icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terpaksa Berbagi Ranjang

Terpaksa Berbagi Ranjang

Penulis: Hot Angel
icon

Bab 1 Pemuas Tetangga, 1

Jumlah Kata:1053    |    Dirilis Pada: 08/02/2024

ota Bogor, saat ini sudah berusia 22 tahun. Jangan ditanya siapa ayah dan ibu kandungku, karena aku juga

saja pindah kost ke tempat baru yang lebih dekat dengan kampus karena tugas kuliahku makin menumpuk sehingga membutuh

panti, malah lebih sering memberi uang jajan buat adik-adik pantuku. Sejak SMA sudah punya penghasikan tetap yang lebih besar

ah mengenal du

las dua SMA. Kok bisa? Nanti kalau ada waktu aku ceritakan keseruan dan ketegangannya. Sekarang ki

mbali k

ku menempati posisi paling tengah. Hanya aku sendiri yang masih berstatus bujangan, selebihnya sudah be

rnama Mas Gufron, lelaki berperawakan tinggi dan wajah lumayan tampan, usianya kira-kira 30 tahun. Dia seorang accounting salah satu perusahaan terkem

Suaminya bernama Faisal, berusia sekitar 35 tahun, security di sebuah bank pemerintah. Istrinya bernama Nuning

s yang berbeda-beda, namun kami semua soleh kompak saling meman

h pernah melahirkan tapi bentuk tubuhnya sungguh menggiurkan buat setiap lelaki yang melihatnya. Tingginya

k itu telatif, wanita itu yang terpentin

pekerjaan untuk melengkapi beberapa curriculum vitaeku. Kemarin siang Mas Gufron suaminya Mbak Nania m

kan. Seperti suara ranjang yang sedang bergejolak dan berderit derit. Aku sangat penasaran karena suara tersebut

e dinding kontrakan yang tidaklah terlalu tebal, aku bisa mendengar suara napas dua orang yang sedang berpacu m

rawal dari tak sengaja mendengar desahan-desahan panas dari pasangan suami istri yang sedang wikwiw di dekat panti asuhan yang akhirnya aku sering dapat jatah ka

dan seksi itu sedang ditunggangi oleh Mas Gufron, suaminya yang ganteng dan gagah perkasa. Sementara di luar hujan masih turun dengan derasnya. Aku

but. Walau sepertinya mereka sudah selesai bercinta, namun rasa penasaranku masih belum sirna, malah semakin menggebu-gebu

t ke bubungan atap kontrakanku, ternyata di sana ada celah sebesar ukuran orang. Spertinya celah itu ada di setiap

pat ide untuk menaiki langit-langit rumah melalui celah tersebut. Cukup sulit dan beresiko, tapi nafsu syahwatku untuk mengi

angit-langit kontrakan. Dan aku benar-benar berhasil, begitulah cara iblis membimbing umat man

bus dari beberapa rumah. Dengan bermodalkan cahaya layar hape, aku pun bergerak merang

mencari-cari celah di atas kamar tersebut. Dan betapa beruntungnya diriku atas bantuan sang iblis, ternyata di atap kamar te

dapati pemandangan yang sangat mendebarkan di bawah sana. Berkali-kali aku menelan ludah, pemanda

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka