Pesona Bodyguard Tampan
pintu tersebut. Di tangannya yang mengepal terlihat sesuatu benda yang dicengkeram dengan erat. Sementara di samping David, tepatnya di kursi
anya Dion tanpa menoleh. Pandangannya tetap fokus me
. Tidak langsung menjawab, David kemudian ikut duduk. "Aku m
umunan di kediaman Jordan. memang sudah tugasnya para
ukkan ke dalam saku kemeja. "Berita tentang perni
n kedua tangan di atas paha. "Justru itu, aku jadi malas mel
ya pernikahan July." Mendesah sesaat ikut merubah posisi sama persis seperti yang
a dinding menyandarkan tubuhnya yang mulai lelah. "Secepat it
a duduk dengan pikiran yang melayang-layang tanpa arah. Sampai tiba-tiba
siap. Berdiri secara bers
keadaan Non
s? Dia baik-baik s
awatiran. Apa lagi untuk David. Jujur saja dia begitu khawatir. Namun, karena sadar akan posisi, David
, Tesa sontak melempar senyum. "July baik-baik saja. J
rena David yakin, biarpun meneteskan darah, tapi lukanya tak terlalu dalam. Seti
t. Bergeser sedikit menjauh. "Kau pulang saja, tak
saya untuk menjaga Nona July di sini." David tak mau pulang. Sungguh berat rasanya jik
u juga July akan merasa senang ji
dak David. "Ini kan hari minggu, tugasm
." Tesa meng
datang lagi, besok." Tersenyu
n pulang. Aku janji akan datang lebih awal, besok.
ntuk hari ini," ucap Tesa seb
emakin menjauh, Tesa lantas mengajak Dion untuk
ng ini jelas-jelas hanya bisa di masuki oleh keluarga konglomerat –yang permalamannya saja bisa mencapai 5 juta-. Di dalamnya terlihat beberapa fasilitas yang tak mungkin a
ah sakit di mana semua orang dalam keadaan lemah terbaring tanpa kekuatan penuh. Contohnya July, meskipun dia
kan?" Tesa menyuruh Dion segera beristir
ersebut, menata bantal kemudian membar
tahun menyambut kedatangan David yang baru s
melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 10 malam. Meskipun terlihat masih terlalu awal untuk anak muda, tapi bagi David pukul
g tanya meng
kahan, itu memang karena kondisinya yang tidak memungkinkan. Sudah hampir lima bulan Ti
ikhlaskan, tentu Tian juga begitu. Sayangnya serangan panik yang terjadi usai pemakaman, berlangs
Meraih majalah dari tangan sang ayah, kemudian menaruhnya
gis. "Kenapa kau malah mengelak?" melotot tajam. "Dari mana saja k
rbaris di balik mulut terlihat jelas. Runtutan pertan
genggam hangat kedua tangan sang ayah. Menatap wajah yang mulai jelas kerutan
k berdiri. Menuntun menuju kamar supaya lekas bisa
h!!
sung bergegas masuk ke kamarnya sendiri. Tak perlu mandi, lebih baik langsung ti
jika bisa Davi