Godaan Pelakor Binal
ku. Mas R
ali tidak botak, rambutnya lebat hitam dan lurus. Perutnya
tokoh utama di novel percintaan dengan judul: Mafia posesi
n begitu mendudukan bokong di kursi. "N
u sudah tahu. 'Kan kita sudah
kurang sopan, aku tidak mungkin memperburuk nama Ma
engadu. Membeberkan semua yang terjadi pada pertemua
rlihat dari gerak-geriknya yang sangat elegan. Dia mengambil buku menu di
ini akan singkat, tidak akan memesan jenis ma
cake
Melambaikan tangan ke arah pelayan, menyebutkan pe
u takut pertemuan kita membuat be
ku Kebetulan
nebak mungkin dia juga terpaksa melakukan pertemuan ini karena paksaan Ibunya. S
di kesal karena harus menyit
r." Langsung tembak pada intinya. Benar, kan? Dia terpaksa dan aku j
aik sebelah, agak terkejut mendengar kata
ya
mau lagi ket
ekspresi terkejut. Matanya menyorot tajam, tapi tidak menghakimi. Kulit wajahny
pikal pemain wanita. Maksudku, dengan rupa yang seindah ini, agak mustahil
. Benar atau tidakn
akhir." Bohong, mana ada aku bilang begitu. Aku mengataka
Aku bukan tipe perempuan lemot yang ga
alam drama-drama Romansa. Aku muak deng
bertemu kembali karena aku langsung menuju pada poin penolakkan, tetapi dia malah menyipitkan ma
ik macam tokoh fiksi. Mereka pasti dianugerahi kepercayaan diri yang tinggi. Aku tidak mau bilang narsist
nggak
any
tens. Aku benci sekali gerakan tubuh sensual itu. Seolah
buku kalau aku akan kete
mewakili kejadian y
mar ingatan percakapan antara aku da
ng bikin dia illfeel. Bilang kalau lo orangnya temprament, makan lo bunyi kaya
uku novel romansa setengah porno. Dia menyarankan kalau aku tak bisa
yebabkan sirnanya langkah un
ak rumit, tapi aku kayaknya
bisa bertingkah sesua
u si
gga
erkata apa-apa, tapi aku tahu kalau
erlalu memanfaatkan kemampuan logika mencerna situasi.
g yang menyebalkan d
i itu terdengar. Aku sudah
bisa bohong
nap
itu orangnya baik, sopan, pekerja keras, dan pintar. Kalau aku bilang sama
pertemuan dengan Tante Desi--Mamanya Ruby--bulan lalu langsung terpu
ernyata menyingkirkan Ruby tidak s
uka terang-terangan padanya. "Aku bakal coba jelasin ke Mamaku nanti. Kita ketemu sekali lagi, setelah itu aku
lu antusias, yang menye
dia manis sekali
i lagi aja,
emakan pancake dengan damai. Tanpa perl
gkin kepalanya sedang berpikir bagaimana menyusun alasan untuk meno
g mengatur. Yang jelas, sekali
bukan
erpisah dan aku menemui Adel sore ha