AMBISI GADIS DESA
, Nay. Ambil pakaian i
karena Rusdi menyuruh gadis kecil itu menginap di rumah sakit saja
yna sembari melangk
memanaskan soto yang dibeli oleh Indra untuk dirinya dan sang i
yang mahal, kan? Untung tidak b
potnya di kertas notanya. Mak
bisa beli soto ini, Man.
g, Bu. Ini ga
ekerja sebagai mandor di tempat usaha penggilingan padi pamannya, teta
melaporkan kepada pamannya. Mau tak mau mereka tutup mulut demi kebutuhan hi
, Bang," ucap Lastri adik P
cuma ambil barang," sahut Parman tanpa
nafsu makan kalau lihat anak ini," oceh
tuk mengambil pakaian ganti. Sejenak Nay melihat kamar ini tak ub
lipat milik Parman ada di samping lemari dan ada noda darah. Nay seger
u mencuri uang anakku!" Terdengar suara ker
sa mengoceh tak jelas," desis Nayna
k sih? Apa kamu tidak punya t
engar kok,"
an ambil ua
Itu uang ibu dan aku," kata Nayna yang hanya bi
sang ibu sudah hancur yang disimpannya di bawah kolong ranjang. Rencananya u
i dia bergegas keluar dari kamar Maya lalu menutup kembali pintunya. Namun ad
dua soto dan dua esnya? Kamu makan sama siapa,
" Lastri protes padahal dia ingin membawa s
Parman te
masuk perut Nay dan Mas Indra, Kak," kata Nayna
u yang beli, Man? I
ng. Dia tidak mau membalas kalau tetangga memberinya lauk pauk atau kue. Dia m
Indra mengernyitkan dahi m
a beli dimakan keluarganya si Parma
apa-apa. Nanti
mah sakit. Tanpa sepengetahuan Nay, Indra tersenyum. Dia bahagia menden
an kesedihan menyap
Gadis itu sedikit terkejut, tetapi dia sadar jika Indra tak
*
i tak masalah jika Indra mengantarkan Nay ke kamar Maya. Pe
dra saat melihat Nayna b
Indra," kata Nayna berupa bisikan
serius?" Indra merasa Nay
ibu. Apa pisau lipat ini yang
erlihatkan benda itu yang masih terdapat bercak darah sehingga mem
" Pertanyaan Indra mendap
gkus pegangan pisa
napa?" Nayna tampak bingung
Nay s
sidik jari tidak boleh dihi
n film, Mas
a nanti aku tunjukkan ke kakek ya. Biar si Pa
gkus pisau lipat itu dengan koran yang dia temukan di bawah ranjang sang
Nay da
mengomel pada ibunya. Dia mengenali mereka yang tak lain adalah ip
cara dengan kakak bibi," kata Maya yang tak
ik,
a bibinya bukan menjenguk karena kasihan, tetap
*
buah hatinya yang tertidur pulas di lantai beralaskan karpet. Dia
dua kalinya. Sudah cukup suami pertama yang menggoreskan luka di hatinya, t
h menjanjikan sawah untuk Parman asal mau menikahi Maya. Maya pikir jika p
gan merepotkan kami lagi. Kamu bu
ikahimu meski jadi istri keempat ti
an tidak mau kerja. Masih untung ayah memb
sa harus menghubungi keluarganya karena meminta bantuan soal keuangan bia
a bersama Pardi, tetapi siapa sangka jika pria itu memutuskan
yahmu dan menjadi milikku kelak. Tapi kau m
r dan tak pernah dapat warisan kecuali rumah yang sekarang dit
endapati sang ibu terjaga sembari duduk
wab Maya menggeser tubuhnya aga
as Indra belikan ibu n
anmu, Nduk," kata Maya memegang perutnya yang berbuny
sakit saja buat menghangatkan kembali?" tany
pula ini tengah malam. Memangnya Nay tidak takut keluar?" Maya
jadi takut," sahut Na
tu. Yang harus kamu takutkan itu manusia, Nduk,
a manusia lebih menakutkan daripada hantu," kata Nayna mer
dan Rusdi. Kedua orang itu bisa menjaga dan menyayang
akan selagi Parman tidak ada di s
" ajak Maya terkekeh melihat
di depan menemani. Meski banyak nyamuk dan dingin tak
samb
, Nay. Ambil pakaian i
karena Rusdi menyuruh gadis kecil itu menginap di rumah sakit saja
yna sembari melangk
memanaskan soto yang dibeli oleh Indra untuk dirinya dan sang i
yang mahal, kan? Untung tidak b
potnya di kertas notanya. Mak
bisa beli soto ini, Man.
g, Bu. Ini ga
ekerja sebagai mandor di tempat usaha penggilingan padi pamannya, teta
melaporkan kepada pamannya. Mau tak mau mereka tutup mulut demi kebutuhan hi
, Bang," ucap Lastri adik P
cuma ambil barang," sahut Parman tanpa
nafsu makan kalau lihat anak ini," oceh
tuk mengambil pakaian ganti. Sejenak Nay melihat kamar ini tak ub
lipat milik Parman ada di samping lemari dan ada noda darah. Nay seger
u mencuri uang anakku!" Terdengar suara ker
sa mengoceh tak jelas," desis Nayna
k sih? Apa kamu tidak punya t
engar kok,"
an ambil ua
Itu uang ibu dan aku," kata Nayna yang hanya bi
sang ibu sudah hancur yang disimpannya di bawah kolong ranjang. Rencananya u
i dia bergegas keluar dari kamar Maya lalu menutup kembali pintunya. Namun ad
dua soto dan dua esnya? Kamu makan sama siapa,
" Lastri protes padahal dia ingin membawa s
Parman te
masuk perut Nay dan Mas Indra, Kak," kata Nayna
u yang beli, Man? I
ng. Dia tidak mau membalas kalau tetangga memberinya lauk pauk atau kue. Dia m
Indra mengernyitkan dahi m
a beli dimakan keluarganya si Parma
apa-apa. Nanti
mah sakit. Tanpa sepengetahuan Nay, Indra tersenyum. Dia bahagia menden
an kesedihan menyap
Gadis itu sedikit terkejut, tetapi dia sadar jika Indra tak
*
i tak masalah jika Indra mengantarkan Nay ke kamar Maya. Pe
dra saat melihat Nayna b
Indra," kata Nayna berupa bisikan
serius?" Indra merasa Nay
ibu. Apa pisau lipat ini yang
erlihatkan benda itu yang masih terdapat bercak darah sehingga mem
" Pertanyaan Indra mendap
gkus pegangan pisa
napa?" Nayna tampak bingung
Nay s
sidik jari tidak boleh dihi
n film, Mas
a nanti aku tunjukkan ke kakek ya. Biar si Pa
gkus pisau lipat itu dengan koran yang dia temukan di bawah ranjang sang
Nay da
mengomel pada ibunya. Dia mengenali mereka yang tak lain adalah ip
cara dengan kakak bibi," kata Maya yang tak
ik,
a bibinya bukan menjenguk karena kasihan, tetap
*
buah hatinya yang tertidur pulas di lantai beralaskan karpet. Dia
dua kalinya. Sudah cukup suami pertama yang menggoreskan luka di hatinya, t
h menjanjikan sawah untuk Parman asal mau menikahi Maya. Maya pikir jika p
gan merepotkan kami lagi. Kamu bu
ikahimu meski jadi istri keempat ti
an tidak mau kerja. Masih untung ayah memb
sa harus menghubungi keluarganya karena meminta bantuan soal keuangan bia
a bersama Pardi, tetapi siapa sangka jika pria itu memutuskan
yahmu dan menjadi milikku kelak. Tapi kau m
r dan tak pernah dapat warisan kecuali rumah yang sekarang dit
endapati sang ibu terjaga sembari duduk
wab Maya menggeser tubuhnya aga
as Indra belikan ibu n
anmu, Nduk," kata Maya memegang perutnya yang berbuny
sakit saja buat menghangatkan kembali?" tany
pula ini tengah malam. Memangnya Nay tidak takut keluar?" Maya
jadi takut," sahut Na
tu. Yang harus kamu takutkan itu manusia, Nduk,
a manusia lebih menakutkan daripada hantu," kata Nayna mer
dan Rusdi. Kedua orang itu bisa menjaga dan menyayang
akan selagi Parman tidak ada di s
" ajak Maya terkekeh melihat
di depan menemani. Meski banyak nyamuk dan dingin tak
samb