan banget lo sam
Say." Citra ter
tidak? Urusannya tidak akan kelar-kelar! Hanya peri
ang Nikita. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba ponsel Damar bunyi.
afirul
r yang menatap dingin padanya. Namun tidak
i handphone-nya." N
pakir, dibukanya pintu mobil dan duduk di jok belakang stir. Damar membunyikan klakson sebag
ah Citra. Wanita itu meman
nteng itu?" tanya Citra s
si Luna. Mau f
undangan sama nent
mi ganteng mirip artis bollywood gitu,
ainkan jarinya isyarat uang.
an Citra
*
coat hanger di sebelah pintu kamar. Pagi itu dia akan segera melaksanakan akad nikah dengan istri pilihannya di sebuah masjid besar di Minahasa. Terlihat semua sanak keluarga sudah berkumpul di pelataran Mesjid Agung Al-Falah Kyai Modjo, menunggu ke
on pengantin wanita mengakhiri hidupnya dengan meminum racun tikus. Pengantin wanita diduga memiliki motif bunuh diri karena mengalami despresi akibat sakit yang dider
Ia tak sadarkan diri setelah mendapatkan kabar itu, pernikahannya gagal. Damar dan beber
yak orang bunuh diri di jurang itu. Kedatangan Damar yang tiba-tiba di lokas dan terlihat sudah gelap mata nekat mengakhiri hidupnya karena orang dicintainya telah meninggal dunia, sehingga tidak ada lagi alasan baginya untuk hidup di dunia ini. Di detik ketika ia henda
emudar. Seperti di-fade out
. Namun di sela tangisnya itu kadang ada senyuman. Perlahan tapi pasti, pahlawannya itu bisa me
k membuat Damar sedikit
sana," ujar Damar seraya memastikan sambungan telepon seca
*
a orang-orang menikmati waktu santainya. Justru sebaliknya dirasa
g, ada kolom tenang juga kolom ikan, bahkan tanaman hidroponik yang subur dalam pipa. Tak lam
rumah Luna. Untuk membicarakan soal performance gru
Jika diingat-ingat kembali. Dia betul-betul sial hari ini!! Bayangkan saja! Mulai dari te
iran motorny
s-A
ang. Diketuk pintu rumah tersebut. Tak lama orang tua sahabatny
ianya kisaran 65 tahun. Tersenyum lembut sambil menep
ganya mengurangi rasa canggung. Makhluk saja dia sudah j
Luna, mengatakan besok akan menemui ibu Nikita. Ibu
leh?" Nikita cengar-cengir merasa tak e
te lho" canda Ibu Mila sambil tertawa. "Tentu boleh, Nak. Dia ada di kamarnya. Mungkin dia
e kamar Luna di loteng. Ketika dia sampai di sana, dia melihat Luna sedang reba
Nikita sambil masuk dan menarik
ain semuanya, Niki." Tatapan matanya kosong, seol
ambu