Istriku Janda Kaya
gan harap, Mas!" Suara yang keras dan cempreng tersebut, keluar d
an, bahkan uang untuk ke salon saja aku
uat Dewi menjadi berubah sembilan puluh derajat dari sebelum mereka menikah. Dimas-nama suami Dewi hanya bisa terdiam, mendeng
imas seolah dia sudah tahu, langkah se
perlu tenaga, dan kamu hanya santai di rumah menunggu uang dan
karang, c
tahu." Tangan Dewi mengambil sesuatu di dalam tas hitam, ia l
rat gugat perceraia
ik ke arah surat putih yang dia miliki. Walau sebenarnya hati Dima
kalut, tidak ada pikiran jernih. Ia pun akhirnya memutusk
*
tempat ini mereka akan baik-baik saja. Sama halnya dengan Dimas, sudah berapa botol yang ia minum tapi i
u hanya karena aku miskin?" Meminum satu botol dengan sekal
lkohol di sini," ujar petugas yang ada di sana, tetapi b
an, bukan? Jangan banyak tingkah!" sentak
yang sangat bagus. Dimas dengan tubuh sempoyongan berjalan mendekatinya, wanita itu
a! Apa kamu tahu, jika zaman sekarang wanita akan menikah dengan
umnya siap
yaratkan jika Dimas sedang mabuk, membuat wanita itu mengerti. Ia
u melepaskan rangkulannya. Ia menunjuk wajah
antan istriku, Dewi. Matanya
menjadi buram. Dimas menegang kepalanya terasa sangat sakit sekali, seolah bumi se
n harin
ali, tidak tahu di mana ia berada. Merubah posisinya menjadi duduk, sebuah rumah mewah ia tempat
janggal, Dimas hendak berdiri. Tetapi kepalanya tera
tidurlah. Kamu
mar mandi, berjalan mendekatinya. Dimas melongo bukan main, melihat wanita itu yang sangat cantik. Kulit m
, aku Luna. Siapa namamu?" tanya Luna
as merasa was-was. Ia merasa asing dengan wajah wanita di hadapannya. Sama s
eringkannya dengan menggunakan hair dryer yang sudah ada di kamar. Dimas menatapnya deng
menjualmu sejak tadi. Atau kamu sudah me
mengatakan hal itu," sela Dimas. Tak ingin mendeng
masalahanmu, Dimas. Dewi istrimu yang me
masalah hidupnya? Dimas menjadi bertanya-tanya, i
ngan sangat tajam. "Menikahlah de
sama sekali, tetapi menyuruhnya untuk menikah dengannya? Tidak, Dimas tidak boleh tergod
enalmu, dan kamu menyuruhk
Dan aku janda, janda muda." Luna tertawa dengan k
nyai tiga kesepakatan yang akan d
akin heran. "Apa
penerus," bisik Luna tepat di telinga Dimas. Dimas
, seberapapun yang kamu mau asalkan ada
las, dan ia benar miskin. 'Jika aku menerimanya, dan aku benar mendapatkan bany
pa syar
keturunan. Jika tidak, kamu akan terus bersamaku dan hadiah itu tidak akan didapatkan, dan yang tera
mendapatkan hadiah yang ia mau. Dimas terdiam, ia bingung apakah ia berani untuk menyanggupi atau tid
mudah sekali," ujar Dimas. "Tapi aku
Mencium wajah Dimas dengan gemas, meraba-raba tubuh Di