Calista Kaz : Penyihir Naga Arkhataya
yang tengah menatapku dengan sorot mata ungunya yang
halus di tengkukku meremang. Tatapannya yang awalnya dalam, membuatku membeku. N
ggerakkan bibirnya. Sepasang mata ungu
lahan padaku. Ada dorongan yang begitu kuat dari alam bawah sadarku un
tangan kananku ke arahnya. Belum s
ah dengan mengacungkan tangan kanan
AK
k penyimpan buah hingga rak itu pata
u terjatuh dan aku
ain berteriak dan ber
ang dimiliki ayahku itu hingga dia bisa mengemp
seru Arman panik ser
ki misterius tadi telah bangun dari tumpukan apel yang ber
ya kesal hingga menju
sakitan. Kakiku
kedua tangannya ke arah penyerang kami yang langsung menghindar dengan ce
yang langsung terdorong jatuh dan menggerung kesakitan. Arman ber
arkan pukulan jarak jauh yang sangat keras hingga tubuh penyerang kami terdoro
ena aku bersumpah telah melihat Arman menjatuhkan laki-laki penyerang kami itu hanya dengan mengayunkan ke
Arman dan bergegas hendak menghampAR
a berputar-putar dan menembus langit-langit kayu. Mengempaskannya dengan keras kembali ke la
bergerak. Darah mengalir
an panjang terlo
ke arah tubuh kaku ayahku yang sangat
u hingga airmata memb
yata adalah pertanda. Dan
ngan kepala tegak menatap bengis ke arah tu
kalung perak berinisial huruf capital R. Rambutnya yang berwarna hitam keperakan terlihat mengkilap den
menatapku yang tengah
kasar. Nada suaranya
a karena tubuhku teras
arnya marah seraya menyer
ersebut dengan penuh amarah da
parku den
tadi mencoba menenangkan suasana dengan menarik tanganku lalu menggenggam tanganku
an bingung karena berusaha melindungiku. Garis wajahnya terlihat tegas
ngannya ke arahku dengan raut muka merendahkan. "
gu terliha
u!!" ucapku marah pada si mat
n hidup. Kau akan menyesal jika membuatnya benar
ngan sekuat tenaga bagai
arah pada Rufus dan me
u dan mencengkram dengan kasar. "Gadis bodoh! Aku berusaha men
tak berguna sepertimu. Kaulah yang membunuh ayahmu sendiri!" kekehnya senang seraya men
tuh dia!" r
kencang dan tak mem
dengan kabut tipis yang perlahan mulai memenu
gkok tertarik ke atas mengikuti keningnya yang ber
atangan teman dari Lem
ta bernama Tristan Readick. Dan raut
am kabut yang mulai memenuhi ruangan. Kedua mataku berusaha mencari sum
ja menggunakan cara-cara pengecut seperti ini
ang berdiri tegak di depan kami dan menatap lurus ke a
desis Trist
arah Brisa lalu m
kan lidah api yang berkobar keluar tiba-ti
enghindar sambil mene
an gundukan es yang tinggi dari kedua t
geram ke arah si mata ung
membuat pusaran angin yang besar lalu menghilang dalam pusaran angin ken
menarik tanganku untuk memasuki pus
yang melompat dengan lincah di hadapanku dan Tristan sera
terlepas dariku lalu kami berdua kehil
h si penolongku di kencangnya arus pusaran angin yang memb
Tristan yang terjatuh di sampingku. Lalu pusaran angin
ya untuk membantuku berdiri. Namun, dengan ce
Tristan marah seray
yang menggulung tubuh pangeran penolongku itu
perak menjadi pucat. Kedua mata
eriak Bri
ti laki-laki beranting per
isa pada teman satunya yang berambu
ristan sambil melontarkan hujaman batu
jendela kaca hingga pecah berantakan
gan kekarnya untuk menangkap Nes
kit payah Tristan berbi
utar dan menghilang bersamaan dengan kepulan
perlindungan di balik rak-rak
g. Ruangan terasa berputar. Dan