Suami Tampan Tidak Menghasilkan Keturunan
di New York City, Amerika Serikat. Kedua, deretan jendela kaca patri di kafe ini. Deretan jendela kaca ini mirip dengan deretan jendela kaca tempat saya salat malam dan berziki
angkan celetukan, "Omongan kamu ngelantur
nya, "Saya nggak gila. Orang
keh nyaring. Deretan gig
angannya beralih pada presenter. Sang presenter mena
acaranya mau dimulai," Feni Kinantya memberi
"Iya,
Dia mempersilakan Feni Kinantya untuk pemotongan pita dan pemberian kata sambutan.
*
melewatkan aksi mereka. Pinto dan Feni Kinantya memilih percakapan dalam k
cewek kamu yang kayak apa,
berhubungan dengan kebut
batang rokok. Ia mengisap bagian pangkalnya.
g sanggup bertahan dengan status saya. Yang mau menerima keterbatasan karena status saya. Yang siap dirugik
engganan. Jika begitu, dia membuang jauh-jauh keengganan yang melanda. Tetap dia membincangkan status
ja di dunia seni?" tanya Feni K
perempuan," tandas Pinto. "Perempuan yang kerja di dunia seni nggak masa
anjal benaknya. "Misalkan, cewek yang kerja di dunia seni itu nggak bi
awab, "Dia harus berusaha jadi pe
sa mahamin status kamu," Feni menyergah tanp
tatus saya belum tentu membuat saya cinta terhadap perempuan tersebut. Sebab cinta berkaitan dengan
an di dalamnya. Arah ketetapannya kabur. Justru itulah kehendak Pinto. Pint
m berprinsip. Kegoyahan masih mendera landasan percintaannya. Rute asmarany
amu terhadap cewek. Kayaknya, nggak ada cara buat mengubah kebu
ada cuma alur. Alurnya nggak bisa ditebak. Bisa cepat, bisa juga lambat. Bisa nggak terkendali, bi
cukup keras dan hasilnya sia-sia, "Aku sulit arti
ua orang juga mengandung kerahasiaan. Nggak ada yang t
nat karena penerjemahan seluruh ucapan Pinto yang mengambang ke dalam penafsiran tunggal. Begitu sukarnya pemaknaan kalimat Pinto sa
Feni Kinantya mengalir. Ia meratapi jiwanya yang hampa, yang belum