icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Baby Han - (Gx G)

Bab 3 3. Hanya mimpi - 21+

Jumlah Kata:2862    |    Dirilis Pada: 28/08/2023

ela

ah lagi?" Nona

taku mungkin tidak terlalu jela

membantumu? Apakah kita ke ru

g kurang ajar, aku hanya seorang karyawan biasa dengan rasa ingin yang terlalu aneh un

n!" Dia

i lain juga sangat membutuhkan bau tubuhnya. Bena

etika mengatakannya dengan m

bergejolak kurasakan sesuatu mengaduk perutku--memaksa keluar, bahkan air liur telah mengumpul di tenggorokanku. Aku menelan ludah kasar, s

ih baik dengan aroma tersebut--yang ber

setelah itu, hanya tatapan mata yang kutangkap s

dang menggenggam al

tku. Susah payah kubawa tubuh ringkihku dengan perasaan tak karuan yang masih m

engan nakalnya telah berjalan menjauhi nalarku. Oh, kenapa di

jarak di antara kami. Aku bahkan tak sungkan lagi memelukn

s sikap kurang ajarku. Namun, rasa mauku menjadikanku seo

tengah menekan napasnya. Dapat kur

ngatakan sekenanya, sementara hidungku sibuk mengendus dan

tertangkap oleh hidungku membuatku membeku beberapa detik seolah aku a

tak nyaman sesaat lalu seolah memudar, aku tidak lagi merasakan mual yang sangat. Karena

u kenapa Baby sanga

n Baby dan Minwo yang begitu sama dan selalu b

emua itu. Kadang tidak but

tentu tubuhku menempel sempurna pada

kan ..., tapi juga rumahku. Entah kenapa aku mau ini tida

ar ketika merasakan tangannya bergerak untuk

resahanku sesaat lalu memudar seiring menge

nku dengan janji rasa nyaman lebih. Secara perlahan pula s

," rintih

asah, Kae!"

Tanganku meraih sprei semampu jemariku untuk merematnya kasar, berharap dia melakukan

kat, entah sejak kapan senyumnya bisa membuai anganku. Di saat yang sama aku menjadi kesal kare

Bukankah seharusnya dia bisa m

rtanya. Bukan ...

ta terakhir dengan lirih karena malu. Pi

u lagi. Dan dia bukan seorang yang akan melepaskanku be

menghisap, melumat dengan lembut setiap bagian dari milikku yang mulai terbasahi cairan bening dan menjadi semakin ba

hingga punggungku terlihat melengkung membuat payudaraku

aku menjadi cukup frustrasi

an, apapun maunya akan kuturut

th …,"

?" Lamat kudengar suara se

n kewarasanku hanya untuk tahu bahwa semua kesenan

ku, kurasakan tanganku masih memeluk perut seseorang. Lalu mat

ya, sementara dia tengah asik mengamati sebuah buku sketsa berwarna b

bangun?" Di

iku darinya, meringkuk untuk

a. Bulu-bulu halus di sekitar tengkukku telah bersiap untuk berd

o kunci rumahmu." Judit mengatakannya begitu saja seperti

af." Aku be

am di danau saat ini juga. Terakhir yang kui

ok pasti dia a

ishhh! Kenapa d

ketika aku memikirkannya lagi. Lalu mataku meman

rtanya seolah aku adalah orang yang tela

ada rasa sakit menyeruak dalam hatiku. Aku akan

agaimanapun aku menahan suar

kau menangis Mikaela?" Sia ke

yang begitu menyergapku. Berpikir bahwa menangis pun adalah

kan buku yang tengah menarik atensinya pada

ihat tidak berniat berhenti dan semakin memangkas jarak di antara kami. Lalu, jari-jari ramping

ran di dadaku t

nggantung kini terjatuh, ibu jarinya bergerak

puas dan semakin mendekatkan wajahnya, ha

hingga aku bisa mendengarnya.

uar nalarku. Tidak, apak

ya meniup keningku. Sontak kubuka mat

bukan seorang yang biasa untuk

imana laju napasnya yang terasa sedikit bebeda dari biasanya. Harum n

merasakan kegu

ku telah dikejutkan oleh jarinya yang menyentil pela

m teduh tersungging di bibirnya seolah berkata

a merespon rasaku. Rasa yang cukup aneh ketika di antara banya

___

ith

h sambil tersenyum. Dia sungguh

menyusup masuk ke dalam pikiranku dan menetap beberapa saat--yang ketika pergi menyisakan kenangan-kenangan

g tanpa beban, atau mungkin seseorang yang mele

namun cukup bersih. Mikaela seperti batu dalam sungai yang tidak c

termasuk mengusap pelan dahinya, juga ... menyelipkan beberapa h

ntang penyakit yang teng

gkap oleh telingaku bahwa dia sedang menyebut namaku. Sementa

nggelitik rasa ingin tahuku. Apak

iku sendiri. Maka kualihkan pandangank

ak di nakas, di atasnya nampak sebuah pensil dan

tuskan untuk

kertas putih yang penuh goresan-goresan pensil tersebut, ada satu di antara mereka yan

esaat hingga tanpa sadar aku mendaratkan diriku

dia menyusup dalam jantungku, ikut mengalir dalam darah yang menyebar ke seluruh tubuhku. Dalam gambarnya aku dapat melihat diriku saat m

h sedang men

__

doh tersebut yang masih diam seolah mematung atas sikapku barusan. Padahal

Tapi tadi sudah. Ssshhh ... apa sebaiknya

gkin menyuruh Minwo pulang bukan ide buruk. Aku men

ulang dan masakkan s

o: "

it kutunggu di apart

l

dengan frustasi. I don't even car

imatku terhenti ketika kakiku me

idur di pinggir kasur. Perlahan kuselipkan tanganku pada tengkuknya, dan tangan yang lain meraih bagian belakang lu

ekali tertidur, Gad

itu lembut. Matanya cukup mempesona dengan bulu mata yang tidak terlalu tebal--bentuknya yang bulat, saat tertutup bagai sebutir bawang merah

endaratkan pantatku, dan bersandar, kemudian melipat kedua lengan pada dadaku--sembari menatap b

bergerak pelan menambah kesan seksi. Matanya yang ind

yum yang tersungging seakan meng

beringsut untuk beranjak dari kasur yang dia tiduri. Baju tidur berwarna hitam

tidak beranjak dari dudukk

k di atas pangkuanku, wajahnya y

ia tengah di

engendusi bau tubu

r untuk menutup bibirku, lalu sesaat kemudian

..." Dia

etika beradu dengan milikku. Aku tidak menolak, tidak juga mem

Ini perintah." Di

par, serta gemas. Bibir kami mulai berebut kemenangan, aku baru tahu rasa manis ketika bibir lembutnya kucumbu perlahan namun dalam. Ketika kusesap k

si nakal. Ini y

Kusesap kuat dengan membelitnya kecapan-kecapan cepat m

uas. Kurengkuh tubuh berisinya dalam gendongan koala dan berjalan menuju kasur king size.

i ini adalah akhir pertemuan kami. Atau perasaan ketika hari

pada payud*r*nya, bahkan menggigit kecil tonjolan miliknya yang mengeras. Bentuk yang sempurna, menyembul indah. Sementara jemariku m

ringai. Hari ini dia tampa

semua kain yang menempel pada tubuhku, lalu atensiku kembali

pangkal pahanya bahkan telah tersingkap ke atas dengan bel

! Aku mau lebih!" Di

mpatkan diriku di antaranya. Kutekuk kedua kakinya dan dia sambut dengan merengkuh kedua lututnya. Mat

n yang mengg

lagi bibir mu, Gad

inci area intimnya. Perlahan, namun khidmat. Dia menggeliat dan men

..." Kae

me, Girl!"

Dia mendesah tertahan. Maka kuperdalam bibirk

ting dan membalik tubuhku hingga aku berada di bawahnya. Da

ggulnya bergerak maju mundur mengimbangi ge

at stress dan mulai bergetar. Sementara lidahku berkali-kali memompa

yang malam ini cukup nakal menurunkan tubuhnya ke bagian bawah tubuhku. Menaiki pa

terasa sangat nikmat, mulutnya pun mengerang untuk rasa y

namaku saja rasanya percikan dalam dadaku

ngkuh tubuhnya, tanganku berusaha meraih pipi pantatnya dan kuremas perlahan. Tub

ku menatap lekat wajahnya yang bersemu merah. Bulir

in memburu. Dia menikmati setiap sentuha

gan milikku, aku bisa merasakan itu. Sama seperti ketika tubuh berg

anting oleh rasa panas yang seakan berpijar h

-sudah, Minw

nya ini hanya mimpi. Mataku mengerjap

ah membujuk gadis ringkih di ata

engut kesal melihat ked

tidak. Hanya sedik

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka