Pembantu Cantiknya Tuan Muda
luar dari kamar. Aku berjalan melewati pintu samping, karena aku ta
enggaman tanganku, hin
pintu keluar, aku ingin segera keluar dari rumah yang dulunya sangat nyaman
ERGI MA ..." Sarah berteriak memanggil mamanya, sementara tangannya berusaha menahan kepergianku.
menghampiriku yang sudah sampai di teras rumah.
akan tanggung jawab," kata pak Lukman memohon, tap
an. Ibu malu. Ibu sudah
ya dengan air mataku. Aku tahu beliau adalah orang baik dan tulus, tapi perbuatan bej*t anak
ke polisi!" ancamanku sepertinya membuat mereka takut. Per
r kamu." Pak Lukman menawarkan bantuan. Aku menengadah ke ata
atap dengan mata pria jahat itu, lagi-lagi emosiku mencuat dan meradang. Kejadian tadi tergambar begitu jelas d
tiku. Aku duduk di bangku halte. Aku bersandar di pilar, tatapanku kosong mengarah pada percikan hujan di gena
tinggalkan Alfian bisa hilang, tapi hanya luka tergores kuku tajam yang aku dapat. Sangat perih, tapi perihnya tak sebanding dengan perih di hatiku. Lagi-lagi air mataku meleleh tanpa bisa di cegah.
ke arahku, sorot cahaya lampu mobil menyilaukan pengelihatank
namun berisi, rahangnya tegas, pria itu turun dari mobil dengan memakai kaos polo warna putih dan celana jins yang membungkus kakinya. Wajahnya terpahat be
nku, ia bertanya tanpa ekspresi. Tak ada rasa bersalah se
terpukul saat ini, seperti ribuan sembilu sedang merajam hatiku. Aku melangkah menjauhi Alfian, melihatnya hanya menamb
ntar," uc
fian, hingga wajahnya terlempar ke samping. Pria itu me
gan nafas memburu, tanganku mengacung ke wajah Alfian. Aku mera
rkan cek tersebut ke hadapanku. Tangan Alfian masih mengambang di udara, karena aku be
a benar-benar ingin meluluh lantakkan harga diriku, menyamakan
ngisku pecah, aku menangis tersedu-sedu sembari memukuli dada Alfian bertubi-tubi.
yang kau inginkan?" Alfian menatap mataku yang basah dengan linangan air mata. Aku jijik melihat p
binatang. Kusumpahi kamu masuk ner
n menghempaskan tanganku dengan kasar, lalu pergi memasuki mobil dan membanting pintunya dengan keras. Mening
gkok memeluk lutukku sendiri, membiarkan cek itu terbawa angin di tengah guyuran air huj
*
ri kampung terkejut melihat keadaanku y
ntuk sementara waktu?" tanyaku yan
atna membawaku ke dalam kos-kosannya yang hanya beruk
leher dan dadaku yang penuh dengan bekas kiss mark. Tang
ik. Bayangan pria itu yang terus mencumbuku dengan paksa terus saja berkelebat, bahkan sentuhannya masih terasa
amar mandi, lalu duduk di atas k
u ada mas
tatapan kosong, mungkin gurat kes
cerita, siapa tahu aku bisa bantu!" Ratna men
ntuk cerita." Aku menurunk
Ratna mengam
moh
un percuma, keperawananku tidak akan bisa kembali lagi. Aku hanyalah orang miskin sedangkan dia orang kaya. Bagaimana bisa aku menuntutnya ke kantor polisi. B
a memberiku satu b
kas
aduk nasi goreng di depanku dengan sendok. Entah
melamun, a
makanan, aku hanya mampu memakan tiga sen
rhenti, sih?"
ng. Tadi sebelum ke sini a
kanan," protes Ratna saat melihatku
ok pagi aja. Sekarang a
nggak a
ang, sementara Ratna masih memakan
alus Ratna di sampingku. Setelah memastikan Ratna tert
pesan dari mas Fi